Taruhan

325 80 1
                                    

Aviva membuka mata nya perlahan, menyadari dirinya sudah berada di sebuah ruangan.

Pandangan dia yang masih buyar menatap sekilas sosok cowok tinggi yang berdiri tegak di samping dia hampir terlihat seperti Satria.

"Satria." Yang terlintas di pikiran Aviva di awal cowok itu pasti Satria.

Namun di saat kesadaran nya sudah pulih tenyata yang dia anggap Satria itu bukan lah Satria tapi orang lain.

"Lu gak apa-apa kan." Ucap cowok dengan perawakan tinggi, putih, dengan mata sipit berdiri di sebelah tempat Aviva terbaring.

Aviva tersentak bangun saat menyadari yang dihadapkan nya itu bukan Satria.

"Ma-maafin gua, gua kira tadi lu orang yang gua kenal."

"Tidak masalah."

Mengetahui Aviva sudah sadar, guru sekaligus perawat di UKS bernama Klara  datang buat mengecek keadaan dia.

"Kamu sudah bangun. Bagaimana perasaan kamu apa masih ada yang sakit." Tanya nya.

"Engga ada kok Bu."

"Bagus lah. Oh iya, Aviva ini Morgan, dia yang sudah bawa kamu kesini tadi."

Guru wanita itu lantas memperkenalkan Morgan ke Aviva. Morgan merupakan siswa dari kelas XI B, pintar, ramah, murah senyum sekaligus ketua tim basket di sekolahan.

"Terimakasih karena sudah nolongin gua."

"Sama-sama."

Beberapa saat Aviva kemudian memandangi pergelangan kaki kanan nya yang terbalut perban Seperti nya dia mengalami cedera saat jatuh dari tangga tadi.

Sementara di lain sisi. Satria yang belum tau tentang kabar Aviva, terlihat masih berada di gudang belakang.

Dia baru beranjak pergi dari sana setelah bel istirahat berbunyi dan langsung kembali ke kelas.

"Satria, lu sudah tau kabar tentang Aviva enggak." Tanya seorang dari salah satu siswa yang sedang nongkrong di kelas.

"Engga, memang nya tuh cewek kenapa?"

"Katanya sih Aviva habis jatuh dari tangga, terus Morgan nemuin dia pingsan lalu di bawah ke UKS."

"Yang benar lu, terus keadaan dia bagaimana."

"Gua juga belum tau."

Walaupun Satria memang tidak menyukai Aviva, tapi mendengar kabar itu Satria cukup terlihat khawatir. Karena itu dia bergegas keluar kelas, berjalan dengan terburu-buru menuju ruang UKS.

Setibanya di ruangan UKS, Satria justru tidak menemukan satu orang pun di dalam sana.

"Satria sedang apa kamu di sini."  Tanya perawat UKS yang baru datang dari luar.

"Maaf bu, tapi saya kesini datang buat ketemu sama Aviva, Aviva nya mana?" Jawab Satria.

"Aviva! Dia nya baru saja ibu anterin keluar untuk pulang biar dia istirahat di rumah."

"Jadi dia sudah pulang."

"Kaya nya belum deh, soalnya Ibu tadi baru nyuruh Morgan buat cariin taxi untuk nganterin Aviva."

Setelah Satria tau Aviva masih di luar sekolah, dia lantas segera berlari untuk menyusul Aviva.

Namun sepertinya Satria masih kurang cepat, soalnya saat Satria tiba di luar, dari kejauhan Aviva sudah terlihat masuk ke dalam mobil taxi.

Dan akhirnya Satria hanya bisa menghela nafas dalam sambil memandangi mobil yang membawa Aviva mulai pergi.
.
.
.
Malam Minggu. Malam yang paling di tunggu-tunggu kebanyakan anak-anak ABG di luaran sana, tidak terkecuali Satria yang sudah Pasti tidak akan melewatkan malam itu begitu saja.

SATRIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang