Kacau

174 31 6
                                    

---//---

Sejak dulu terdapat sebuah kisah tak tertulis di buku sejarah atau naskah kuno yang menceritakan rahasia sihir. Tidak hanya rahasia, tetapi juga asal usul keberadaan sihir itu sendiri.

Rahasia yang dimaksud pastinya sebuah kabar buruk sampai leluhur tidak membiarkan siapa pun menuliskannya. Perlu ditekankan bahwa menyembunyikan tidak bermakna sama dengan melupakan.

Pihak yang bertanggungjawab menyamarkan kenyataan rahasia sihir dalam sebuah lagu pengantar tidur. Memastikan keberadaannya terus ada.

Sayangnya waktu berjalan begitu cepat bersamaan dengan dunia yang berubah. Lagu-lagu pengantar tidur semakin hilang ditelan masa. Banyak yang akhirnya menghilang membuat sihir lama-kelamaan melemah. Orang-orang mulai kehilangan ingatan tentang asal usul sihir itu sendiri.

Wujud sebenarnya dari sihir perlahan menjadi samar.

Bukankah sebuah kejahatan ketika melupakan kebenaran setelah mendapatkan kekuatan mutlak yang abadi?

Beberapa orang sadar dan takut dengan karma yang bisa saja datang mulai mengumpulkan petunjuk tersisa. Diam-diam menyusunnya dalam sebuah buku yang hanya dimiliki orang tertentu. Tidak banyak jumlah salinannya mungkin saja hanya sejumlah jari di tangan.

Sayangnya orang jahat yang serakah bermunculan dengan niat berbeda.

Ada yang ingin menguasai semuanya untuk kepentingan sendiri dan ada juga yang ingin melenyapkan sihir dari kehidupan manusia.

Oleh sebab itu, keberadaan buku-buku yang tersisa tidak diketahui lagi begitu juga dengan rahasia sihir.

---//---

Tidak butuh waktu lama untuk menemukan Yamato dan yang lain. Mereka berenam sudah sepakat sebelumnya untuk menjadikan central hall sebagai tempat berkumpul apa pun situasi yang dihadapi. Bersamaan dengan pukulan penuh kasih sayang dari Mitsuki untuk Yamato, Tamaki, dan Sougo akhirnya mereka bertemu lagi. Sungguh melegakan.

“Dasar, bagaimana kalian bisa memilih menciptkan kebisingan disebuah rencana penyusupan,” omel Mitsuki.

Dahi Yamato berkerut mengusap kepalanya yang dikirimi jitakan oleh Mitsuki. Menggerutu pelan tak terima. “Peyusupan apanya bahkan sejak kita masuk ke kerajaan ini keberadaan kita sudah diketahui,”
Mitsuki manggut-manggut paham. Apa yang dikatakan Yamato mungkin benar.

Mengingat pertemuan yang menguras kesabaran dengan Ryou barusan, Mitsuki mendesah berat.

“Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Mitsuki menolehkan kepalanya ke arah Yamato.

“Ada alasan lain kenapa kita berkumpul di sini,” telunjuk Yamato terangkat dan menunjuk satu cermin yang berada tepat di belakang mereka. Cermin dengan ukiran sederhana itu tak terlalu besar dan dikelilingi lukisan-lukisan mahal membuatnya tak mencolok.
Atensi mereka berenam langsung terfokus pada cermin. Mitsuki mendekati cermin. Tidak ada yang istimewa hanya pantulan dirinya. “Apa yang kita cari ada di sini?” tanya Mitsuki berbalik menatap Yamato.

Mitsuki mengerjapkan matanya begitu mendapati Yamato mengangguk. Langsung kembali mengamati bayangannya di cermin. Tangannya tergerak untuk menyentuh penrmukaan dingin cermin. Mata Mitsuki melebar takjub. Ketika telapak tangannya mendarat lembut di atas cermin, cahaya kecil menyilaukan muncul di depan mata yang lama kelamaan berubah menjadi kunci berwarna keemasan.

“Jadi, ini pecahan sihir Guardian Poises Federal? Bentuknya tidak terduga,” gumam Mitsuki takjub setengah bertanya tanpa perlu jawaban. Mitsuki memicingkan matanya sangsi mendadak kesal sendiri begitu menyadari sesuatu.

Another Story [VALIANT] (END)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin