Chapter 26 (How I Find Them)

15.4K 1K 51
                                    

Setelah 1 tahun berlalu dan dengan keadaan aku yang masih mengawasi adikku juga Julia, akhirnya tiba juga hari dimana Julia melawan untuk kebebasannya dengan membunuh sang penjaga. Dari sisi manapun juga, aku bangga terhadapnya. Akhirnya ia berani untuk meng - claim kebebasannya.

Well, pelajaran untuk kalian yang mau UN nih ya.. Jangan bunuh pengawasnya kalau udah ketahuan nyontek...

Aku terus mengikuti Julia kemanapun ia pergi. Bahkan saat ia tidak sadarkan diri, aku membisikinya agar bangun dari pingsannya.

Tidak mungkin bukan jika arwah seseorang membisiki orang yang tidak sadarkan diri selain orang itu yang berhalusinasi? Ini adalah real life, bukan fiksi fiksi aneh.

Setelah jauh jauh mengikuti mobil tantenya Julia, akhirnya aku sampai di sebuah rumah yang lumayan besar juga bertingkat. Tetapi perlakuan tantenya pada Julia sangat tidak pantas tiap harinya. Merasa kasihan? Perasaan macam itu sudah hilang dari diriku bertahun tahun yang lalu.

Aku memutuskan untuk kembali ke rumah di komplek kosong itu. Aku juga mencoba menyambungkan listriknya agar aku dapat menggunakan beberapa fasilitas yang ada didalam rumah itu.

Karena bosan, aku menyalakan televisi dan selama beberapa hari berturut turut, aku terus melihat berita kematian teman teman di sekolah baru Julia juga keluarga Julia. Kagetnya lagi, aku selalu melihat Carren yang berdiri disamping Julia dengan ketakutan. DI SETIAP BERITA.

Aku memang kesal pada Julia karena telah mengikutsertakan adikku dalam hal hal seperti ini. Apalagi Julia ini terkenal dengan kecerobohannya. Walau aku mulai sedikit yakin untuk membiarkannya membunuh siapapun yang ia benci, aku tetap kuatir jika suatu saat ia akan terkepung tak berdaya dan meninggalkan adikku yang sangat bergantung padanya.

"Bodoh sekali kau Julia, kau memang sudah pintar membunuh. Tetapi kau membawa bawa adikku yang dulu sudah aku perjuangkan mati matian agar tidak terlibat dengan masalah seperti ini. Kau sangatlah bodoh. Kau tidak berubah sama sekali Julia"

Aku menggelengkan kepalaku sambil memindah midah channel TV. Seluruh channel diisi dengan berita. Dan ya yang populer itu ya berita pembunuhan keluarga dan teman teman Julia. Gosh, sepertinya orang orang tv sudah kehabisan berita hingga seluruh channel menampilkan berita yang sama.

Beberapa hari kemudian, aku mencoba untuk menyalakan kembali televisi rumah dan melihat berita bahwa Julia tertangkap oleh detektif terkenal yaitu Mr. Gruise dan sekarang ia sudah dibawa ke kantor polisi.

Aku sih yakin dia akan melarikan diri, tetapi tetap saja dia akan menjadi buronan. Apalagi jika Carren terbawa bawa dalam masalah ini.

"Oh Julia, you never change."

Untuk mengamankan keberadaan Julia juga Jeff, aku terpaksa membunuh si detektif itu sebelum aku memilih rencana lain. Aku mendatangi kantor detektif terdekat dan menguping pembicaraan seorang detektif dengan asistennya.

"Ms. Pepper, kasus pembunuhan terakhir apa sudah ditangani?"

"Sudah, Mr. Gruise. Saya sudah mengirimkan beberapa orang untuk memburunya. Terakhir kali, sang tersangka pergi dalam keadaan kurang sehat. Jadi tidak mungkin ia dapat melawan"

"Baguslah. Terimakasih Ms. Pepper"

Kaget, aku akhirnya memutuskan untuk pergi ke cabin milik Jeff tanpa membunuh si detektif karena aku pikir Jeff mungkin tidak ingin campur tangan pada masalah masalah Julia. Lagipula jika aku terlambat, mungkin Julia sudah tidak akan bernyawa lagi.

Aku kembali mengenakan hoodieku yang cukup panjang untuk menutupi setengah wajahku dan berjalan kaki ke hutan.

Perjalananku membutuhkan berjam jam agar sampai di cabin. Dan.. Apakah itu mobilku yang tertabrak ke pohon? Ah sudahlah. Itu bukan masalah lagi. Yang jelas aku harus memberitau Jeff tentang semua ini.

"Oh my god... Aku takut sendirian disini.. Andai aja Kak Rose masih ada disini.."

Kudengar tangisan adikku, Carren didalam cabin. Baru saja aku akan membuka pintu cabin untuk menghampiri adikku dan menceritakan semuanya, aku mendengar suara teriakan Julia juga bunyi pistol yang siap untuk ditembakkan. Tanpa berpikir panjang akhirnya aku berlari mengikuti arah suara itu.

Aku berdiri di atas pohon dan sedikit terkejut karena aku melihat Jeff yang sudah terduduk tak berdaya dengan bekas tembakan dimana mana juga Julia yang masih ketakutan hingga akhirnya ikut tertembak.

Terlalu banyak menghabiskan waktu, aku langsung saja membunuh kurang lebih 20 orang polisi yang menembak mereka berdua.

Setelah selesai membunuh, aku dengan terburu buru mengambil perban dan mengobati mereka berdua. Bagian yang paling parah adalah aku harus mengeluarkan peluru yang ada dibadan mereka dengan tanganku sendiri.

Dasar ceroboh.

~Flashback ends~

"Oh jadi begitu.. Aku kira kamu meninggalkan kita semua tanpa alasan"

"Tidak mungkin aku bisa meninggalkan kalian begitu saja, apalagi ditinggal dengan orang ceroboh sepertimu, Jul"

"Aku tidak ceroboh"

"Lalu mengapa ada 20 orang yang datang ke sini hanya untuk memburumu, huh?"

Aku terus menatap Julia yang wajahnya kembali kesal. Aku mengacak acak rambutnya yang sedikit lepek hingga raut muka Julia makin kusut. Yeah. This is all I wanted all my life.

A family. Walaupun tidak senormal keluarga yang seperti biasanya, aku senang memiliki keluarga seperti ini.

"Lalu bagaimana dengan detektif yang memburuku? Jika dia belum di 'habiskan', aku masih tetap dalam bahaya bukan?"

"Sudahlah, aku tidak dapat mempercayaimu lagi. Aku akan menyelesaikannya sendirian"

"Aku akan membantumu"

Jeff tiba tiba memasuki percakapan dan langsung menggenggam tanganku erat erat dengan tangannya yang dingin juga kasar. Aku mulai dapat tersenyum kembali walau akhirnya aku kembali terlibat dalam masalah masalah seperti ini.

Yep. Julia memang selalu membuat masalah sejak dulu dan akulah yang selalu menyelesaikan semua masalah masalahnya. Tetapi aku tidak pernah merasa keberatan dengan itu.

~Very very late update again. Maaf banget lho ya.. Author soalnya bentar lagi UN.. Sekarang lagi Pra UN. Tau lah ya author kelas berapa? Wehehe.. By the way, vomments ditunggu^^ kalau ada kritik atau saran, boleh ditulis di comment ya thank youuu~

A Psychopath Life 2Where stories live. Discover now