Masa Lalu yang Harus Diakhiri

94 29 5
                                    

Sesuai kalimat yang selalu ada dibuku-buku entah karangan atau ilmu pasti, sesuatu yang kuat harus dihadapi dengan jumlah. Kujou yang juga sudah lama bersama dan mengamati Tenn, pastinya paling tahu bagaimana cara mengahadapinya. Setidaknya dia pernah merencanakannya sekali atau dua kali. Hubungan mereka tidak sebaik itu. 

Meski Tenn bilang sedang dalam keadaan terbaik, entah mengapa hal itu menjadi kebohongan. Dia bisa merasakan kekuatannya berkurang banyak dalam waktu cepat. Apa dia gagal memperkirakan situasi saat ini?

Sihir hitam milik Kujou tidak ada habisnya mengeluarkan siluman-siluman pekat yang liar. Sebenarnya itu bukan masalah buat Tenn, tapi jumlahnya yang terlalu banyak sedikit merepotkan. Seberapa banyak Tenn mengayunkan sabitnya, mereka akan terus berdatangan seperti ombak lautan. Tenn juga harus melindungi Aiónios. 

Bersamaan dengan tenaganya yang makin terkuras, sihirnya tak seterang tadi. Kemungkinan sejak kembali ke masa lalu kekuatannya terus digunakan untuk mempertahankan keberadaan mereka juga masa lalu itu sendiri. Sayangnya dia tidak bisa menghentikan kekuatan sihir waktu. Entah sampai kapan mereka akan berada di masa lalu. Hal yang hanya bisa Tenn lakukan adalah memastikan tidak ada perubahan. Dia punya gambaran skenario terburuk kalau sampai masa lalu melenceng dari seharusnya. 

"Kujou-san!!!" 

Teriakan Riku membuyarkan lamunannya, lebih tepatnya mengembalikan kesadaran Tenn. Sungguh bodoh. Bagaimana bisa dia  kehilangan fokus di tengah pertempuran. Tenn mengangkat gagang sabitnya menahan cakar tajam dari siluman yang terlihat seperti harimau besar. Tubuhnya yang tak siap kehilangan kekuatan menapak. Dia terdorong ke belakang masih dengan cakar besar tepat di depan matanya. Harimau itu menahannya di tanah. 

Tenn mencengkeram pegangannya kuat-kuat. Dia bisa melihat dari ujung matanya kalau Kujou sudah tidak memperhatikannya lagi. Kujou yang merasa Tenn sudah tak berdaya memilih bergerak mendatangi Aiónios yang masih duduk tenang di gazebonya. 

"Jangan bergerak! Tetap di tempatmu," seru Tenn lantang. Kujou berhenti dan menoleh. Sesungguhnya teriakan Tenn bukan untuk Kujou. Matanya mengarah ke Riku yang sudah melangkah dari tempatnya. Riku berhenti dengan ekspresi khawatir. Tenn menggertakan giginya. "Aku tidak apa-apa. Masih bisa aku bereskan,"

Setelah berucap begitu, lingkaran sihir muncul di samping kepala Tenn dan dari sana rantai melesat keluar begitu cepat menembus kepala siluman di atas Tenn. Siluman itu meraung kesakitan. Terkamannya mengendor dan Tenn tidak membuang kesempatan itu. Dia berguling ke samping dan langsung berdiri sambil menebas kepala siluman itu. 

Tenn mengencangkan pegangannya. Dia terlalu lama. Meladeni siluman-siluman tidak akan habisnya. Dia harus mengubah target. Tenn tidak bisa membuang waktu lebih lama lagi jadi dia menerobos paksa gerombolan siluman dan langsung mendatangi Kujou. Tentunya tidak mudah, tapi rencana ini jauh lebih menguntungkan dari pada harus menguras tenaga melawan siluman.

Kujou mengangkat pistolnya. Satu dua tembakan dia lepaskan ke arah Tenn. Seolah tidak terganggu dengan serangan Kujou, Tenn masih menerjang ke depan. Kujou berdecak jengkel saat Tenn mendarat di depannya. Mata mereka bertemu. Keduanya tidak menunjukkan ekspresi apapun, namun segera pertarungan antara Tenn dan Kujou berlangsung. Tenn mengayunkan sabitnya dari samping. Kujou menahannya dengan satu tangan dan kemudian dia berputar melakukan tendangan kuat. Tenn melepaskan pegangan pada senjatanya dan menunduk, tidak hanya itu Tenn masih posisi menunduk menerjang ke depan. Dia mendorong Kujou sampai jatuh. Kujou dengan kedua kakinya melempar Tenn. 

Kedua orang itu kini sama-sama kehilangan senjatanya. Mau tak mau mereka harus menggunakan tangan kosong atau mungkin tidak. Kujou mengarahkan silumannya untuk kembali menyerang. Tenn mengangkat tangannya. Lingkaran sihir muncul di sekitarnya dan langsung mengeluarkan rantai-rantai besi. Mereka bertarung menggunakan jumlah. 

Another Story [VALIANT] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang