Bagaimana Kisah Riku Berakhir

151 31 15
                                    

Napas Riku mulai memendek. Panik dan takut membuat tubuhnya langsung pada kondisi terburuk. Jangan lupakan perutnya yang luar biasa sakit dengan darah mengalir. Hawa dingin menusuk kulitnya. Semakin dingin.

Riku tidak bisa melakukan apa-apa. Kepalanya juga mendadak kosong. Riku menyeret kakinya menyusuri salju-salju yang untungnya semakin tipis. Darah meninggalkan jejak di sepanjang jalan.

Berada dalam keadaan lemah, membuat Riku tidak bisa fokus. Dia hanya melangkah mengikuti perasaannya. Membiarkan dirinya tersesat. Apa sekarang dia menyerah?

Tentu saja tidak. Dirinya terlalu keras kepala untuk menyerah. Setidaknya dia mati saat sedang berusaha.

Mati.

Pemikiran itu begitu menakutkan. Air mata Riku mengalir. Kehidupan yang sudah dia dapatkan. Kehidupan yang membahagiakan dan begitu istimewa akan menghilang.

Kematian adalah hal yang menakutkan.

Riku ingat. Ingatan yang dia dapatkan pertama kali adalah salju. Berlari menyelamatkan nyawanya sendiri. Setelah itu bertemu Rei. Riku tidak mau memikirkan kenapa dia bisa berakhir begitu. Baginya itu adalah awal yang sedikit ekstrim, tapi membawanya pada kehidupan menakjubkan sekarang.

Satu hal yang dia pikirkan saat itu. Lebih baik mati karena penyakitnya dari pada mati tertembak. Sekarang dia mengalaminya lagi, kali ini dia sudah tertembak dan dikejar waktu, bukan manusia.

Jauh lebih mengerikan.

Saat itu mungkin karena Riku masih kecil, dia berpikiran tak apa untuk mati, tapi sekarang ada banyak alasan yang membuat Riku takut. Dia takut kehilangan memori kehidupannya. Riku tahu pada akhirnya semua orang akan mati, tapi tidak. Jangan sekarang. Tolong. Riku... masih punya banyak janji yang harus ditepati.

Apa dia terlalu serakah menginginkan masa lalu dan masa depan? Bahkan dia masih belum mengingat sepenuhnya ingatan masa lalunya. Masih banyak hal yang harus dia lakukan, bukan?

Apakah semua itu tidak bisa menjadi alasan untuknya dibiarkan bertahan?

Riku masih harus sarapan bersama Sougo, Tamaki, dan Aya.

Riku sudah berjanji untuk datang lagi ke festival musim gugur.

Riku masih ingin melihat penampilan Yamato di atas panggung.

Riku sudah berjanji untuk bermain bersama Nagi.

Riku harus menagih janji Iori.

Riku harus mengucapkan terima kasih pada Touma yang percaya padanya.

Riku harus mewujudkan keinginannya dan Tenn untuk hidup bersama sekali lagi.

Riku harus bertemu dengan Rei lagi.

Terlalu banyak yang harus dia lakukan. Riku tidak bisa meninggalkan semua itu!

Riku tersandung lagi. Tubuhnya yang sudah lemah terjatuh ke atas salju yang dingin. Rasa sakit. Tubuhnya sakit, tapi hatinya lebih menderita. Riku sudah kehilangan pelindungnya dan penjaganya. Kemana mereka? Akhir-akhir ini dia terus merasakan perasaan-perasaan yang tak pernah dia rasakan.

Ah. Dia sudah tidak kuat lagi. Riku tidak ingat sudah seberapa jauh dia melangkah. Sudah berapa bangak darah yang menetes menemani langkah kakinya. Riku berpegangan pada sebuah pohon tinggi. Sebentar lagi dia akan pingsan dan Riku tidak yakin dirinya akan membuka mata lagi.

Rei. Bahkan sebelum Riku menangis dan terluka, Rei akan langsung muncul. Riku terkekeh sendiri. Ternyata dia semanja itu. Apa bersama Tenn dia tidak jauh berbeda? Sungguh beruntung Riku. Mendapatkan begitu banyak cinta.

Another Story [VALIANT] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang