Senja, 26 September

201 20 0
                                    

Typo di mana-mana.
Jangan lupa komen ya..

Saat malam hari Aisyah memutuskan untuk tidur di kamar tamu dan membiarkan Andrian yang menemani Senja malam ini.

"Jadi kamu tidak keberatan kalau malam ini kamu tidur di kamar tamu." Ujar Andrian.

"Sama sekali aku gak keberatan kok pa! Lagian Senja pasti kangen banget sama papa." Jawab Aisyah menyebut Andrian dengan panggilan 'papa'

Setelah obrolan singkat itu Aisyah lantas pergi. Andrian segera masuk ke dalam kamar. Lalu naik ke atas tempat tidur, sesaat ia sempat memandangi wajah Senja yang lebih dulu tertidur Sembari mengusap dahinya.

Sebelum ia merebahkan diri dan mulai tidur, Andrian mengambil mainan yang masih Senja pegang dengan perlahan. Setelah menyimpan mainan itu di atas meja Andrian kemudian mulai terbaring lalu tidur di samping Senja.

Malam kian larut seluruh penghuni rumah sudah dalam keadaan terlelap. Namun tidak dengan Senja ia tiba-tiba saja terbangun saat sakit kepalanya kembali kambuh.

"Aaaah!!" Dengan suara yang amat pelan Senja berusaha untuk tidak bersuara agar tak membangunkan ayah Nya yang tengah tertidur pulas di samping dia.

"Arrrgggh... Hiksssss.." Tubuh Senja tak hentinya menggeliat menahan sakit sembari membungkam mulut Nya.

" Arrrgggh.."

Dalam keadaan meringkuk di atas tempat tidur Senja menjerit tanpa menimbulkan suara agar tak memecah keheningan malam itu.

Tangan pemuda itu mengepal kuat di tepi kasur. Tangan kanan Nya mencengkram sisi belakang kepala Sembari meronta-ronta menahan sakit yang amat luar biasa. Dan semua itu masih belum di sadari oleh Andrian.

Hingga tiba waktu subuh Andrian terbangun bersamaan dengan suara Adzan yang tengah berkumandang.

Andrian sempat melihat kearah Senja yang tertidur  menyamping membelakangi Nya. Ia lalu beranjak dan mengira Senja saat itu masih dalam keadaan tertidur hingga ia tak berniat untuk mengganggu nya.

Setelah semua orang terbangun mereka kemudian menjalankan sholat subuh berjamaah di kamar Senja. Selepas sholat Aisyah kemudian beranjak terlebih dulu untuk mengecek keadaan Senja.

Saat tiba di depan pemuda itu. Aisyah terkejut melihat kondisi Senja yang terlihat semakin lemah. Tangan Senja yang terpasang infus terlihat menjuntai di samping tempat tidur dengan darah yang menjalar masuk ke selang infus akibat gerakan Senja yang meronta-ronta semalam.

"Astaghfirullah. Senja kamu kenapa? " Pekik Aisyah panik dan segera mengubah posisi Senja yang tengah terbaring menyamping.

Andrian, Aska dan dokter Irfan yang mendengar pekikan panik Aisyah segera beranjak dari tempat itu tanpa sempat membereskan sajadah mereka. Lalu mendekati Aisyah.

Dengan perasaan cemas Andrian segera mendekati Senja, dengan wajah yang sudah semakin memucat.

Senja bahkan tak kuat lagi untuk bicara walaupun mulutnya terlihat ingin mengatakan sesuatu. Sorot mata Senja terlihat menyempit seperti terpejam namun dalam keadaan masih sadar dengan keadaan tatapan kosong.

"Paman tolong lakukan sesuatu." Pinta Aska ikut panik melihat keadaan Adik Nya.

Dengan sebisa mungkin dokter Irfan mengecek kembali kondisi Senja sembari mengamati Monitor Vital Sign untuk membaca parameter yang terlihat menunjukkan aktivitas jantung dan kondisi Senja yang kian menurun.

Dokter Irfan hanya bisa terdiam pasrah sebab ia tahu apapun yang ia lakukan itu tidak akan bisa membantu.

Sementara yang lain hanya bisa menangis tampa tahu harus berbuat apa-apa di saat kondisi Senja semakin sekarat.

SENJA 30 SEPTEMBER (END)Where stories live. Discover now