After Divorce-43

28.9K 3K 476
                                    

"Oh, udah pulang." kata Gwen saat melihat Morgan datang ke dapur dengan masih memakai pakaian kerja.

"Kenapa kamu masak? Kamu lagi hamil."

Gwen tertawa, "nggak papa. Malah waktu di Paris aku lebih capek tau, pergi ke kantor jalan kaki, pulang dari kantor juga jalan kaki."

"Kita punya asisten jadi kamu cukup santai-santai." Morgan menatap makanan hasil masakan Gwen untuk makan malam mereka.

"Aku nggak bisa kayak gitu, malah kayaknya aku bakal stres kalo nggak ngapain-ngapain." Gwen mematikan kompor dan memindahkan hasil masakannya ke piring. "Aku selalu masak makanan kesukaan kamu dan kamu udah terbiasa sama masakan aku, tapi kamu mau dimasakin sama orang lain?"

"Aku pengen selalu dimasakin kamu sih."

"Makanya itu, biarin aku masak. Ayo, kamu belum mandi, 'kan?" Gwen berjalan lebih dulu setelah menutupi hasil masakannya dengan tudung saji.

Morgan tersenyum, "kamu mau mandiin aku?"

"Aku ikut pergi ke kamar untuk siapin pakaian kamu, bukan untuk mandiin kamu."

"Apa salahnya kamu mandiin aku? Mandiin aku dulu dong sebelum kamu mandiin anak kita nanti." Morgan melingkarkan satu tangannya di pinggang Gwen.

"Nggak mau ah, mandi sendiri. Mandiin anak kita emang wajib karena dia masih bayi, kamu? Udah gede gini."

"Tapi aku pengen, Mi."

"Pengen cari kesempatan, mandi sendiri." Gwen membuka pintu kamar mandi lalu pergi ke walk-in closet untuk menyiapkan baju Morgan.

-afterdivorce-

"Jadinya kalian ketemu di mana?" tanya Morgan. Setelah selesai makan malam, Morgan dan Gwen duduk di balkon.

"Di kafe, aku yang nentuin kafenya."

"Dia nggak ada macem-macem ke kamu, 'kan?" tanya Morgan lagi.

Gwen menggeleng, "nggak ada kok."

"Menurut kamu, Edgar keliatan masih tertarik sama kamu?"

Dengan jujur Gwen mengangguk. "Malah abis ketemu sama Edgar tadi, aku jadi kurang nyaman ke dia."

Morgan yang sedang menatap langit beralih menatap Gwen, "maksud kamu?"

"Kurang nyaman aja, ngomongnya sambil bercanda emang, tapi buat aku kurang nyaman."

Morgan menaikkan alis meminta Gwen untuk berterus terang mengenai ucapan apa yang Edgar lontarkan sehingga bisa membuat Gwen menjadi tidak nyaman.

"Edgar bercanda gitu, bilang kalo lebih bagus aku nikah sama dia. Tapi sambil bercanda, nggak serius."

"Aku nggak akan pernah izinin kamu ketemu sama dia lagi." kata Morgan dan Gwen merasa tidak keberatan.

Gwen tersenyum dan memeluk lengan Morgan lalu menjatuhkan dagunya di bahu sang suami karena mereka duduk bersebelahan, "aku nggak sabar banget ketemu sama anak kita nanti."

"Kamu harus sehat-sehat terus biar kita bisa ketemu sama si baby." Morgan mengusap-usap perut Gwen. "Waktu lahirin Belle, kamu normal atau caesar?"

"Normal." jawab Gwen.

"Serius? Apa Vincent yang nemenin kamu waktu itu?" tanya Morgan lagi dan Gwen mengangguk.

Melihat raut bersalah Morgan, Gwen langsung melingkarkan tangan di leher laki-laki itu. "Tapi nanti ada kamu yang nemenin aku."

"Aku mau kamu persalinan caesar aja nanti."

"Tapi aku aku mau normal." kata Gwen.

Morgan menggeleng, "persalinan normal penuh perjuangan banget."

"Justru itu yang bikin aku bangga sama diri aku sendiri, aku mau persalinan normal."

"Aku suami kamu, kamu istri dan kamu harus nurut sama suami. Caesar."

Gwen sedikit menjauh dari Morgan, "kamu masih egois."

Morgan yang kebetulan sedang minum tiba-tiba saja tersedak mendengar ucapan Gwen barusan, "egois?"

"Aku mau persalinan normal tapi kamu malah nggak izinin."

"Hei, aku takut kamu kenapa-napa."

"Tapi waktu ngelahirin Belle, aku baik-baik aja."

"Menurut aku persalinan normal itu berat banget, nyawa taruhannya, resiko persalinan normal lebih besar daripada caesar. Aku cuma mau kamu baik-baik aja, Sayang." kata Morgan dengan lembut dan itu berhasil meluluhkan Gwen yang sempat kesal.

"Kamu jadi sweet banget sekarang." ujar Gwen.

"Kayak yang aku bilang, aku udah berubah."

Gwen memeluk Morgan, "aku mau kamu selamanya kayak gini. Sweet terus ke aku."

"Tanpa kamu bilang aku bakal berusaha untuk itu." Morgan mengusap-usap punggung Gwen.

Gwen yang sedang menjatuhkan pipinya di bahu Morgan mulai menjauhkannya lalu mengerucutkan bibir untuk Morgan, Morgan pun langsung menciumnya.

"Kayaknya kamu makin cinta sama aku." kata Morgan.

"Makin cinta?" beo Gwen.

"Jujur, pasti dulu kamu udah ada rasa ke aku?"

"Gimana sama kamu? Kamu ada rasa ke aku? Sampe kekang aku, cemburu sama Edgar." tanya Gwen balik.

Morgan tertawa, "jawab dulu pertanyaan aku."

"Kamu yang lebih dulu jawab pertanyaan aku."

"Di mana-mana itu ladies first, Ma'am." kata Morgan.

"Nggak berlaku untuk kita berdua, nggak ada ladies first. Jawab pertanyaan aku lebih dulu."

Morgan terkekeh, "kamu jadi gengsian sekarang? Oke, aku jawab. Dulu aku udah mulai ada rasa ke kamu, bawaannya kesel kalo liat kamu deket-deket sama Edgar. Ya, aku mulai ada rasa."

Gwen diam.

"Aku kaget waktu kamu mau cerai, aku pikir kamu nggak akan mau."

"Aku bener-bener udah capek banget waktu itu." balas Gwen.

"Oke, kamu? Kamu udah ada rasa waktu itu ke aku?"

Gwen menghela napas, "untuk apa aku nangis bahkan sampe terus terang ke kamu kalo aku sakit hati liat kamu sama Aiko?"

Morgan memasang ekspresi sedih lalu memeluk Gwen, "ternyata bener kamu udah cinta sama aku dari lama dan sekarang kamu makin cinta lagi sama aku."

"Jadi kamu ngerasa bangga karena aku yang lebih dulu ada rasa?"

Morgan mengangguk dengan cepat.

"Oh, tapi ujung-ujungnya yang mohon-mohon untuk rujuk siapa, ya?"

Morgan tertawa, "ada aja ya feedbacknya."

Gwen ikut tertawa. "Aku udah ngantuk, ayo tidur."

Morgan berdiri lebih dulu lalu menggendong Gwen untuk pergi ke kamar karena mereka berada di balkon lantai dua, bukan di balkon kamar.

afterdivorce

Qotd: Morgan suamiable nggak?

After Divorce [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang