Chapter 8 (Scared)

21.1K 1.2K 12
                                    

"Danieeelll!! Please bangun aku udah gapunya apa apa atau siapapun lagiiii"

Tante Laura menggoyang goyangkan tubuh om Daniel yang sedang dibawa kedalam ambulance. Actingku dimulai dengan menangis tersedu sedu. Kalau aku tidak menangis ya ketahuan, duuuuh. Padahal males banget deh harus nangisin pengecut seperti om Daniel.

Dan terlebihnya lagi Carren. Ia melihat seluruh skenario pembunuhan itu. Dia masih tetap diam menangis didalam kamarku dan mengintip dari jendela. Apalagi polisi mulai berdatangan dan aku harus menjadi saksi palsu dari kejadian ini. Ya aku bilang saja om Daniel meninggal karena sakit.

Sebenarnya om Daniel mengidap penyakit yang cukup parah, hanya saja dokter bilang bahwa penyakit tersebut sudah lumayan menyembuh. Well bisa aku gunakan untuk alasanku kan? Dan.. Tentu saja barang bukti aku meracuni om Daniel sudah aku bersihkan sebelum aku berteriak nama tante Laura untuk melihat suaminya yang tergeletak tak berdaya juga mengeluarkan busa dari mulutnya. Dan lebaynya lagi, tante Laura menelfon polisi. I mean, untuk apa? Memangnya dia tau kalau om Daniel keracunan karena ada yang memang sengaja?

"Terimakasih dek atas infonya, kami tau adek sekarang masih sangat terpukul atas kejadian ini"

"I.. Iya pak polisi.. A.. Aku.. Aku tidak mengira kalau.. Om ku..."

"Sudah sudah tenang dulu ya dek.. tarik nafas dalam dalam"

Polisi itu mengelus bahuku untuk mencoba menenangkanku. Apa actingku sebagus itu sampai ia percaya? Aku harus menjadi aktris lain waktu! Ya sebelum aku marah marah dan membunuh sutradaranya..

Tanteku menangis disampingku hingga ia tak malu untuk tiduran berguling guling didepan pintu sambil menangis. So childish. Aku akan sangat berbahagia jika ia mau bunuh diri setelah kejadian ini, berarti aku sudah berhasil.

Beberapa saat kemudian, tante Laura berdiri kembali dan menghapus air matanya yang bercampur eyeliner yang luntur. Jika aku bisa tertawa, aku akan tertawa tepat didepan wajanya. Ia terlihat seperti badut menangis!

"Tidak! Aku tidak boleh menangis lagi. Aku masih bisa"

Dasar tante dari neraka, batinku didalam hati. Sebenarnya aku malas memaikannya seperti anak anak. Ya tetapi jika tanteku mati dengan cepat, siapalagi yang bisa aku mainkan untuk hiburan juga balas dendam?

Dengan acting sedih, aku kembali masuk kedalam rumah dan mendatangi Carren. Ia masih menangis ketakutan sambil memeluk guling. Aku duduk disampingnya dan mengusap kepalanya perlahan lahan.

"Inilah resikonya jika kau tinggal bersamaku. Kau akan sering melihat kejadian seperti ini"

"Kak Julia, kamu satu satunya orang yang aku rasa perhatian padaku. Tapi apakah harus kamu membunuh? Kan masih ada cara lain yang lebih baik dari ini"

"Untukku tidak ada"

~Carren's P.O.V~

"Untukku tidak ada"

Jawaban itu terus terngiang ngiang didalam kepalaku. Bagaimana jika nanti Julia membunuhku juga karena mentalku ini mental tempe? Aku takut. Tetapi dari cara ia bicara padaku dan cara ia menenangkanku, tidak tau mengapa rasanya aku merasa lebih nyaman dengannya. Ia mirip sekali dengan kak Rose.

"You know what Carren? Mungkin aku harus siap siap untuk besok mendatangi pemakaman omku.. Kamu gapapa kan aku tinggal sebentar besok?"

"Iya kak Julia, gapapa"

Julia langsung berdiri dan keluar dari kamar, meninggalkanku sendirian. Bahuku mulai bergetar ketakutan. Aku tidak sanggup jika disuruh melihat 1 orang lagi terbunuh tepat didepan mataku.

Aku mengambil scrapbookku yang berada di meja belajar Julia dan membuka page baru yang masih kosong. Gambaranku memang terlihat abstrak dan kadang acak acakan, tetapi jika kalian mengerti kalian dapat melihat jelas siapa yang aku gambar.

Tanganku secara refleks menggambar apa yang aku pikirkan. Aku hanya menatap kertas dengan pandangan kosong dan membiarkan tanganku yang bekerja. Memang seperti ini caraku menggambar, itulah mengapa scrapbookku kebanyakan berisi gambaran kak Rose.

Aku mulai menggambari 2 orang perempuan tanpa aku sadari sedikitpun. Perempuan pertama lebih tinggi daripada yang kedua. Tetapi anehnya, perempuan kedua memegang sesuatu yang menancap di tubuh perempuan pertama. Setelah selesai menggambar, tanganku refleks menuliskan nama dipojok bawah kertas.

Tiba tiba saja aku sadar dari lamunanku dan melempar bukuku dengan perasaan makin takut. Aku mulai menangis karena gambaranku merupakan nightmare tersendiri untukku.

Perempuan pertama yang aku gambar mirip seperti kak Rose dan perempuan kedua mirip seperti Julia. Dan nama yang aku tulis di pojok bawah kertaspun nama mereka berdua. Masa iya aku berpikir bahwa Julia membunuhnya? Yang aku pikirkan dan aku gambar biasanya realita, bukan hanya imajinasi belaka.

Ah tapi yang benar saja Julia membunuh kak Rose? Bukannya mereka berteman baik kata Julia? Masa iya sih? Tetapi gambaranku tadi cukup untuk membuatku takut juga marah pada Julia. Andaikan saja itu memang realitynya..

"Carren sedang apa kau?"

Suara Julia juga tepukannya di bahuku berhasil mengejutkanku. Dengan terburu buru aku menghapus airmataku yang turun dengan sendirinya.

"Berhentilah menangis Carren. Kau tau aku tidak akan menyakitimu"

"I.. I... Iya kak aku tau"

"Kalau begitu berhentilah menangis. Capek aku melihatmu menangis terus"

Julia menoleh ke arah scrapbookku yang baru saja aku lempar dan mengambilnya. Dadaku berdegup sangat kencang. Aku takut Julia marah padaku atau dia akan memberitau sesuatu yang tidak ingin aku dengar.

Juliapun membuka halaman yang baru saja kugambari. Kulihat matanya mulai terbuka lebih lebar. Keringat dingin akhirnya muncul dari balik poniku.

"Carren, mengapa kamu menggambar ini?"

"Ak... Aku tidak tau.. Tiba tiba saja kejadian itu terpikir olehku.. J.. Jangan marah ya Kak Julia?"

Julia terdiam untuk beberapa saat sambil menatapku dan menaruh buku itu dimejanya kembali. Tanganku terasa dingin seperti nyawaku sudah tersedot penyedot debu(?). Ia berjalan mendekatiku perlahan. Astaga apa yang akan dia lakukan padaku?

~Hey readersss, a million appology ya untuk kalian soalnya aku ngepostnya jadi lamaaa banget, bukan 2 hari sekali lagi.. Mohon maklum ya soalnya masih anak sekolahan sih hehe apalagi udh deket deket UN.. Dan bagi yang mau Jeff balik lagi, tenang ajaaa bakal ada kok di chapter chapter selanjutnya! Vote and Comment ditunggu yaaa~

A Psychopath Life 2Onde histórias criam vida. Descubra agora