Ikatan

171 28 7
                                    

---//---

"Kalau aku tidak bisa mengingatmu... kenapa kau bisa...?"

"Ingat tentangmu dari pada siapa pun?"

Riku menggaruk kepalanya kikuk. Dia tidak tahu apa yang terjadi sekarang, tapi orang di depannya sangat membingungkan.

Ah, bukan. Dirinya yang membingungkan.

Dia merasa asing dengan orang di depannya, tapi di waktu yang sama ada rasa di mana dia merasa mengenal orang ini.

Sangat mengenal.

Perasaan akrab yang tidak bisa dia dapatkan hanya dari satu dua kali pertemuan.

Perasaan tak terlukiskan yang membuat dirinya bingung sendiri.

"Jadi, kita pernah bertemu? Maaf aku benar-benar tidak mengenalmu," Riku akhirnya berkata jujur dari pada berpura-pura mengenalnya.

Yah, sebenarnya untuk apa dia harus menyembunyikan kenyataan kalau dirinya lupa tentang orang ini.

"Tentu saja," Sebuah jawaban yang tidak pernah terbayangkan masuk ke telinga Riku.

Mata Riku berkedip dengan maksud meminta penjelasan lebih. Jawaban itu terdengar luar biasa penuh keyakinan dan tak tergoyahkan. Sampai Riku yakin bahwa dia mulai percaya pernah bertemu dengan orang ini.

Larut dalam termenung Riku tak sadar bahwa kini orang yang ada di hadapannya sudah mengikis jarak di antara mereka. Riku menatap matanya dan menyadari bahwa mereka punya tinggi yang sama.

Masih tenggelam dalam manik cantik Riku tak menyadari bahwa sekarang orang di depannya ini merapikan penampilan Riku. Tudung yang diposisikan lurus dan menepuk pelan debu-debu di mantel Riku.

Sejujurnya Riku terbiasa mendapat perlakuan seperti ini entah dari Rei atau dari orang-orang yang baru dia temui, hanya saja ada sesuatu yang berbeda.

Lagi-lagi perasaan tak asing, tapi lebih istimewa dari yang lain.

"Siapa? Kau belum mengatakan namamu," kata Riku mencoba lebih mengenal lagi orang asing di depannya. Siapa tahu dia bisa ingat.

Pertanyaan yang Riku lontarkan membuat gerakan membersihkan beberapa debu terhenti. Dia tersenyum lembut sambil menatap Riku. "Kujou Tenn,"

Terdengar berlebihan, tapi begitu mendengar nama yang dikatakan kepala Riku langsung bekerja cepat. Dia pernah mendengar nama itu sebelumnya.

Penguasa Kerajaan Victoria.

Penguasa daratan ini.

Orang yang mengingkan kehancuran empat kerajaan.

Orang yang sudah merampas simbol-simbol guardian.

Orang yang mengirim Touma dan teman-temannya untuk menganggu kedamaian Republik Aita.

Orang yang mengancam Kerajaan Utara.

Orang yang sudah melukai teman-temannya.

Orang yang mengatur permainan takdir keempat kerajaan.

Riku mengerjap kaget saat Tenn tiba-tiba tertawa. Menyeramkan. Bagaimana orang yang berhati dingin-- menurut Yuki-- bisa memiliki senyum begitu menawan.

Sudah Riku bilang bukan? Tenn punya suara yang bisa mengalihkan pandangan siapa pun.

Riku mengernyit gemas. Hampir saja kelepasan memuji Tenn sebagai malaikat lagi. Riku mengamati ekspresi lembut yang diperlihatkan Tenn. Dia tidak bisa menyangkal bahwa aura yang Tenn miliki benar-benar seperti malaikat.

Dia tidak bisa berbohong.

Ah, dia sampai lupa memikirkan kenapa Tenn tertawa tiba-tiba. Padahal yang dia tahu Tenn hanya menatap dirinya. Apa ada yang aneh dan menggelikan di wajahnya?

Another Story [VALIANT] (END)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt