BAGIAN 11. TAK INGAT

4.6K 552 3
                                    

~ Happy Reading ~


"Eh lu gak percaya aja anjir, beda banget kaya bukan dia!! "

Pagi ini, suasana atap sekolahan tengah menjadi tempat perbincangan kecil dari keempat para sahabat ini. Mereka semua tengah membicarakan salah satu temannya yang bernama Jundi, entah lelaki itu sudah datang ke kelas atau malah masih berada di rumahnya.

Di sini, hanya Liam sajalah yang tak terlalu percaya dengan apa yang dikatakan Nadil. Seperti nya temannya ini memang tengah mencoba untuk mengibuli dirinya, mana mungkin semalam Jundi kerasukan setan.

Hanif bahkan semalam tak banyak bicara seperti biasanya. Lelaki itu hanya diam memperhatikan gerakan Jundi yang tengah memotong buah pemberian mereka.

"Lu mikir dia kerasukan roh jin? Mana ada si elah!! "

Tak ingin kalah, Liam terus menerus menentang pembicaraan temannya. Lelaki itu sebenarnya tak terlalu tahu karena semalam dirinya hanya menatap ke arah Jundi beberapa detik saja. Lain waktunya ia gunakan untuk melihat isi ponselnya.

Nadil memang berpikir, jika semalam bukanlah sifat asli dari Jundi. Biasanya temannya itu selalu mencari bahan pembicaraan yang akan menjadi basa-basi mereka.

Tapi semalam memang sifat Jundi sangat berbeda. Entah apa yang membuatnya merasa jika semalam bukanlah temannya yang tengah berbicara dengan dirinya.

"Nanti aja deh bilang ke dia kalo udah dateng. Biar kalian gak banyak penasaran! " usul Candra.

Sedari pagi tadi, tak habis-habisnya mereka membicarakan tentang Jundi. Sungguh semalam bahkan sifatnya sangat berbeda dari hari-hari biasa.

Keadaan temannya itu sudah pulih dan pasti hari ini bisa memasuki sekolah seperti biasanya. Jam masih menunjukkan pukul tujuh lewat tiga menit, dan tentunya masih banyak para murid yang belum datang ke kelas.

Suasana hening menyelimuti keempatnya beberapa detik sampai suara berat Liam lah yang kini terdengar di telinga mereka.

"Alah, gue cabut ke kantin dulu mau makan. Kali ada yang mau ikut?! "

Nadil dan Hanif hanya menggeleng tanda menolak, sedangkan Candra masih diam saja dengan tangannya yang sibuk menggonta-ganti gaya tali sepatunya.

Tanpa menunggu lama, Liam langsung segera pergi dari atap sekolahan. Lelaki itu berjalan menuju ke kantin yang biasa mereka berlima tempati sebagai base camp.

Namun langkahnya terhenti saat melihat temannya yang bernama Jundi kini tengah menuju ke atas, mereka berdua berpapasan di area tangga lantai atas. Tentu saja Jundi tersenyum melihat temannya yang berpapasan degannya, begitu juga Liam.

"Ikut gue ke kantin, lo gak laper? "

Sebuah gelengan kini Jundi berikan. Kali ini ia jujur jika perutnya telah diisi saat masih berada di rumah tadi.

"Kaki lo gimana? Udah bisa normal jalannya? "

"Alhamdulillah udah, ini juga kan cuman keseleo doang kayanya" jawab nya dengan di sertai sebuah anggukan.

Liam hanya ber-oh ria, lelaki itu kemudian berpamitan kepada Jundi jika ia ingin pergi ke kantin. Hanya sebuah anggukan dan juga senyuman yang senantiasa temannya berikan.

About Jundi || Renjun [END]✔Where stories live. Discover now