Brutal

244 61 6
                                    

"Raf, Aviva mana." Tanya Satria di kala dirinya menyadari bahwa Aviva sudah menghilang dari tempat itu.

"Tadi gua tinggalin dia di sana." Jawab Rafael.

"Sial. Kemana lagi sih pergi nya tuh cewek."

Di saat Satria mulai panik mencari keberadaan Aviva. Aviva nya sendiri saat itu masih dalam pengejaran anak buah Alex hingga ke gudang belakang.

Karena tidak ada jalan keluar lain lagi dan jalan yang di ambil Aviva pun rupa nya jalan buntu. Aviva yang terpojok akhirnya memilih masuk ke dalam gudang, bergegas mencari tempat persembunyian sebelum akhirnya orang-orang itu ikut masuk ke dalam sana.

"Kemana tuh cewek."

"Perasaan tadi gua sempet ngeliat dia masuk ke sini." Ucap salah seorang dari mereka.

"Buruan cari dia. Gua yakin dia pasti gak akan bisa pergi jauh dari sini." Ujar Boy.
.
.
.

"Gua harus cari Aviva secepatnya." Gumam Satria.

Brukk!!

"Akhh.."

Satu pukulan tiba-tiba mendarat mulus di pipi kiri Satria. Akibat tidak menyadari kehadiran Alex saat itu karena terlalu sibuk memikirkan Aviva, hingga ia pun lengah terhadap serangan yang di lancarkan Alex.

"Mau kemana lu, urusan lu sama gua belum selesai." Ucap nya.

"Cuhh.."

Ujung bibir Satria lantas mengalami luka karena serangan Alex tadi. Dia lantas membuang ludah bercampur darah segar yang tertampung di dalam mulutnya itu sambil memandang Alex dengan tajam.

"Sat, lu gak apa-apa kan." Tanya Rafael. Mendekati Satria untuk memastikan kondisi dia.

"Gua baik-baik saja."

"Teman lu ternyata lemah, persis seperti lu semua, hahaha." Ledak Alex dengan songong nya.

"Brengsek lu." Rafael yang terpancing emosi lantas ingin menghajar Alex namun segera di hentikan sama Satria.

"Dia itu urusan gua." Ucap Satria. Sudah waktunya untuk memberikan Alex pelajaran.

"Masih berani juga lu ngelawan gua."

Satria benar-benar sudah berada di puncak kesabaran dia menghadapi satu berandalan tengik yang satu ini, kalau bisa Ingin rasanya Satria merontokkan semua gigi Alex saat itu juga.

"Gua jamin lu gak bakalan bisa pulang dalam keadaan sehat selepas ini."  Ungkap Satria geram.

Satria mengertak gigi nya kuat dengan sorot mata tajam mengarah langsung ke sosok cowok di hadapan dia. Lalu dengan gesit mulai menyerang Alex secara brutal.

Hanya cukup satu pukulan dari Satria lantas berhasil membuat hidung Alex langsung mimisan.

"Akh!! Hisss... Sialan lu."

"Sekarang kita impas. Darah di bayar dengan darah." Ucap Satria.

Emosi Alex semakin membludak segera ia membalas serangan Satria secara bertubi-tubi. Tapi bagaimana pun usaha Alex menyerang, namun nyatanya tidak ada satupun serangan dia yang berhasil mengenai Satria. Justru Alex yang beberapa kali mendapat kan tendangan dan pukulan dari Satria.

"Arghh."

"Bagaimana, apa pukulan gua masih kurang kuat buat lu."

Beberapa anggota Alex kemudian ikut turun tangan untuk membantu Alex dengan segera mengepung Satria. Tapi Satria malah terlihat bersikap acuh terhadap mereka semua.

"Anak buah lu rupanya sadar kalau lu itu lemah maka nya mereka datang buat ngebantuin elu."

"Bangsat, tutup mulut lu itu. Lu semua habisin dia." Perintah Alex.

SATRIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang