Kembali nya Satria

187 39 1
                                    

Tok.. Tok.. Tok..

"Aviva."

Panggilan dari luar kamar lantas menarik perhatian Aviva yang saat itu tengah sibuk mengetik tugas kuliah dia di laptop.

Aviva segera beranjak dari tempat dia sebelum nya kemudian berjalan untuk membuka pintu.

"Iya Ma."

"Ada yang nyariin kamu tuh."

"Siapa?"

"Gak tau, coba aja kamu temui dia di bawa."

Aviva pun segera turun ke bawah menemui orang yang di maksud Riska yang terlihat berada di luar teras rumah, dengan penasaran, Siapa juga orang yang sampai bela-belain datang pada saat tengah malam begini buat nyariin dia.

"Permisi, kenapa mas nyariin saya." Tanya Aviva berdiri di depan pintu, ke arah orang bertopi, yang juga memakai masker sehingga menutupi separuh wajah nya itu, tampak seperti kurir paket terlihat membawa sebuket bunga mawar dan coklat.

"Mba Aviva yah."

"Iya."

"Ini ada kiriman buat mba."

Aviva lantas menerima bunga dan coklat itu dari kurir dengan agak bingung.

"Kalau boleh tau ini dari siapa mas?"

"Katanya sih itu dari pacar mba."

"Pacar?" Perasaan dia lagi jomblo sekarang, pikir nya.

"Mungkin mas nya salah kirim kali."

"Engga kok, nama mba Aviva Mashita Sakhi kan?"

"Betul. Tapi kok mas nya bisa tau sih nama lengkap saya?"

Aviva mulai menatap curiga ke orang yang ada di hadapan dia, kalau di liat secara seksama cowok itu tampak familiar. Postur tubuh nya sama seperti cowok yang di temui nya di kampus pagi tadi.

"Tunggu-tunggu. Perasaan gua pernah ngeliat lu deh."

"Masa sih Mba?"

"Lu yang datang ke kampus gua tadi pagi kan."

"Bukan kok mba, mungkin mba nya salah ngenalin orang kali."

Tangan Aviva perlahan mulai meraih gagang pintu dengan terlihat curiga, dia sangat yakin kalau cowok itu, cowok yang sama yang di temui dia di kampus.

"Mm, Kalau begitu saya masuk dulu, saya masih ada kerjaan di dalam, makasih."

Ketika hendak menutup pintu, entah ingin bermaksud apa cowok itu malah menghalangi pintu dengan kaki.

"Mau kemana Mba urusan kita masih belum selesai loh."

"Urusan apaan sih."

"Masih ada yang mau saya omongin sama mba."

"Maaf mas, saya lagi sibuk. Jadi sebaiknya mas nya pergi dari sini sebelum saya teriak."

"Ya udah teriak aja mba." Ucap nya nantangin.

"Pa....!!"

Aviva yang berniat ingin meminta bantuan dari orang rumah, tapi mulut dia tiba-tiba di bungkam sama cowok barusan yang pada hal itu sebenarnya Satria, yang lantas mulai menarik Aviva keluar rumah.

Satria kemudian mendorong Aviva sehingga punggung cewek itu bersandar pada tembok. Aviva terlihat menatap takut ke orang yang ada di hadapan dia dengan cukup dekat yang masih membungkam mulut Nya dengan tangan.

"Ssttttttt..." Menarik jari telunjuknya ke depan bibir isyarat agar Aviva tetap diam.

"Lu gak usah takut sama gua, gua juga gak bakalan ngapa-ngapain lu kok. Gua palingan cuma bakalan nyulik lu, terus gua bawah lu kehutan, pagi nya lu bakalan gua jual ke perdagangan manusia di Thailand biar lu gak bisa ketemu sama orang tua lu lagi, hahahaha." Ucap Satria dengan segaja menakut-nakuti Aviva yang sudah mulai tegang saat itu.

SATRIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang