TOM 06 [Hutang] ☑️

759 36 1
                                    

"Yanti, aku punya simpanan uang lebih Untuk perhitungan nya di pikir nanti saja!" Tawarnya

Tiba-tiba Budhe yang lain menawarkan uangnya agar di pinjam budhe Yanti untuk memeperpanjang acar, 40 hari mendoakan Andra.

Tanpa di pikir panjang, mereka menyetujui dan bersedia meminjam uang dengan jumlah yang besar untuk jaga-jaga.

Mereka tidak sadar, semua ini sudah sangat berlebihan dan melampaui batas.
Hal itu malah akan memperberat Andra disana, karena hutang tersebut.

°

Niat hati, menginap dua minggu di rumah mas Hari. Ternyata sampai 40 hari meninggalnya Andra, aku masih ada di sini.

Selama itu juga, aku jadi banyak tau seperti apa keluarga baru ku ini.

🍁

40 hari telah berlalu, acara mendoakan Andra sudah selesai.

Budhe mengeluhkan perihal uang. Dia tidak punya uang untuk memulai hari ke depan nya.

Bahkan mereka sempat bingung, harus mencari kemana lagi untuk kebutuhan rumah sehari-hari, Pakdhe memutar otak memikirkan bagaimana caranya mencari uang yang banyak, agar bisa menormalkan kondisi keuangan seperti semula, apalagi sekarang mereka mempunyai hutang yang tidak sedikit.

Terpaksa Pakdhe harus berangkat bekerja lagi ke luar kota dengan kontrak yang cukup lama.

🍁

Nenek Wasri dan kakek nenek titua sudah mulai kelihatan, mereka sudah mau keluar rumah.
Mereka berkumpul dan duduk di teras bersama kami. Aku duduk dengan Radit dan juga Ifa. Begitupun ibu mertua, adik dan kakak iparku, semuanya berkumpul disini.

Ternyata, nenek Wasri dan kakek nenek titua bersembunyi saat Andra di bawa pulang kemari, semenjak dari rumah sakit, sampai acara doa 40 hari selesai.

Mereka memang tidak di perbolehkan keluar kamar.
Jika mereka makan, ibu mertua lah yang memasak dan mengantarnya. Baju-baju yang sudah di cuci, ibu mertuaku juga yang menjemur di belakang rumah,
bahkan semuanya ibu mertuaku yang mengurus mereka.

Mereka begitu takut dengan orang mat1, meskipun itu adalah keluarganya sendiri.
Bukan hanya itu, hal tersebut juga di dukung dan di anggap biasa oleh Budhe, ibu mertuaku dan keluarga yang lain.

Mereka memang melarang nenek Wasri dan kakek nenek titua keluar rumah karena takut, mereka tertular kem4tian.

🍁

"Eyang, om Andra lagi apa ya sekarang,"

Tanya Radit memandangi foto Andra di layar HP ibunya, matanya berkaca-kaca.

Di dalam foto tersebut, Andra sedang duduk memangku Radit.

"Om Andra lagi tertawa, dia sudah bahagia disana, Dit. Biasanya sekarang om Andra kan lagi tidur siang, jadi disana juga om Andra lagi tidur siang!" Jawab Budhe semangat.

"Katanya kalo orang yang selama hidupnya mempunyai kebiasaan di waktu tertentu, di sana juga sama. Iya kan Yung? [Yung= Ibu]

"Misalnya nih, jam segini biasa ke sawah, di sana juga lagi di sawah, biasanya lagi tidur atau lagi masak di sana juga sama!" Sambung ibu mertuaku kepada nenek Wasri, ibunya.

Nenek Wasri mengangguk.

"Masa disana ada sawah?" Tanya Ifa dengan polos.

"Semuanya ada, kalo kita di dunia lagi santai duduk seperti ini, disana juga sedang duduk santai." Sambungnya lagi.

"Tapi setahuku kalo udah meninggal, dia bakal tiduran di tanah terus menerus. Masa iya sih, mereka bisa beraktifitas sama persis dengan apa yang pernah dia lakukan di semasa hidupnya?" Sambung Dini, adik iparku.

TAKUT ORANG MATI? Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora