Senja, 21 September

158 29 26
                                    

Setelah pemuda itu kembali tenang Aska membersihkan dan mengelap wajah pucat Senja dengan tisu basah dengan mata yang terlihat Sembab dan bengkak.

Dengan sabar dan tak kenal lelah Aska mengurus Senja selama di RS hingga lupa mengurusi diri Nya sendiri sampai ia terlihat sangat lusuh.

"Kak."

"Emm!"

"Sebaiknya Kaka pergi mandi dulu lalu istirahat sebentar, lagian Senja sudah gak apa-apa." Ucap Senja.

"Iya, nanti kaka mandi kok." Jawab Aska lanjut mengelap bagian tangan Senja.

"Iya sih! Tapi ketek Kaka sudah mulai bau." Gurau Senja sempat meledek Aska yang seketika tersenyum menahan tawa.

"Hm! Baiklah kalau begitu Kaka bakalan mandi sebelum kamu sesak nafas karena bau ketek Kaka." Balas Aska masi menahan tawa.

Senja ikut tertawa sekadar tersenyum lemah di atas tempat tidur.

Setelah selesai membersihkan tubuh Senja, Aska segera beranjak dan mengambil handuk serta pakaian yang ia bawa dari rumah lalu masuk kedalam kamar mandi.

Sementara Senja yang terbaring mencoba untuk bangun lalu menyadarkan tubuh Nya di ujung tempat tidur.

Pemuda itu lalu mengambil mainan robot di atas meja pada saat itu pun Senja melihat bingkai foto yang terpajang beserta bukan diary milik Nya yang lupa Aska simpan semalam.

Setelah mengambil mainan itu, Senja kembali mengulurkan tangan untuk mengambil bingkai foto beserta diary itu.

Awal Nya pemuda itu tidak mengenali dua orang yang tengah berada di foto itu bahkan senja kini tidak bisa membaca tulisan Andrian di foto itu. Namun sebagai seorang anak Senja tentu nya memiliki ikatan batin dan bisa merasakan kalau itu adalah ayah dan juga ibu Nya.

Dengan tatapan sendu Senja terus memandangi foto Andrian dan juga Haruka sembari mengelus-elus kaca pada foto itu.

"Papa sama Mama kenapa tidak datang buat jengukin Senja." Gumam Senja merindukan kedua orang tua Nya yang bahkan lupa bahwa Haruka telah lama meninggal.

Cukup lumayan lama sampai akhirnya Aska selesai dari kamar mandi. Sekarang Aska terlihat lebih segar, wangi hingga menyeluruh ke seluruh sudut kamar.

Dengan masi berdiri di depan pintu kamar mandi sambil mengeringkan rambut dengan handuk Aska melihat Senja tengah membuka buku diary itu.

Aska pun bergegas mendekati Senja sebelum pemuda itu tau dan sampai ke bagian yang ia baca semalam soal penyakit yang saat ini Senja derita.

"Senja." Panggil Aska.

Senja menoleh ke arah Aska yang berdiri di samping Nya.

"Kamu lagi ngapain." Tanya Aska.

"Gak lagi ngapa-ngapain. Cuma ini buku siapa?" Menunjukkan buku diary itu yang sebenar nya adalah milik Nya.

"Itu buku diary kamu."

"Buku diary Senja."

"Iya."

Senja kembali menatap sampul diary di pangkuan Nya itu.

"Apa kaka bisa membacakan Nya, biar Senja bisa tau keseharian Senja dulu Nya tuh kaya apa."

Aska mengerutkan dahi mendengarkan permintaan Senja barusan yang bahkan lupa cara membaca.

"Apa kamu tidak tau cara membaca tulisan di buku itu."

Senja menggeleng pelan.

"Hmm!"

SENJA 30 SEPTEMBER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang