Akhir dari Cerita Masa Lalu

177 32 7
                                    

Meskipun hanya beberapa saat saja tangan Riku dan Kujou bersentuhan, Riku langsung terhubung dengan seluruh ingatan Kujou. Begitu cepat masuk ke dalam kepalanya, tapi entah kenapa dia bisa mengingat semuanya. Sayangnya Riku hanya melihat ingatan. Dia masih kesulitan memahami pikiran dan perasaan Kujou.

Kehidupan Kujou berputar dalam kepalanya. Riku tidak memahami kenangan Kujou dengan orang yang ada di gazebo tadi. Dia hanya lebih memperhatikan pada bagian ingatan tertentu. Pertemuan Tenn dan Kujou. Perjanjian mereka. Kujou yang selalu mengawasi Tenn. Rencana Kujou. Pelenyapan Guardian yang dilakukan Kujou.

Terlalu banyak hal mengejutkan bagi Riku setelah melihat kenangan Kujou. Baginya kehidupan Kujou bukan kehidupan orang baik. Apa dia harus memahami hal itu?

Kenangan itu muncul secara acak membuat kepalanya terasa mau pecah karena banyak informasi baru yang masuk. Sulit menyesuaikan dengan hal itu, tapi ada satu momen berharga yang membawa Riku pada harapannya. Rasanya pusing yang dia rasakan sirna dan kepalanya yang dari dulu berkabut mendadak jernih.

Hal yang menarik seluruh perhatiannya sebuah api berkobar. Riku terbiasa dengan api. Dia hanya menganggap api sebagai sesuatu yang misterius, cantik, dan berbahaya. Dia yakin tidak ada perasaan lain.

Begitu yang dipikirkan, tapi entah mengapa berbagai emosi yang tidak tahu kenapa bermunculan membuat Riku merasa sesak. Pemandangan yang seharusnya baru dia lihat, malah terasa sangat familiar sampai dia gemetar. Aroma asap yang membuatnya tersiksa. Rasa panas yang menakutkan. Teriakan-teriakan meminta pertolongan yang terdengar memilukan. Perasaan takut yang membuatnya sesak. Bibir kelu yang bergetar setelah kehabisan suara.

Bukankah dirinya hanya melihat ingatan? Kenapa dia merasakan semua itu?

Riku merasa dirinya menutup mata. Dia juga menekan tangan kuat-kuat pada telinganya menolak semua perasaan-perasaan yang datang. Takut. Takut sekali. Mulutnya bergerak.

Rei-sama.

Ibu.

Ayah.

Tenn-nii.

Mata Riku mendadak terbuka. Dia melihat tangannya masih mengenggam Kujou yang berteriak frustasi. Riku melepaskannya perlahan. Sekarang terlalu sulit memahami Kujou, Riku memilih mengabaikannya karena dia punya hal lain yang harus diselesaikan. Dia tidak boleh menyia-nyiakan petunjuk yang sudah diberikan, bukan?

Riku menoleh ke arah Tenn. Sekarang dia akan menjemput masa lalunya.

---//---

Tenn mengerjapkan matanya berulang kali. Kepalanya mendadak lambat untuk berpikir. Hal yang pertama kali dia sadari adalah kenyataan bahwa dirinya kebingungan dengan situasi sekarang. Sungguh konyol padahal dia mengharapkan masa depan di mana mereka hidup bersama, tapi Tenn sendiri tak siap dengan hal pasti seperti ini.

Waktu di mana saat Riku menyadarinya.

Apa sekarang dia harus mengelak? Apa sekarang satu-satunya jalan yang bisa dia pilih adalah melarikan diri? Tenn tidak tahu harus berkata dan berbuat apa.

"Tenn-nii, kau menangis. Apa ada yang sakit?" suara lembut Riku menyadarkan Tenn pada air mata yang mengalir dimulai dari mata kanannya. Ibu jari Riku mengusapnya pelan.

Sungguh. Lebih dari apapun, dia merindukan panggilan itu. Dia rindu waktu di mana orang tersayangnya memanggilnya begitu. Waktu yang direnggut darinya dalam satu malam.

Tenn akhirnya mengerti. Saat ini dia benar-benar bahagia. Senyum manis terlukis di wajah Tenn. Dia menekan tangan Riku pada pipinya. "Kenapa sekarang?"

"Aku melihat ingatan Kujou... aku masih belum mengerti ataupun mengingatnya. Hanya saja yang aku tahu, kau adalah keluargaku yang aku sayangi dan menyayangiku, Tenn-nii,"

Another Story [VALIANT] (END)Where stories live. Discover now