Part 11

452 83 1
                                    

Indra bertopang dagu, wajahnya cemberut sedang tangannya hanya menekan-nekan tombol mouse dengan gelagat malas. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, kantor pun sudah terlihat sepi. Tapi Indra yang malang terpaksa harus tetap berada di tempat sialan itu bersama gadis menyebalkan yang tampak sangat bersemangat di sampingnya.

"Satu jam lagi, Ndra." Alma masih betah memelototi laptop. Gelagatnya terlihat gelisah. Bahkan untuk berkedip pun Alma sedikit takut.

Indra melirik sinis. "Iya. Memang satu jam lagi. Tapi lo udah ngerepotin gue dari dua jam yang lalu ya, Al."

"Gue takut nggak kedapetan, Ndra."

"Kalau pun gue stand by dari sepuluh jam yang lalu, belum tentu juga tiket konsernya bisa lo dapetin."

Indra bersungut penuh kesal hingga Alma menoleh. "Gue baru kali ini ya, Ndra, minta tolong sama lo." sungutnya. "selama ini gue terus yang nolong lo. Jadi lo harus berterima kasih ke gue dengan cara ini."

"Nolong apaan. Lo nggak pernah lupa minta bayaran sama gue."

"Ya udah sih, nanti gue juga bayar sama lo deh."

Indra mengerjap lalu memandang Alma dengan ekspresi senang. "Serius? Lo bayar gue berapa, Al?"

"Dua ratus ribu."

"Anjing! Dua ratus ribu dapat apaan?"

"Beli mekdi cukup kok."

"Heh! Gue selalu bayar lo jutaan ya, Al. Masa giliran gue cuma dua ratus ribu."

Alma kembali menatap Indra. Helaan napas berat terdengar dari mulutnya. "Indra adik manisnya Kak Alma... tiket konser Bruno Mars itu harganya mahal. Belum lagi tiket pesawatnya. Kak Alma juga beli tiketnya dua. Indra tahu kan, sebanyak apa Kak Alma bakal ngabisin duit?" Wajah miris serta hela napas berat Alma yang penuh tipu muslihat membuat Indra mengernyit jijik. Indra paling sebal kalau Alma sudah menyebutnya adik.

"Makanya kalau nggak punya duit, nggak usah sok traktir orang lain," Indra mengambil kotak rokok dari atas meja, mengeluarkan satu batang dari dalam sana. "mana yang lo traktir lebih tajir dari lo lagi. Kenapa bukan dia aja sih yang traktir lo." kepulan asap mulai Indra hembuskan.

Indra sedang membahas tentang Arka.

Beberapa hari lalu, sejak Alma mengetahui penyanyi favorit mereka itu akan menggelar konser, Alma sudah seperti cacing kepanasan. Setiap hari yang Alma lakukan hanyalah mencari info mengenai konser itu.

Hingga saat jadwal konser telah muncul, Alma berteriak histeris dan memohon pada Indra untuk membantunya mendapatkan tiket konser.

"Dia lagi sibuk akhir-akhir ini." balas Alma. "dan nggak bakal tahu juga soal konser. Makanya gue mau kasih kejutan." Ada senyum kecil yang manis tercetak di bibirnya.

Seperti Alma, Arka pun juga menyukai lagu-lagu Bruno Mars. Mereka bahkan sering menyanyikan lagu artis terkenal itu ketika berada di dalam mobil. Setiap kali Bruno Mars menggelar konser, mereka selalu menonton bersama.

Biasanya Arka lah yang mengurus semuanya dan Alma akan terima bersih. Tapi kali ini, entah kenapa Arka tidak menyinggung tentang konser ini pada Alma. Kemarin pun ketika mereka mengobrol, Arka tidak membicarakannya.

Awalnya Alma merasa aneh, tapi setelah mengingat-ingat kalau akhir-akhir ini Arka memang sedang disibukkan dengan jadwal pekerjaan yang sangat padat, Alma rasa Arka tidak tahu tentang konser itu. Maka Alma menyusun rencana ini. Dia akan membeli dua tiket konser untuk mereka, lalu memberi kejutan pada Arka. Membayangkan bagaimana wajah sumringah Arka yang kekanakan itu saja pun kini Alma tersenyum seperti orang bodoh.

MenungguWhere stories live. Discover now