Senja, 22 September

166 23 3
                                    

"Tidur lah ini sudah malam," Ujar Aska sambil merapikan selimut Senja.

Senja kemudian menarik pergelangan Aska di saat pria itu akan pergi ke sofa yang tersedia di kamar untuk lanjutkan tulisan senja seperti permintaan pemuda itu pagi tadi.

Aska menoleh menatap tangan Senja yang menarik pergelangan baju Nya.

"Kenapa?." Tanya Aska.

"Kaka duduk dulu, Senja mau ngomong."

Aska kembali duduk di depan Senja yang tengah terbaring.

"Jadi! Kamu mau ngomong apa!?"

"Senja mau pulang." Ucap Nya.

"Hah?"

Mendengar permintaan adik Nya Aska memegang tangan Senja yang sedang terbaring menyamping sambil tersenyum.

"Belum waktunya kamu pulang, tunggu sampai kamu sembuh dulu baru kita akan pulang ke rumah." Bujuk Aska mengelus-elus lengan Pemuda itu.

Senja menghela nafas pendek.

"Tapi Senja sudah bosan di sini."

"Ya! Kaka pun juga sama, tapi ini belum waktunya untuk kita pulang." Ucap Aska.

"Kak. Apa kaka tau semalam Senja bermimpi."

"Kamu bermimpi apa?"

"Aku gak begitu ingat jelas. Tapi Senja lihat ada dua orang yang ingin ngakak Senja pergi." Ucap Nya.

"Pergi kemana?" Tanya Aska mulai serius mendengarkan cerita Senja.

"Gak tau? Tapi tubuh mereka terlihat besar berwarna putih dan satunya lagi terlihat gelap. Senja sampai bingung saat itu mau ikut yang mana."

Mendengar cerita mimpi Senja yang aneh lantas membuat perasaan Aska merasa tak enak.

"Tapi kak saat itu Senja juga mendengar suara pria yang minta Senja nungguin dia pulang. Sampai akhirnya Senja tidak jadi ikut mereka pergi. Menurut kaka, apa mungkin itu suara papa."

" Ya, bisa jadi itu memang papa. Dia memanggil kamu agar tidak jadi pergi bersama mereka."

"Tapi Senja takut. Sejak tiga malam terakhir. Senja sering bermimpi hal yang sama, dan sosok berwarna putih itu terlihat semakin mendekat ke arah Senja."

"Kamu tidak perlu takut, itu hanya mimpi. Sekarang kamu tidur Kaka akan di sini buat jagain kamu."

"Tapi janji kan besok kita akan pulang."

Sesaat Aska tak menjawab, menarik nafas panjang. "Iya, Kaka janji kita akan pulang besok."

Setelah yakin dengan perkataan Aska. Senja mulai menutup mata untuk tidur. Sambil menggenggam tangan Senja, Aska menunggu pemuda itu sampai benar-benar terlelap sebelum pergi untuk menulis.

~~~

Sementara Aisyah yang selesai menghafal semua materi ujian untuk besok, tiba-tiba kepikiran dengan perkataan Senja dulu yang pernah mengajak Aisyah untuk menikah saat mereka lulus nanti.

Namun saat itu Aisyah belum memberikan jawaban apapun ke Senja hingga sekarang, dan itu membuat Aisyah merasa sedih terlebih lagi dengan kondisi Senja saat ini.

Setelah sholat dengan masih memakai mukenah. Aisyah berjalan keluar menghampiri kedua orang tua Nya yang sedang duduk menonton tv.

"Abi, umi." Panggil gadis itu.

Kedua orang itu pun menoleh ke arah putri mereka yang tengah berdiri di samping sofa tempat ayah Aisyah sedang duduk.

SENJA 30 SEPTEMBER (END)Onde histórias criam vida. Descubra agora