family

188 31 4
                                    

"Lucu banget sih kamu." Ujar Aurel. Tidak mampu menahan diri melihat wajah mengemaskan Al.

"Tadi buka nya lu kesini bareng Rafael."

"Iya. Tapi dia cuma nganterin gua sampai di depan rumah, terus itu dia nya pergi buat ngurusin masalah di markas."

"Oh."

"Lu nya masih ngijinin Satria buat nongkrong sama anak-anak yang lain di luar."

"Masih lah. Meskipun sekarang dia nya lagi sibuk kerja, di tambah lagi dia juga harus ngurusin gua, biasa nya gua sesekali ngijinin dia buat keluar rumah, lagian gua kasihan juga ngeliat dia cuma bisa diem di rumah gak ada yang nemenin dia ngobrol."

"Kan ada elu."

"Sejak hamil, selepas dia nya ngurusin gua, palingan gua sudah molor duluan jadi jarang buat bisa nemenin dia tiap hari."

"Jadi intinya Satria perhatian banget yah sama lu." Ujar Aurel lantas memancing senyum Aviva.

"Tapi jam segini sudah waktunya jam pulang kantor kan."

"Iya nih, tapi kok Satria belum pulang juga sih."

"Mungkin dia kena macet lagi di jalan."

"Bisa jadi."

Pada hal sekarang ini Satria malah sibuk di markas, berantem dengan sekelompok berandalan yang sengaja datang buat cari masalah sama anggota Black Wolf.

Bugh

"Arghhhh."

"Dasar sekumpulan tulang lunak." Ledek Nathan ke sekumpulan pemuda yang pada akhirnya kalah sama anggota Black Wolf.

"Sebaiknya lu semua pergi dari sini, sebelum gua berubah pikiran dan balik mukulin lu semua."

Lantas dengan segera mereka segera pergi meninggalkan markas Black Wolf dengan wajah yang sudah babak belur.

"Lu biar mereka pergi begitu saja, pada hal kita masih belum selesai ngasih mereka pelajaran." Tanya Alex.

"Gua rasa mereka sudah cukup di beri pelajaran, gua yakin mereka juga gak bakalan berani buat kesini lagi."

"Menurut gua lu itu terlalu baik Sat, kalau gua sih mungkin udah gua habisin tuh bocah." Ujar Nathan.

"Nah itu beda nya lu sama Satria. Satria bukan cuma hebat tapi dia juga orang nya baik dan tidak sombong lagi." Puji Rafael sambil merangkul Satria.

"Masalah di sini sudah selesai, kalau begitu gua balik duluan yah."

"Buru-buru amat sih."

"Gua kangen pengen main sama anak gua di rumah."

"Anak lu juga gak bakalan langsung hilang ingatan kalau lu tinggal sebentar buat nongkrong dulu sama kita di sini." Ledek Nathan.

"Lain kali lah gua nongkrong bareng lu semua. Ok gua balik duluan, dah."
.
.
.
"Assalamualaikum, papa pulang." Sahut Satria, masuk ke dalam kamar setibah nya di rumah. Sesaat setelah Aurel pulang.

Satria segera membuka jaket dan jas milik dia, menyimpan nya di atas sofa, kemudian berjalan mendekati Aviva yang sedang mengurusi Al di tempat tidur.

"Halo sayang. Anak papa lagi main sama mama yah." Ujar Satria lantas menciumi pipi putranya itu beberapa kali.

"Lu mandi dulu, badan lu bau keringat."

"Tapi gua masih wangi kan."

Saat itu juga Aviva lantas melihat memar di bagian ujung bibir Satria akibat dari perkelahian tadi.

SATRIA Where stories live. Discover now