Penculikan

230 41 8
                                    

Malam kini sudah berganti pagi. Di kamar itu hanya terlihat Satria dan juga Aviva yang saat itu masih tengah tertidur dengan posisi merebahkan sebagian tubuhnya di ranjang samping tubuh Satria.

Sementara Ayunda dan Aldi sejak pagi tadi keluar untuk membeli sarapan untuk mereka semua, sedangkan Langit berada di luar kamar.

Terlihat Satria yang mulai sadar tampak mengerakkan ujung telunjuk dia sambil perlahan-lahan membuka mata.

Tangan Satria yang masih dalam genggaman Aviva lantas secara respect ikut menggenggam tangan cewek itu, alhasil karena merasakan pergerakan pada tangan nya Aviva lantas terbangun.

"Mm. "

Saat terbangun Aviva seketika terkejut setelah melihat Satria yang sudah sadar.

"Satria lu sudah sadar."

Satria melirik perlahan ke arah Aviva dengan tatapan kosong.

"Lu tunggu sebentar gua panggil dokter dulu."

Langkah Aviva tertahan, lantas segera menoleh kebelakang, melihat tangan Satria yang tiba-tiba mengegegam pergelangan tangan kanan dia.

"Kenapa, lu butuh sesuatu." Tanya Aviva sambil kembali duduk di samping Satria.

"To-long, bawa, Aviva ke sini."

Jawaban Satria tentu saja mengejutkan Aviva pada saat itu karena dia sebenarnya adalah orang yang di cari sama Satria namun dia justru tidak mengenalinya.

"Gua, mau ketemu Aviva, sekarang."

"Eh! Iya nanti gua panggilin Aviva ke sini yah."

Aviva mungkin merasa sedikit khawatir setelah Satria tidak bisa mengenali dia, tapi Aviva berusaha untuk tetap tenang dan segera keluar untuk menemui dokter untuk memberitahukan kondisi Satria sekarang.

Singkat nya, setelah dokter masuk, dia mulai melakukan pemeriksaan terhadap kondisi Satria di temani sama Langit yang berada di dalam kamar, sementara Aviva terlihat melamun di luar sambil menunggu dokter itu keluar.

Ceklek

"Dok, bagaimana dengan keadaan Satria."

"Sekarang tidak ada yang perlu di khawatirkan lagi, keadaan Satria sudah mulai membaik saat ini, kita hanya perlu menunggu sampai Satria pulih sebelum akhirnya dia bisa di ijinkan untuk pulang."

Aviva lantas menghela nafas lega.

"Tapi dok, tadi Satria tidak bisa ngenalin saya, apa itu bukan masalah serius."

"Oh, Soal itu kamu tidak perlu khawatir, hal semacam itu memang sering terjadi pada pasien setelah menjalani operasi."

"Huh, syukur deh, kalau begitu makasih dok."

Di dalam kamar. Langit membantu membersihkan muka serta tubuh Satria dengan kain basah yang di rendam nya ke dalam baskom berisi air hangat yang diambil nya dari luar, secara hati-hati.

"Lu pasti sudah lapar kan karena dari kemarin lu itu belum makan. Jadi lu tinggal ngomong lu mau makan apa sekarang? biar nanti Abang yang beliin." Ucap nya sambil mengelap wajah Satria yang masih dalam keadaan terlentang.

"Gua gak laper, cuma lagi haus."

"Ya udah sini Abang bantuin kamu minum."

Langit segera mengambil segelas air dari atas meja, sebelum nya membantu Satria untuk duduk, kemudian memegangi gelas untuk membantu Satria minum.

"Udah."

Mengangguk.

"Bang, Aviva mana? Gua pengen banget ketemu sama dia."

SATRIA Where stories live. Discover now