Perjodohan dini

523 97 11
                                    

Jangan lupa tinggalkan komentar kalian agar cerita ini bisa lebih ramai...

Satria yang berada di dalam kamar, telihat sedang sibuk mempersiapkan diri untuk menghadiri acara makan malam hari itu.

Sesaat kemudian ia segera menggeser posisi tubuhnya menghadap cermin, dan tanpa sengaja akhirnya menemukan kertas yang sebelumnya Satria tempel di kaca.

Al lantas segera mengambil kertas itu dengan tulisan tangan yang berisi ancaman buat Al kalau dia tidak lagi melibatkan Satria ke dalam masalah, tulis nya dalam surat itu.

Namun tentu saja Al tidak menganggapi nya dengan serius dan justru hanya tersenyum tipis lalu melempar kertas itu kedalam tempat sampah.

Sebelum keluar menyusul Ayunda yang menunggu di luar, Satria menyempatkan diri untuk menelpon Rafael terlebih dulu, karena sebelumnya Satria sudah sempat janji dengan anak-anak lain buat nongkrong bareng di markas besar Black Wolf

Namun berhubung malam itu Satria tiba-tiba ada kegiatan penting lain di luar jadi nya dia terpaksa harus membatalkan janji nya itu.

Rafael yang sudah tiba di Markas black Wolf bersama yang lain, telihat berdiri di luar menikmati angin malam sambil menunggu kedatangan Satria, sampai akhirnya ia mendengar suara handphone yang berbunyi dari dalam markas.

Rafael lantas bergegas mengambil handphone yang berada di atas meja, di mana nama Satria langsung tertera di layar panggilan telepon, lalu menggeser layar ke samping, segera mengangkat panggilan dari Satria.

"Halo." Sahut Rafael.

"Halo, Raf lu ada di mana sekarang." Tanya Satria.

"Gua sudah ada di markas, nih anak-anak semuanya juga sudah pada ngumpul dan lagi nungguin lu, lu jadi kan datang kesini?" Tanya nya.

Sambil menjawab telepon dari Rafael, Satria berjalan ke tempat tidur, duduk di tepi kasur, menempelkan telpon itu ke telinga dengan menekannya menggunakan bahu agar tidak jatuh, lalu mulai melingkarkan jam tangan hitam di pergelangan tangan kiri nya.

"Sorry sob, sebenarnya gua cuma mau ngasih tau lu, kalau gua gak bisa datang malam ini ke sana."

"Kenapa?"

"Soal nya malam ini gua juga ada janji sama nyokap buat makan malam sama calon tunangan gua." Jelas Satria dengan perasaan semangat.

"Ah- yang bener lu." Ujar Rafael antara percaya atau pun tidak dengan ucapan Satria barusan, lagian Satria juga belum pernah cerita soal masalah pertunangan dia ke siapapun terutama ke sahabatnya, Rafael.

"Kok lu gak pernah cerita sih soal masalah itu ke gua."

"Mungkin Satria masih belum siap buat ceritain masalah ini ke orang lain, tapi ya sudahlah kan lu juga akhirnya sudah tau kabar itu dari gua, sama saja kan."

"Iya sih!"

Di sela perbicangan Satria dan Rafael, Ayunda yang akan berangkat pun datang menyusul Satria ke kamar.

"Al, kita harus sudah berangkat sayang." Ucap Ayunda dari luar pintu kamar.

"Iya bunda. Kalau begitu sudah dulu ya sob, gua harus cabut sekarang."

"Ok, hati-hati, salam buat bunda dan calon mertua lu."

"Hehehe, siap."

Singkat waktu, mereka berdua akhirnya sudah lebih dulu tiba di restoran, menunggu kedatangan calon tunangan Satria.

Sekurang-kurangnya hampir lima belas menit'an mereka menunggu di tempat itu, hingga akhirnya dari kejauhan tampak seorang wanita dewasa yang baru tiba di dalam, dari gelagat nya sepertinya wanita itu sedang mencari seseorang.

SATRIA Where stories live. Discover now