Chapter 7 (Instant Killing)

21.8K 1.3K 46
                                    

Keesokan harinya, aku dan Carren memutuskan untuk naik bus ke sekolah karena kalau om Daniel yang mengantar ya otomatis ketahuan lah apa yang aku sedang lakukan. Terpaksa aku dan Carren bangun lebih awal untuk mengejar bus yang kosong.

"Julia.."

"Apa?"

"Apakah aku bisa memanggilmu kakak?"

"Yeah. Of course"

"Tapi aku masih sedikit.."

"Takut?"

"Yeah.."

"Kamu gaperlu takut padaku walaupun nanti banyak orang yang kau kenal akan mati"

"Geezzz!!!"

Mata Carren mulai berkaca kaca dan pindah duduk menjauh dariku. Aku hanya tertawa dan menoleh kearah jendela. Carren mirip seperti Rose. Sebenarnya, aku merasa sedikit nyaman bersamanya.

"Two losers!"

Seperti biasa, 'the bullies' dikelas kami menertawakan Carren. Kali ini aku ikut terbawa bawa arus bully itu. Well, aku bisa handle.

"Ternyata si freshmen tua kita mau temenan sama anak aneh itu!"

Seorang lelaki yang duduk dipaling depan, memakai seragam tidak sesuai aturan dan sepatu digambari oleh gambar yang tidak sopan itu menunjukku juga Carren. Aku tidak tersenyum sama sekali. Dia membuatku sangat marah. Oh, tapi yang akan aku lakukan tidak akan berlangsung disini.

"Julia.. Apa ka-"

"Ya. Ya aku akan. Jadi kamu tunggu aku nanti pulang sekolah di taman."

Carren menelan ludahnya dan berlalu duduk ke bangkunya. Pasti dia masih ketakutan. Mau diulangi berapa kali coba janjiku padanya kalau aku tidak akan mengakitinya? Mungkin saking banyaknya ia dibully, dia sampai tidak bisa percaya pada satu orangpun.

"Siapa nama anak itu?"

"Steven"

"Ok thanks"

Aku menyimpan tasku dilantai dan duduk disamping Carren yang mulai ketakutan lagi. Pasti aku sangat menekan mentalnya. Aku harap mentalnya sekuat baja. LOL.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~Steven's P.O.V~

"Bro gue balik dulu ya, mau hang out dulu"

"Okelah bro, ti ati di tarik bencong"

Aku tertawa dan mendadahi temanku yang keluar dari kelas. Well this is sucks. Aku belum selesai mengerjakan tugas dan sekarang aku sendirian di kelas. Dan tugas ini adalah tugas yang paling aku benci yaitu matematika.

"This. Is. So. Lame!"

Aku membantingkan pulpenku ke meja dan melihat sekitar. Tidak ada apapun atau siapapun yang bisa aku jelek jelekkan. Tiba tiba si freshmen tua itu alias Julia masuk dan mencari sesuatu di bawah kursinya. Aha! Sasaran empuk untuk aku ejek.

"Heh orang tua! Ngapain kamu disini? Nyariin koin untuk ongkos pulang?"

Aku tertawa kembali sampai aku tidak sadar apa yang Julia bawa. Belum selesai aku tertawa, aku merasakan benda dingin menusuk dadaku dan memaksaku untuk membuka mataku. Darah mulai berlinangan dari dada dan mulutku. Kulihat senyuman angkuh Julia yang berdiri di sampingku.

"Jangan pernah macam macam padaku, aku sedang mengalami masa yang berat. So, saat kamu menutup matamu sapalah teman temanmu di neraka untuk menjemput seseorang atau beberapa orang lagi"

Julia tertawa dan saking tidak kuatnya aku menahan sakit juga badanku yang melemah akhirnya akupun memejamkan mataku.......

~Julia's P.O.V~

Aku mengambil tissue dan alkohol lalu menghapus sidik jariku yang ada disekitar Steven dan mencabut kembali pisau yang aku tusukkan di dadanya. Aku tidak akan membuat semua ini seperti kecelakaan. Aku butuh agar semua orang takut padaku, bukan meremehkanku. Aku mau mereka mencari siapa pembunuhnya.

"Kak Julia apa kau sudah selesai?"

"Sudah Carren.. Ayo kita pulang. Aku tidak sabar untuk mengerjai tanteku"

Aku menggandeng Carren yang mulai menangis ketakutan. Ya beginilah resiko hidup denganku. Penuh tekanan batin. Kali ini yang akan aku renggut dari Tante Laura adalah... Om Daniel, separuh dari hatinya.. Satu satunya orang yang bisa memberikannya kebahagiaan.. Dan.. Pemujanya.

Sesampainya dirumah, seperti biasa Carren mengurung diri didalam kamarku selagi aku merencanakan sesuatu yang bisa membunuh om Daniel secara cepat tetapi melalui perantara. Ah I know!

"Racun tikus, lem super, baygon, kopi, gula, kotoran kucing, kamper, kapur barus"

Aku hancurkan kamper dan kapur barus yang aku pegang lalu memasukkan semua bahan yang aku sebut tadi kedalam cangkir favorite om Daniel the coward. Biasanya kan aku memang membuatkan kopi saat om Daniel pulang kerja. So, walaupun hanya sekali teguk dari kopi ini om Daniel bisa mati. Ya iyalah orang isinya racun semua!

"Laura, Julia I'm home"

"Oh hello Uncle Daniel"

Aku berbalik sambl memegang kopi untuk Om Daniel. Senyumku mulai melebar dan menyodorkan kopi tersebut pada Om Daniel yang tersenyum padaku. Iapun mengambil kopi tersebut dan meminumnya seteguk atau mungkin dua. Senyumku makin lebar atau bisa dibilang tersenyum jahat melihat omku mulai melemas dan menjatuhkan gelas kopinya yang langsung aku tangkap. Take that.

~Hello readers! Maaf ya aku baru update soalnya lagi banyak banyaknya nih tugas.. Btw jangannlupa vote and comment yaaa~

A Psychopath Life 2Where stories live. Discover now