RUBY || 08

949 67 45
                                    


"Assalammualaikum yarobuuunnnn"

"Waalaikumsalam" jawab teman sekelas mereka.

"Buset itu si Ica pagi - pagi udah makan seblak" tunjuk Caesar ke arah tempat duduk Ica berada.

"Kan udah biasa" ucap Feli berjalan ke tempat duduk nya.

Okey yang pertama ada Anissa Putri atau biasa dipanggil Ica sangat menyukai makanan pedas di pagi hari. Setiap pagi pasti membawa makanan. Orang nya lemot, bawel, pokoknya kalau bicara sama dia kadang harus pake proposal yang jelas.

Di sebelah nya ada Maureen Teresia dipanggil Maureen atau Mau teman sebangku Ica. Orang nya baik, pendengar yang baik, menjadi penengah diantara mereka berempat.

Kemudian ada teman sebangku Ruby yang bernama Felisa Madani anak bapak Madani yang biasa dipanggil Feli. Kalian mau gosip apa? sumber informasi ada semua di Feli, Feli itu sangat tau gosip - gosip yang up to date. Kadang lemot tapi ngga separah Ica, suka ngegas, ngeledek adalah hobi nya.

"Enak, beli dimana?" tanya Feli setelah mencoba seblak Ica.

"Di dekat bang Jono, baru buka trus dia jual dari jam 5 subuh loh" jawab Ica. "Ruby mau?" tanyanya.

Sagara langsung melihat ke arah belakang tempat duduk Ruby dan menggelengkan kepala nya setelah Ruby melihat nya.

"Ngga deh, masih pagi" jawab Ruby.

Sepuluh menit setelah nya masuk lah guru yang akan mengajar pagi ini dan pembelajaran pun dimulai.

Setelah bertarung dengan pelajaran yang menguras emosi tersebut akhirnya bel istirahat pun berbunyi.

"Kantin yukks" ajak Yusuf melihat kearah Caesar yang sedang mengupil, "ANJAY JOROK BET LO"

"Kayak ngga pernah ngupil aja lo" sahut Caesar yang menempelkan upil nya dibawah meja. Mereka yang melihat nya mengeryit jijik ke arah Caesar.

"Ini tuh seni loh gaes" bela Caesar.

"Seni pala bapak kau botak" Feli menggeplak kepala Caesar.

"Sakit yang"

"Yang yang pala kau petak" tambah nya lagi.

"Berisik" ucap Sagara dan langsung keluar dari kelas menuju kantin.

Mereka pun langsung mengikuti Sagara.

"Sana pesan" ucap Yusuf ke arah Rafa.

Rafa pun hanya menaikkan sebelah alisnya seolah mengatakan 'Gue? Yakin?'

"Gue aja deh hehe" lanjut Yusuf

"Sagaraaaaa" teriakan nyaring yang berasal dari arah masuk kantin.

"Cewek yang keberapa nih Ga?" tanya Caesar

"Lo kira Sagara kayak Nollan apa?" ucap Alatas

Nollan yang disebut pun merasa jengah, "Kenapa sih dikit - dikit gue, padahal kan gue udah diam" seru nya. "Gapapa dah sumpah gapapa kalau gue dibully terus"

"Noh noh kesini dia" tunjuk Yusuf dan...

prangg

Suara piring pecah pun terdengar.

Mereka semua sontak melihat kearah suara tersebut.

"MATA LO DIKAKI APA?" tanya sang penabrak.

Ruby menatap nanar nasi goreng yang sudah berserakan tersebut.

"BUDEK LO?" tanya nya lagi.

"Gilak - gilak cewek tadi nabrak Ruby kan? duh bangunin singa yang lagi tidur dia" ucap Caesar

Ruby pun lantas melihat kearah si penabrak tersebut. Melihat papan nama si penabrak dan "Kayak nya lo deh yang mata nya dikaki" ucap Ruby menatap nya.

"Zahra, nama yang bagus tapi perilaku yang waw sangat pembully ya anda"

Zahra yang tadi tidak tahu yang ternyata ditabrak nya Ruby pun menciut saat melihat tatapan tajam Ruby.

Jika Zahra ratu bully, maka masih ada diatas Zahra queen bully yang sesungguhnya yaitu Ruby. Jangan lupakan dengan sifat Ruby yang seperti itu tidak ada yang pernah mau berurusan dengan Ruby. Apalagi Ruby pernah menjabat sebagai ketua osis saat kelas 11 dahulu.

Tidak pernah ada yang mengganggu ketenangan seorang Ruby. Jika ada, orang tersebut sudah pasti akan menjadi bahan bullyan Ruby. Prinsip Ruby yaitu jika salah ya harus mengakui, Ngga perlu ada pembelaan.

"Sorry ngga sengaja hehe" sanggah Zahra cengengesan. "Gue ganti deh, mau apa? pesan aja biar gue yang bayar" ucapnya sambil menatap kearah lain.

"Kalau ngomong tu natap orang nya, lo kira gue terbang?" setelah mengucapkan kalimat tersebut Ruby pun pergi dari kantin.

Zahra yang melihat kepergian tersebut langsung menatap ganas orang - orang yang sejak tadi melihatnya.

"Sagaraa"

Tiba - tiba tangan Zahra sudah bergelayut manja di lengan Sagara.

"Masih punya nyali kesini?" tanya Rafa dengan suara rendah nya.

"Kalian harusnya jangan kayak gini ke gue, gue kan calon ibu bos kalian" ucapnya dengan nada sombong.

Dayang - dayang nya pun mengangguk setuju, tapi tidak dengan inti Growen atau biasa disebut geng Sagara.

"Kepedean nih bocah"

Sagara yang risih langsung menatap tajam kearah Zahra agar melepaskan tangannya.

"Sagara, bisa ngga sih aku secepatnya jadi pacar kamu? aku bosan jomblo"

uhuuk uhukk

Mereka yang dimeja tersebut spontan tersedak.

"Baru juga diam 5 menit udah ngalur ngidul aja tuh mulut, belum pernah dicabein ya mulut nya?" tanya Caesar

Seakan mengerti suasana, "Mending lo sama gue dah Ra, kita kan udah kenal lama nih, daripada ganggu Sagara mending lo sama gue deh, gue ikhlas mah" ucap Nollan saat melihat wajah Sagara yang mengeras.

Yusuf menelan kunyahannya. "Nah benar tu, sama Nollan aja. Dijamin lo bakal jadi yang pertama diantara beribu cewek Nollan" ucapnya.

"Gue mau nya sama Sagara. Lo kan miskin" ucap Zahra.

Nollan yang mendengar nya hampir menjatuhkan rahangnya ke meja. "Gilak lo belum tau aja seberapa kaya keluarga gue"

"Ya walaupun lebih kaya keluarga Sagara" lanjutnya dengan pelan.

"Dahlah cabut, sakit telinga gue dengar suara neraka" setelah mengucap kalimat tersebut Alatas langsung berdiri dan melangkah keluar kantin.

"Siapa tu suara neraka nya?" tanya Caesar

"Tu nenek gembel" tunjuk Rafa kearah Zahra dan ikut meninggalkan kantin.

**

Sorry kalau part ini emg agak gaje karna saya sudah buntu gaess butuh penyemangat

RUBY (Dunia Sagara) Where stories live. Discover now