Chapter 27 (Disaster too)

17.2K 1K 64
                                    

"Kau akan masuk lewat jendela lagi?"

"Yeah, itu kan kebiasaan kita berdua"

Aku membersihkan pisauku yang selama ini aku pinjamkan ke Julia dan disimpan oleh Carren. Kebiasaan Carren dalam memakai parfum terlalu banyak masih saja terjadi hingga pisauku ikut ikutan wangi.

Jeff yang duduk disampingku tiba tiba saja mengambil pisaunya yang lebih besar daripada milikku dan menempelkannya di leherku. Dinginnya pisau itu terasa menyentuh sekali di leherku.

"Apa maksudmu meninggalkanku dengan disaster ini?"

"Disaster apa?"

"Julia! Kau kira dia bukan kesalahan besar?!"

"Hey hey, pelan pelan dong ngomongnya. Aku bisa jelasin kok"

"Jelasin apalagi?"

Jeff makin menekankan pisaunya hingga membuat sayatan kecil di leherku. Darah mulai bercucuran sedikit demi sedikit dari leherku. Aku menjatuhkan pisauku dan mencekik Jeff sedikit kuat.

"Well, kita akan mati bersama jika kamu makin menekan pisau itu makin dalam Jeff"

"Aku tidak masalah jika kita mati. Dan aku tidak masalah pula jika kamu mati kedua kalinya"

"Fine then"

Kami makin saling membunuh secara perlahan hingga adikku Carren menerobos masuk dan memisahkan kami. Tatapan Jeff kali ini seperti ingin membunuhku. Hah, apa masalahku? Lagipula siapa yang peduli jika ia marah?

"Ada apa ini kak?"

"Tidak ada apa apa. Badut ini tiba tiba marah. Sudahlah"

Aku membawa adikku keluar dari kamar dan mendudukkan Carren di samping Julia yang termenung sambil memegang darah dalam gelas kecil. Tidak ada ekspresi apapun di wajahnya walau aku sudah menepuk wajahnya berkali kali.

"Julia kau kenapa?"

"Aku mendengar perkataanmu dan Jeff. Sepertinya aku masih tetap saja troublemaker seperti dahulu"

"Kau memang troublemaker"

Aku mengambil segelas darah yang ia pegang dan meneguknya. Ia hanya menatapku hingga akhirnya mata cokelatnya berkaca kaca.

"Perasaan kasihanku kembali lagi, padahal dulu aku bahagia aku dapat membunuh siapapun tanpa rasa kasihan ataupun takut."

"Kau terlalu memikirkan orang sekitarmu. Kan aku sudah bilang, ingat saja dendammu"

"Aku sudah menyelesaikannya. Dendam pada tante dan omku, perawat rumah sakit jiwa, teman temanku.."

"Bagaimana dengan detektif itu?"

"Aku tidak mau terus terusan terkena peluru karena melawan."

"You're pathetic"

Aku menggelengkan kepalaku dan mengambil pisauku yang tergeletak di lantai kamar. Jeff sudah tidak ada lagi disana. Pasti dia sedang berburu mangsa manusia lagi untuk memenuhi kepuasan batinnya.

"Rose kamu mau kemana?"

"Menyelesaikan masalah masalah yang kau buat"

Aku memasukkan pisau itu kedalam sepatu kain sebetis ku yang sudah usang dan berjalan keluar. Aku berjalan menerobos hutan yang lebat ini hingga aku dapat melihat jalan raya.

Sepanjang jalan, aku terus memikirkan Jeff. Mengapa dia sangat membenci Julia tetapi masih membantunya disaat ia mempunyai masalah? Jeff memang masih sama seperti dulu.

~Julia's P.O.V~

"Oh come on, apa aku sebegitunya menjadi beban untuk kakakmu?"

"Mana aku tau, Jul. Kakakku ini memang susah dimengerti"

"Apa aku harus membantunya?"

"Kakakku itu kan pro. Ngapain dibantu?"

"Carren, aku merasa gak enak dengan kakakmu. Dia selalu membelaku dari Jeff dan membersihkan masalahku"

"Kau dapat membalas jasanya kapanpun"

Carren memegang tanganku perlahan. Tanganya dingin yang selalu melambangkan jika dia ini sedikit ketakutan. Aku hanya menatap wajahnya yang sangat mirip dengan Rose dengan baju yang biasanya dikenakan oleh laki laki. Apa yang harus aku lakukan untuk membalas jasanya? Jika aku membantunya, aku takut aku malah akan merusaknya lagi.

Aku kan hanya bisa membuat keadaan menjadi lebih parah? Lagipula ia pasti berhasil membunuh detektif itu. Tidak sepertiku. Aku tidak pernah berhasil.

"Julia hanya untuk kau ketahui, kau sedikit mirip dengan kakakku"

"Dalam sisi apa?"

"Kau ingat kamu merekalan dirimu ditembak untuk menyelamatkanku di kantor polisi?"

"Maybe."

"Dan kamu juga membunuh musuhku agar aku tidak di bully lagi.. Itu lebih dari cukup. Walau kamu pembunuh, dalam dirimu itu masih ada sifat baik dan itulah yang harus kau banggakan dari dirimu"

"Wow, aku diceramahi dengan anak yang lebih muda dariku. Tapi.. Terimakasih ya"

"Sama sama Jul"

Aku diam sejenak karena aku sedikit merasakan isak tangis walau sepertinya jaraknya sangat jauh. Aku menyuruh Carren untuk tinggal sejenak dan mengikuti asal suara itu.

Setelah beberapa lama aku berjalan, aku ternyata sampai di kuburan. Jeff pun ada disana terduduk diantara 3 batu nisan dengan isak tangis kecil. Nisan siapa itu? Dan akupun baru melihat Jeff menangis.

"Liu, mama, papa.. Maafkan aku"

Jeff menutup wajah putih kertasnya setelah membetulkan rambut hitam sebahu dari wajahnya. Pisaunya terletak di atas salah satu nisan yang tertulis "Liu Woods". Ternyata ia sedang menangisi keluarganya.

"Jeff?"

Aku mendekat perlahan dan duduk disampingnya. Ia masih tidak merespond sedikitpun juga.

"Jeff?"

"I'm sorry"

"Jeffrey?"

Jeff akhinya membuka tangannya dan menatapku dengan tatapan kosong. Aku menepuk halus bahunya dan mencoba tersenyum walau rasanya sangat berat.

"Kamu merindukan keluargamu? Aku juga merindukan keluargaku"

"Aku ini beban bagi keluargaku"

"Hah?"

"Aku itu disaster juga. Sama sepertimu. Aku mengecewakan semua orang."

"Kamu juga? Ah tidak kok"

"Kamu tidak tau masa laluku Jul. Kamu tidak tau sama sekali."

"Ceritakan padaku?"

"No. Aku tidak akan menceritakannya pada siapapun. Termasuk kamu ataupun Rose"

Jeff mengambil pisaunya dan berlari sekencang mungkin hingga sepertinya aku sudah tidak bisa mengejarnya lagi. Aku terdiam beberapa saat dan melihat satu persatu batu nisan tersebut. Ia benar benar mencintai keluarganya. Apa yang ia lakukan dulu? Membunuh ketiga anggota keluarganya?

Itulah mengapa Jeff benci padaku? Karena aku sama sepertinya? Tetapi kenapa ia masih mau membantuku ya? Aneh.

~Hi readersss, coba aku mau tau dong.. Siapa yang udah tau sama masa lalu Jeff sebelum jadi pembunuh? Yang udah comment yaaa. Btw makasih untuk yang mau nunggu aku update lagiii.. Loads of love for you readerss~

A Psychopath Life 2Where stories live. Discover now