Part 19

1K 160 23
                                    

Bangun dengan kepala berdenyut sakit serta tidak bisa membuka mata karena pandangannya seperti sedang berputar-putar, Alma butuh beberapa saat agar bisa duduk dengan normal.

                Dia memegangi kepala, melenguh pelan karena sakit kepala.

                Di tengah usahanya untuk membuka mata, Alma merasa ranjang sedikit bergoyang. Lalu samar-samar dia menemukan wajah Indra yang menyengir jail. "Good morning, sleepyhead."

                Alma masih memegangi kepala, ingin mengatakan sesuatu tapi suaranya seperti tertahan di tenggorokan.

                Indra terkekeh, kemudian menyerahkan segelas air yang Alma terima dan langsung dia teguk isinya hingga abis. "Thanks." Ucap Alma pelan. "Ngomong-ngomong, ngapain lo di kamar gue?"

                Indra mengulum senyum. "Ini bukan kamar lo."

                Alma mengernyit, kemudian menatap sekitarnya. Matanya sontak melotot sempurna. "Anjing! Gue di mana nih?!" pekik Alma hingga membuat kepalanya berdenyut sakit.

                Indra mendengus, dia seperti baru saja menemukan teman ONS yang saat bercinta dengannya setengah mabuk kemudian saat sadar berubah menjadi histeris.

                "Kita di hotel. Tadi malam lo mabuk, gue nggak tahu alamat rumah lo, makanya gue bawa ke sini."

                Alma menatap sangsi dan Indra ingin sekali mencekik gadis menyebalkan itu. "Sori, ya, Al, gue nggak suka ML sama cewek yang lagi patah hati."

                Tadinya Indra hanya mau bercanda, tapi melihat perubahan di wajah Alma, dia meringis pelan.

                Alma kembali teringat tentang kejadian tadi malam sebelum dia pergi ke kelab. Arka dan Elena. Dua nama itu kembali memenuhi kepala Alma dan membuat dia merasakan kesedihan itu lagi. "Gue nggak patah hati." Cetus Alma. Dia menyibak selimut, hendak pergi, tapi Indra menggumam kan sesuatu yang membuat Alma menatapnya marah.

                "Lo cinta sama Arka."

                "Nggak usah sok tahu!"

                Indra tersenyum miring. "Lo sendiri yang bilang tadi malam." Alma mendengus dan Indra terpaksa menyebut satu nama. "Lo cemburu sama Elena, kan."

                Tadinya Alma pikir Indra hanya membual. Tapi jika Indra bisa menyebut nama Elena, itu berarti tadi malam mulut sialan Alma sudah membongkar habis seluruh rahasianya.

                Alma berusaha mengabaikan, dia mencari di mana tasnya berada. Hendak segera pergi.

                "Jatuh cinta sama sahabat sendiri itu tolol namanya." Indra terus saja berkomentar. "Apa lagi sama sahabat lo yang udah punya pacar. Cari mata sih lo, Al."

                "Bisa diam nggak?!" teriak Alma. Bukan teriakan kesal, melainkan murka.

                Indra sama sekali tidak takut dengan teriakan itu. Masih tetap duduk di atas ranjang, dia menatap Alma dengan kilat asing di matanya. "Lupain Arka."

                Napas Alma tersengal menahan amarah. "Tutup mulut lo, sebelum  gue—"

                "Dia punya pacar, Al. Cewek yang dia suka bukan lo."

                Dengan tubuh gemetar, Alma mengepal kedua tangannya.

                "Dan jangan pernah menyalahkan Arka atas rasa patah hati lo."

MenungguWhere stories live. Discover now