Part 3

1.9K 379 36
                                    

Meja di depannya masih terlihat berantakan, kertas-kertas bertumpuk dan berserakan, rekan-rekan kerjanya pun masih di kursi mereka masing-masing, memasang wajah kusut setelah bos mereka, sang pengacara besar itu keluar dari ruangan usai memimpin rapat. Namun, Alma justru bersenandung riang sembari mengemasi barang-barangnya.

                "Iya, deh... yang anak kesayangan, girang banget kayanya." Sindir Rini, salah satu rekan kerja Alma yang sering kali berselisih paham dengannya.

                Guntur, rekan kerja Alma yang lain pun turut menimpali. "Gue heran deh, Al. Disaat kita semua diomelin habis-habisan, lo selalu aja dipuji-puji. Lo nyogok berapa sih?"

                Alma melirik rekan-rekan kerjanya yang berjumlah sepuluh orang itu. Lirikannya terlihat mencemo'oh hingga mereka semua mendengus kesal padanya. "Guntur... Guntur, pantesan aja lo selalu diomelin, pertanyaan lo aja nggak bermutu banget sekarang." Cibir Alma. "lo tahu kan, Pak Regar itu kayanya sampai tujuh turunan, uangnya nggak kehitung lagi, ngapain gue repot-repot nyogok. Lagian gue kerja buat cari duit, bukan buang duit. Bego lo!"

                Guntur merutuk kesal dengan suara pelannya.

                Lalu Alma menghentakkan susunan draft tebal miliknya ke atas meja. Bibirnya tersenyum dingin, sementara matanya menatap kasihan pada mereka semua. "Kalian mau tahu, apa yang buat Pak Regar lebih sering puji gue dibandingkan kalian semua?"  senyuman Alma semakin merekah lebar kala dia mengetuk kepalanya dengan telunjuk. "karena gue ngerti caranya gunain otak gue, sedangkan lo semua enggak. Jadi..." Alma memeluk semua draft itu di dadanya, tersenyum manis pada mereka. "selamat bekerja, teman-teman. Semangat!" tak lupa dia mengepalkan satu tangannya, seakan-akan memberikan semangat pada mereka semua meski yang Alma lakukan hanyalah upaya untuk membuat mereka semakin kesal padanya.

                Sambil tertawa menyebalkan, Alma meninggalkan meja rapat itu dan berjalan santai kembali ke mejanya sendiri, mengabaikan decakan dan rutukan kesal oleh rekan-rekan kerjanya yang sama sekali tidak Alma hiraukan.

                Memang benar, selama ini Pak Regar, atasan mereka, seorang Pengacara besar di negara ini cenderung lebih senang memuji Alma dibandingkan yang lain. Tapi hal itu terjadi bukan karena Alma dianak emaskan, atau karena Alma pintar menjilat atasannya itu. Sama sekali tidak.

                Alma mungkin tidak pintar, nilai akademiknya pas-pasan. Tapi, dia adalah anak yang gigih dan senang bekerja keras. Itu kenapa Alma rela begadang semalaman untuk menyelesaikan draft yang dibutuhkan oleh Pak Regar. Bahkan meski dia baru tidur pukul empat pagi, Alma selalu berusaha tiba di kantor pukul tujuh pagi mengingat betapa pentingnya waktu bagi atasannya itu.

                Alma selalu siap ditelefon dan menerima pekerjaan kapan saja. Ketika beberapa rekan kerjanya lebih senang bekerja di rumah maupun mobile work, Alma selalu datang ke kantor.

                Tidak hanya itu. Penampilan Alma pun sangat menunjang karirnya. Pak Regar sangat senang melihat penampilan Alma yang rapi dan juga berkelas. Seperti sekarang, Alma mengenakan setelah blazer, skirt, ditambah belt. Pakaian itu membalut pas ditubuhnya. Itu kenapa Pak Regar senang sekali mengajak Alma ikut serta di beberapa pertemuannya bersama klien.

                Pekerjaannya memang melelahkan, menguras tenaga dan pikirannya. Tapi, Alma senang melakukannya. karena pekerjaan ini adalah satu-satunya hal yang bisa dia banggakan karena dia memulainya dari kedua kakinya sendiri. Tidak ada campur tangan Papanya, atau pun keluarganya.

                Selagi Alma berkutat dengan laptopnya, tiba-tiba saja kursi di depan mejanya bergesak membelakanginya, dan tak lama, seorang lelaki duduk di sana, melipat kedua tangan di kursi lalu menumpukan dagunya.  Alma menaikkan satu alisnya ke atas sebagai respon, membuat lelaki itu berdecak lalu mulai merengek padanya. "Bantuin gue lagi dong, Al. Please..."

MenungguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang