Ngidam

237 36 3
                                    

"Sat, tangkap."

Satria segera menangkap sekaleng minuman yang dilemparkan Nathan yang di ambil nya dari dalam kulkas yang berada di dalam kamar pribadi dia. Setelan proses pemotretan selesai.

"Lex nih buat lu."

"Makasih."

"Lu tinggal cuma berdua sama bokap lu di rumah sebesar ini, nyokap lu mana?" Tanya Satria.

"Nyokap gua sudah pisah sama bokap gua sejak lima tahun yang lalu. Jadi gua tinggal nya bertiga bareng ade gua dulu."

"Terus Ade lu di mana sekarang." Timpal Alex.

Nathan menarik nafas panjang, sambil menatap ke arah foto yang terpajang di dinding kamar dia. Foto diri nya bersama Galang sebulan sebelum kecelakaan itu terjadi.

"Hm. Dia sudah meninggal dua tahun yang lalu."

Satria terdiam, dia merasa jadi tidak enak sama Nathan.

"Sorry sob, gua gak ada maksud buat ngingetin lu soal kejadian itu."

"Gak apa-apa kok."

"Satria, ngomong-ngomong Aviva tau kan kalau lu ke sini."

"Iya, gua sudah ngasih tau dia sebelum gua kesini. Kenapa?"

"Gua cuma takut dia nya bakalan nyusulin lu."  Ledek Nathan.

"Gak akan. Setiap kali gua keluar gua pasti ngasih tau dia."

Beberapa saat kemudian handphone Satria pun berbunyi.

"Ya elah baru juga di omongin." Gumam Alex.

Satria mulai mengangkat panggilan dari Aviva.

"Halo."

"Lu masih di rumah Nathan."

"Iya nih."

"Udah malem, lu gak mau pulang apa?"

"Buru-buru amat sih nyuruh gua pulang, lu sudah kangen yah sama gua."

"Lu pulang aja deh sekarang, gua di sini lagi sendirian di rumah."

"Bunda sama Papa mana."

"Mereka lagi keluar setelah ada urusan mendadak di kantor."

"Ya udah deh gua bakalan pulang sekarang."

"Hati-hati di jalan, awas aja kalau lu ngebut."

"Iya gua gak bakalan ngebut kok. Ok deh sampai di rumah sayang."

"Buset, kalau mau cinta-cintaan jangan di sini, noh ke pojokan."

"Bilang aja lu iri. Nat, kalau begitu gua cabut dulu yah."

"Ok, lain kali lu sering-sering aja main ke kerumah gua. Panggil anak-anak yang lain juga sekalian."

"Iya, gua pasti bakalan kesini lagi kalau ada waktu. Lex gua pergi duluan yah."

"Iya, hati-hati."

Malam itu kelihatan nya langit sedang mendung, jadi Satria tancap gas buru-buru meninggalkan rumah Nathan sebelum hujan turun.

Saat berada di tengah lampu merah, pandangan Satria malah fokus ke salah satu tokoh pakaian wanita yang berada di seberang jalan, Satria tampak sangat tertarik ke salah satu pakaian yang terpajang di depan toko itu dan berniat ingin membelikan nya untuk Aviva.

Singkat cerita. Satria akhirnya sampai di rumah, setelah memarkir motor di dalam garasi dia lantas segera menyusul Aviva di dalam kamar.

Ceklek

SATRIA Where stories live. Discover now