RUBY || 37

272 19 0
                                    


"Sejuk banget udara nya!" teriak tertahan Feli.

"Saya suka saya suka" sela Nollan.

"Betul betul betul" sambung Ica.

"Emang cocok jadi saudara nya upin - ipin"

Caesar melempar tas yang langsung ditangkap Nollan. "Bawa masuk sana" perintahnya.

"Bawa sendiri lah" ucap Nollan ogah - ogahan.

"Lo gak ngelihat gue bawa sebanyak apa?!" ucapnya dengan melirik sinis.

"Caesar mau Ica bantu gak?" sela Ica memberi bantuan.

"Gak perlu Ca, gue bisa kok" ucap Caesar dengan mengedipkan sebelah mata nya.

"Kemasukan setan mata lo?" ucap Feli yang baru balik meletakkan barang ke dalam Villa.

Caesar memutarkan bola mata nya dengan malas menatap Feli.

"Sinting!" cibir Feli.

"Ini mau diletak dimana?" tanya Alatas membawa beberapa kantong plastik di dalam.

Ruby berpikir sejenak, "Langsung masukkan ke kulkas aja babu!" jawab nya.

"Sialan! Dikira gue babu apa" sewot Alatas

"Ulang" ucap Sagara yang berada disebelah Alatas.

"Sialan!" ulang Alatas lalu mendapatkan geplakan dengan panci yang dibawa Sagara.

"Anjir sakit!" ucapnya, lalu mengelus belakang kepala nya yang terasa sakit.

"Dasar bucin kampret" cibirnya pelan, takut kenak gaplok Sagara.

Semua barang pun sudah diletakkan didalam Villa, mereka pun bersantai sejenak.

"Pembagian kamar ekhem ekhem" Yusuf berdehem untuk menarik perhatian mereka yang sibuk masing - masing.

"Ruby with Maureen kalian dikamar lantai tiga nomor dua, Feli dan Ica lantai tiga nomor empat" sebut Yusuf.

"Kok gue ngerasa horor ya" ucap Feli dengan pelan yang dianggukin Maureen karna ia berada disebelahnya.

"Alatas sama Nollan kamar nomor satu, Sagara nomor dua, Rafa kamar nomor tiga, Caesar sama gue nomor empat. Kita yang cowok semuanya dilantai dua"

"Kamar kalian kok rapat - rapat nomornya, kamar kami jarak?" tanya Ruby.

"Sama aja, kamar kami juga berjarak" sahut Caesar.

"Yaudah sekarang bawa barang masing - masing ke kamar kalian gih. Habis itu istirahat bentar terus main" ucap Yusuf memberitahu.

"Okey pak!" jawab mereka perempuan serentak.

"Kok agak horor ya?" bisik Ica saat mereka sampai dilantai tiga tersebut.

"Ngapain bisik - bisik sih"

"Kaya horor aja rasanya"

Ruby membuka pintu kamar nya, "Namanya juga Villa, apalagi jarang dihuni cuma dibersihkan doang" ucapnya lalu masuk ke kamar.

"Desain nya bagus" puji Maureen yang mengikuti Ruby.

"Ini kalau nyewa Villa nya gak rugi, satu kamar aja kasur nya sebesar ini. Bisa lah muat lima orang" ucap Feli yang ternyata ikut masuk ke kamar Ruby dan Maureen.

"Feli, ayok ke kamar kita" Ica menarik lengan Feli untuk mengikuti nya.

"Gue duluan ke kamar mandi" ucap Ruby melewati Maureen dan mendapati anggukan.

Setelah beberapa jam keadaan Villa sangat hening dari suara - suara penghuni Villa tersebut, hanya terdengar suara hewan - hewan yang lewat dan suara rintikkan hujan.

RUBY (Dunia Sagara) Where stories live. Discover now