Danau Beku yang Tak Lagi Beku

141 22 7
                                    

---//---

Tenn benar-benar melakukan apa yang dia katakan. Riku memang tidak pernah meragukan kekuatan dari pemimpin Kerajaan Victoria, tapi dia tetap kaget saat hamparan rerumputan berubah menjadi salju.

Aroma musim dingin yang akan senantiasa tercium meskipun sudah bukan waktunya langsung menerpa Riku.

Ingatannya juga membawa Riku pada kejadian pagi sebelumnya di Republik Aita. Dia penasaran bagaimana keadaan Touma dan teman-temannya di sana.

Mereka bisa dibilang sudah tak memilki apa-apa.

Riku bisa mengerti meskipun sedikit betapa sepi dan menakutkan saat kehilangan ingatan. Lupa artinya kehilangan diri sendiri.

Riku harap mereka bisa menemukan kehidupan baru atau mungkin Riku berharap Rei bisa melakukan sesuatu.

Yah, dia memang keras kepala sampai lagi-lagi membuat harapan yang hampir mustahil.

Hanya saja Riku terlalu percaya pada Rei yang bisa melakukan apapun.

Tunggu. Memangnya kalau Riku sudah bertemu dengan Rei, apa yang akan dia lakukan? Riku tidak bisa memikirkan apa-apa, tapi rasanya dia sedikit khawatir dan gugup.

Ekspresi apa yang harus Riku pasang? Bagaimana Riku harus bertingkah saat mereka bertemu? Apa yang harus Riku katakan?

Sudah hampir satu musim lebih mereka tidak bertemu, tapi rasanya begitu amat lama. Mungkin karena petualangan berharga yang Riku alami membuat kehidupannya berjalan lebih lambat dari biasanya.

Ah, begitu saja. Mungkin dia akan menceritakan apa yang dirinya alami tanpa Rei.

Riku tertawa dalam hati membayangkan saat-saat di mana dirinya menyombongkan diri pada Rei bahwa dia bisa menjalani kehidupan tanpa bantuannya.

Tentu saja tujuannya bukan untuk menunjukkan bahwa Riku ingin hidup tanpa Rei. Terdengar egois memang, tapi Riku tidak mau kehilangan apa-apa lagi.

Riku bersyukur dengan perjalanannya selama ini, tapi dia tidak ingin kehilangan satu pun dari itu. Dia menghargai waktu bertemu dengan orang baru, begitu juga dengan waktunya bersama Rei.

Dia tidak bisa-- dia tidak akan melupakannya. Serakah? Memang.

Terkadang Riku mencari sesuatu bahkan saat bersama Rei. Sebuah tempat di mana seharusnya dia berada.

Keberadaan Rei yang menghapus perasaan itu.

Kenapa Rei memilihnya? Kenapa Rei menyambut tangan Riku dengan senyuman?

Riku kehilangan segalanya dan Rei menggantinya. Rei yang begitu menakjubkan memberikan kehidupan baru untuk Riku. Bahkan sampai saat mereka terpisah, Riku masih bisa mendengar suara Rei. Bergema di dalam hatinya. Menakutkan.

Riku takut. Dirinya tidak punya apa-apa.

Hal yang pasti satu-satunya rumah yang dia inginkan adalah Rei.

Masih bolehkah dia menginginkannya dengan segala kekurangan yang dia miliki?

Rei begitu baik sampai jawaban yang bisa Riku bayangkan adalah Rei yang akan selalu menerimanya. Menatapnya dengan ekspresi dingin. "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu,"

Riku selalu betanya-tanya apa yang dia rasakan itu benar? Apa mungkin dia akan menemukan perasaan yang seharusnya?

Dirinya hanya ingin bersama Rei. Tertawa bersama Rei. Hanya bersama Rei dia tidak takut meski tersesat di dunia tak bernama. Semua akan baik-baik saja, karena dia bersama Rei.

Sepanjang ingatannya, Riku mengatakan hal-hal itu tanpa pikir panjang dan setiap saat, tapi sekarang saat mereka bertemu nanti, Riku akan mengatakannya dengan kesungguhan dan setegas mungkin bahwa dirinya ingin terus menghabiskan perjalanan menakjubkan dengan Rei.

Another Story [VALIANT] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang