Senja, 30 September (END)

473 39 17
                                    

Kini jenazah Senja telah di pulangkan ke rumah. Semua teman sekolah, guru, keluarga dan kerabat Andrian datang untuk menghadiri pemakaman Senja di hari itu. Dengan pakaian yang senada berwarna hitam.

Dan Aisyah terlihat berada di samping jenazah Senja yang tertutupi kain dalam keadaan yang teramat sedih.

Kain transparan yang digunakan pada area wajah pemuda itu, setidaknya membuat Aisyah dengan leluasa memandangi wajah suaminya. Sembari bersandar pada pundak ibu nya.

"Pak, ini sudah saatnya kita untuk memandikan jenazah." Ucap salah satu warga yang ikut serta dalam pemakaman itu.

"Iya pak." Jawab Andrian.

Di saat Andrian akan pergi. Aska dan Arga kemudian datang menghampiri ayah mereka.

"Pa!" Sahut Aska.

"Iya."

"Kami mau ikut serta untuk memandikan Senja. Boleh kan pa!"

"Kami juga Om." Sahut William yang muncul bersamaan Morgan.

Andrian tersenyum haru melihat begitu banyak orang yang amat menyayangi Senja dan suka rela ingin memandikan putra Nya.

"Baiklah, ayo."

Kini tiba saatnya proses memandikan jenazah. Dan yang melakukanya adalah Aska dan Arga beserta kedua sahabat Senja sementara Andrian yang akan menyiramkan air.

Saat Andrian melakukan siraman pertama. Andrian teringat kembali di masa-masa saat ia memandikan Senja sewaktu bayi.

Dan momen itu kembali terulang namun di saat yang paling menyedihkan buat Andrian.

Di mana putra nya harus pergi lebih dulu ketimbang dirinya, yang merupakan hal yang paling memilukan bagi Andrian saat ini.

Aska kembali tak mampu menahan air mata di saat dirinya mulai membilas wajah Senja. "Hiksssss.."

Melihat tangisan Aska, hal itu memancing semua orang ikut meneteskan air mata.

"Aska." Sahut Andrian menyentuh pundak Aska.

"Kuatkan diri kamu nak! Adik kamu juga bakalan sedih jika ngeliat kamu nangis terus kaya gini." Ucap Andrian.

"Hiks. Maaf pa!"

"Kak. Lu harus tegar." Ucap Arga sembari mengelus punggung pria itu.
.
.
.
Setelah memandikan jenazah Senja. Kini saatnya Senja akan di pasangkan kain kafan.

Namun sebelum itu. Mereka semua di beri kesempatan untuk melihat Senja untuk yang terakhir kali nya.

"Selamat jalan ya sayang. " Ucap Aisyah. Sembari menatap wajah suaminya. Kemudian mencium kening Senja.

Saat ia merasa tangisannya mulai tak tertahankan. Aisyah segera berbalik menuju ke pelukan ibunya dan menangis sejadi-jadinya.

Dan kini giliran Aska yang mengucapkan ucapan selama tinggal ke adik kesayangannya.

"Kamu terlihat sangat tampan hari ini dek." Ucap Aska, tersenyum sembari bercucuran air mata.

"Senja. Kaka masih tidak percaya kamu sudah ninggalin Kaka. Tapi Kaka ngeliat kamu sekarang berasa kaya cuma lagi tidur."

Aska kemudian menundukkan kepalanya tak sanggup menatap jenazah Senja yang sekarang ada dihadapannya.

"Hiksssss.. andai saja itu benar. Rasanya Kaka pengen ngeliat kamu bangun.. hiksssss" Isak Aska.

Aska yang tidak bisa menahan rasa kehilangan. Lantas segera di rangkul oleh Arga untuk menjauh dan mencoba menenangkan Aska.

Pada Akhirnya jenazah Senja kini mulai dipasangkan kain kafan. Aisyah yang melihat proses itu dari jauh, hanya bisa menangis memandangi wajah Senja yang perlahan-lahan tertutupi kain kafan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SENJA 30 SEPTEMBER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang