Berkemah

206 60 10
                                    

"Zzzzzzz.....Zzzzzzzzz...."

"Nih anak masih molor apa jangan-jangan sudah pindah alam lagi."

"Sekalipun orang cakep kalau tidur ternyata mangap juga."

Rafael saat itu masih tertidur pulas sama sekali tidak menyadari kalau bus yang mereka tumpangi sudah tiba di Bogor, sampai ditinggal pergi sama Satria dan rombongan ia pun masih belum sadar. Itu Karena efek obat yang ia minum.

Sementara Rival dan Aariz yang ditugaskan oleh Satria untuk membangunkan Rafael justru malah sempat-sempatnya menggibah di dalam sana.

"Buruan lu bangunin."

"Lah kenapa harus gua, lu kan teman nya."

"Lu kan juga."

"Oi, Lu berdua kenapa lama banget sih." Satria yang kelamaan menunggu akhirnya datang menyusul mereka.

"Gua gak tega buat bangunin nih anak kebo." Umpat Rival.

"Minggir biar gua aja."

Kembali lagi Satria yang harus turun tangan untuk membangunkan Rafael.

"Raf, bangun bangun. Kita sudah sampai nih."

"Emm.."

Rafael perlahan membuka mata. Menunggu beberapa saat hingga nyawa dia kembali.

"Kita sudah sampai."

"Sudah dari tadi. Buruan bangun."

Ketika kesadaran Rafael mulai pulih, bersama Satria, Rival, dan juga Aariz. Mereka semua segera keluar, berjalan menyusul rombongan yang terlihat sibuk mengurusi tenda mereka masing-masing.

"Ini tenda lu pada sudah selesai." Tutur Rafael.

"Iya lah. Elu sih kelamaan molor." Jawab Farhan.

"Lu gak usah khawatir, tenda gua itu lumayan besar jadi lu bisa nginep di tenda gua kalau lu mau."

"Nah gitu dong. Ini baru yang namanya sahabat gua." Puji Rafael segera merangkul Satria. Lantas mendapat lirikan tajam dari nya sehingga Rafael bergegas menarik lengan nya turun dari pundak cowok itu.

"Oi tenyata lu semua pada ngumpul di sini." Ujar Ryan.

"Dari mana aja lu." Tanya Satria.

"Gua dari sana, bantu-bantu kelompok gua buat nyiapin tenda."

"Satu, dua , tiga." Aariz mulai menghitung jumlah kelompok mereka yang ternyata masih kurang satu orang lagi.

"Kita masih kurang satu orang nih. Lagian lu kenapa gak masuk ke kelompok kita aja."

"Ya mana gua tau, udah terlanjur juga."

"Nah, tuh si bapak Paramex noh. Coba lu panggil, siapa tau dia mau masuk ke kelompok kita." Tutur Rafael, ketika melihat keberadaan Morgan yang berada tidak jauh dari mereka.

"Siapa sih yang lu maksud."

"Itu, si anu? Ah gua lupa namanya siapa, pokok itu, anak yang kita temui di UKS waktu itu." Jelas Rafael mencoba mengingatkan kembali momen di awal mereka bertemu Morgan saat itu ke mereka.

"Morgan maksud lu." Cetus Satria.

"Nah itu dia sih Morgan. Morgan! Woi..." Panggil Rafael.

Morgan lantas berbalik, mencari-cari asal suara yang memanggil nama dia barusan. Sesaat sebelum akhirnya dia melihat ke arah Rafael.

"Lu manggil gua."

"Iya, kesini lu."

Morgan segera berlari kecil menghampiri mereka.

SATRIA Where stories live. Discover now