TOM 11 [Ibu sakit] ☑️

509 22 0
                                    

Seluruh keluarga besar di kumpulkan di rumah nenek Wasri. Mereka menangis tersedu melihat keadaan kakek titua, ia terbaring lemah di atas kasur.

Rahang di wajah kakek titua terlihat sangat jelas, keriputan parah di seluruh badannya hanya menyisakan kulit dan tulang, tanpa menyisakan daging sedikitpun.

Mulutnya menganga lebar, kakek titua merintih kesakitan, matanya terpejam, hingga akhirnya ia tak sadarkan diri.

Kasihan sekali kakek titua.
Seharusnya ia sudah di bawa ke IGD dan mendapatkan pertolongan cepat, meskipun titua sudah terlewat sepuh, bukan tak mungkin ada peluang untuk titua bisa sembuh. Karena sebelumnya memang masih sehat jasmani.

Bukan malah menunggu kedatangan ki Jono, yang entah kapan sampai kemari.

"Sebaiknya kita bawa ke rumah sakit saja, Mas." Usulku, tak tahan lagi.

Tetapi mereka tetap kekeh menunggu ki Jono datang dan lagi lagi tidak menghiraukan usulku.

Terdengar suara motor menderu, menandakan bapak mertuaku sudah pulang membawa ki Jono.
Mereka masuk dan langsung melihat keadaan kakek titua yang sudah pingsan sejak tadi.

*

"Maaf, saya tidak bisa menyembuhkan titua," Pasrah ki Jono.

"Mungkin sudah saatnya kakek titua menutup usia," Lanjutnya.

Semua saling memandang.

"Tapi, titua masih hidup, Ki! Lihatlah, rasakan hembusan nafasnya, masih teraba juga denyut nadinya," Jawab bapak mertuaku.

"Itu karena ilmu yang tertanam pada diri titua semasa hidupnya," Jelas ki Jono.

"Ilmu, ...?"

Mas Hari mengernyitkan dahi.

"Ya, sehingga Titua susah meninggal."

Aku tercengang mendengar penjelasan ki Jono. Ada apa lagi ini?

Apakah umur panjang titua  itu ada kaitannya dengan itu?

"Lalu, apa yang seharusnya kami lakukan, Ki. Tolong Titua, kalau bisa sembuhkan Titua kami, Ki. Tolong," Pinta ibu mertuaku, yang di angguki nenek Wasri.

"Tidak bisa. Yang perlu di lakukan hanyalah mengambil ilmu tersebut dan mau tidak mau, keluarga harus bisa menerima kenyataan."

"Tolong jangan ada yang pergi dari kamar, sisakan satu orang untuk menunggu." Perintah ki Jono.

🍁

7 hari berlalu suasana duka kembali menghampiri. Kakek Titua dinyatakan meninggal dunia, setelah tidak sadarkan diri seminggu yang lalu.

Mulutnya menganga dan keluar cairan putih berbusa. Bahkan bulir keringat membanjiri wajahnya. Kaki memar akibat jatuh dari kamar mandi, semakin membengkak.

Setelah meninggalnya Andra, kini acara kematian kakek Titua di adakan hanya 7 hari saja, karena akan mentok di hari lebaran yang tinggal 12 hari lagi. Dan akan di lanjutkan pas di malam ke 40 hari meninggalnya titua.

🍁

"Dek, acara 7 hari titua kan sudah selesai. Kita mulai siap-siap ya buat besok," Ucap mas Hari.

"Siap-siap pulang, Mas?" Tanyaku girang.

"Iya, Dek. Kamu seneng kan?"

Aku mengangguk cepat.

Ingin rasanya segera tertidur agar segera pagi. Aku sudah rindu dengan Ibuku. Dia pasti kecapean dan kerepotan menjaga warung bakso sendiri.
Meskipun kalau di rumahpun, aku pasti di larang membantu Ibu, hanya karena aku sedang hamil.

TAKUT ORANG MATI? Where stories live. Discover now