Senja, 16 September

183 43 31
                                    

Suara Bedside Monitor yang terhubung di tubuh pemuda itu terdengar nyaring, sesaat Aska memasuki kamar tempat Senja di rawat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suara Bedside Monitor yang terhubung di tubuh pemuda itu terdengar nyaring, sesaat Aska memasuki kamar tempat Senja di rawat.

Aska mulai berjalan ke arah tempat Senja terbaring dengan memakai alat pernapasan berupa masker oksigen untuk membantu nya bernafas Aska menatap Senja dengan mata sembab. Tangan nya mengulur meraih tangan adik nya di samping tiang penyangga tempat tidur, menggenggamnya sambil menahan air mata.

"Kamu sudah hubungi ayah kamu."

Aska hanya menggeleng pelan sambil terus memandangi adik Nya.

Pria itu menarik nafas panjang, kemudian mendekati Aska yang berdiri di samping Senja. Dokter Irfan memegang pundak pria itu berniat memberitahu soal hasil pemeriksaan Rontgen Senja yang barusan ia lakukan.

"Aska paman ingin mengatakan sesuatu ke kamu tentang kondisi Senja." Ucap dokter Irfan.

Aska memutar badan menghadap pria itu, mendengarkan secara serius apa yang akan dokter Irfan sampaikan tentang kondisi adik nya.

"Kenapa dengan adik saya? Dia baik-baik saja kan?" Tanya Aska hanya bisa mengharapkan hal-hal baik untuk Senja saat ini.

Walaupun sudah terlihat jelas kalau keadaan Senja sedang dalam keadaan kritis, fakta nya apa yang ingin sedang dokter Irfan katakan tak akan sama seperti yang dia harapkan.

Dokter Irfan memberikan amplop besar yang berisi hasil Rontgen milik Senja ke Aska. Aska mengambil amplop itu dan mengeluarkan foto Rontgen milik Senja dengan perasaan was-was.

"Apa ini?"

" Kamu liat bagian berwarna putih yang terdapat di otaknya," Sembari menunjuk ke arah gambar. "Itu merupakan sel kanker yang tumbuh di otak Senja. Coba kamu liat bagian ini."

Dokter Irfan lanjut menjelaskan foto kedua yang merupakan hasil Rontgen paru-paru senja sambil menunjuk pada bagian berwarna putih seperti yang terdapat pada foto pertama.

"Liat!! Sekarang sel kanker itu sudah menjalar ke paru-paru Senja."

"Apa?? Gak mungkin."

Sel kanker yang awalnya hanya terdapat di kepala Senja ternyata sekarang sudah menjalar ke bagian paru-paru.

"Aska dengar, adik kamu saat ini sudah berada dalam kondisi yang semakin memburuk, dia tidak akan mungkin bisa bertahan lebih lama lagi dengan keadaan seperti ini." Ucapnya, terlihat juga tatapan dokter Irfan yang berkaca-kaca selagi menjelaskan kondisi Senja ke Aska.

Aska hanya bisa diam termenung. Perlahan foto itu pun mulai lepas dari genggamannya hingga terjatuh di lantai.

Aska memejamkan mata sembari mendongakkan wajahnya keatas mencoba untuk tetap tegar. Namun perasaan Aska tak sekuat itu ia tidak mampu menahan kesedihan yang ia rasakan saat ini, dan pada akhirnya cairan bening mengalir keluar dari ujung mata pria itu.

SENJA 30 SEPTEMBER (END)Where stories live. Discover now