part 17

323 62 4
                                    

Mereka bertarung cukup sengit. Dentingan pedang dari mereka pun terdengar mengerikan. Kemampuan mereka cukup merip. Benar benar tidak bisa dilihat mana yang lebih unggul. Meskipun salah satunya menggunakan pedang tanpa teknik khusus namun serangannya selalu tepat dan brutal. Dia terus menyerang titik fatal lawannya tanpa memberi jeda. Sementara seseorang yang lain memiliki serangan yang lembut namun tetap kuat. Ekspresi gerakan dan serangannya terlihat sangat selaras. Tenang dan akurat.

Pertarungan itu baru berhenti ketika Xing Chen berhasil melukai wajah dari lawannya.
Xing Chen melihat lawannya itu langsung mundur saat pedangnya berhasil melukai wajah itu.
Dia nenunduk dan tangannya mengusap pipi kirinya. Dia melihat tangannya yang memiliki noda darah dari wajahnya itu.
Dia menyeringai singkat dan kemudian mengangkap kepalanya. Bermaksud melihat siapa yang dengan kurang ajar melukai wajah tanpanya?.

Seketika keduanya terkejut saat milihat satu sama lain.
Xue Yang langsung membelalakan matanya terkejut melihat sosok yang ada di depannya.
Hal yang sama juga terjadi pada Xing Chen. Dia terdiam dan gemetar. Bahkan pedangnya hampir lepas dari genggamannya.

"Xue Yang....." kau... itu benar kau... bagimana... bagaimana bisa... kau...."

Hari yang benar benar sial bagi Xue Yang. Segala hal tidak terjadi sesuai kehendaknya. Dan bahkan sekarang dia harus bertemu dengan seseorang yang paling dia benci?.

"Apa... mengapa kau sangat terkejut daozang. Bagaimana menurutmu...? Ternyata mereka tidak membunuhku... apa itu mengganggu mu? Haruskah aku minta maaf untuk itu?"

"Bagaimana kabar mu?"
Xing Chen benar benar mengabaikan apapun yg dikatakan Xue Yang. Dia hanya ingin tahu kabar lelaki itu. Ingin tahu apakah dia hidup dengan baik selama ini.

"Mengapa kau penasaran dengan itu? Apa kau mau menangkap ku lagi? Menyerahkan ku kembali kepada lima sekte besar itu? Atau.. kau ingin membawa ku kepada kekasihmu baru mu. Agar dia bisa membunuhku di depan mu??
Yang mana yang ingin kau lakukan?"

"Aku.. aku..."
Xue Yang salah paham. Dia sama sekali tidak bermaksud untuk membunuhnya... bagaimana mungkin. Tidak peduli sebesar apa rasa marahnya pada lelaki itu. Atau sebesar apa kekecewaannya pada lelaki itu. Dia tidak mungkin memiliki niat membunuhnya. Bagaimana pun... dia masih memiliki harapan pada lelaki di hadapannya itu.
Hanya saja dia tidak tau bagaimana menjelaskannya. Dia memang tidak pandai berkata kata. Dia hanya berharap Xue Yang akan memahaminya.

Xue Yang "daozang sejak kapan kau mulai membenciku. Apa sudah sejak dulu? Itukah alasannya kau menipu ku selama ini?"

Xiao Xing Chen "........ "
Menipu? Apa maksudnya menipu. Dia lah orang yang menipu ku. Mengapa dia bicara seolah aku menipunya. Kapan aku pernah menipunya.... dan.. membenci...  aku benci apa yang dia lakukan. Aku benci tindakan  tidak bermoral yang dia lakukan. Aku benci bagaimana dia menipu ku selama ini. Tapi itu bukan berarti aku berhak untuk membunuhnya. Bukan berarti aku menginginkan hal buruk terjadi padanya. Dan bukan berarti... aku... melupakannya.......

Xue Yang (tidak mendapat jawaban, Xue Yang kembali bicara) "Kau tidak perlu melakukan semua itu. Hanya. Mari bertarung sampai akhir. Mengapa harus membuang begitu banyak waktu..."

Xiao Xing Chen "Aku tidak pernah menipu mu. Dan aku tidak berniat membunuh mu..."

Xue Yang "BAJINGAN!!!"
Melompat maju dan langsung menyerang Xing Chen. Dia menyerang Xing Chen tanpa ampun. Dia terus menyerang Xing Chen dari segala arah.

Meskipun serangannya brutal dan mengintimidasi. Namun Xing Chen tahu benar. Itu bukan gaya serangan Xue Yang. Dulu dia rutin berlatih bersama Xue Yang. Gaya berpedang mereka yang berbeda membuat mereka mempelajari satu sama lain. Dia juga sering memberitahu mengenai kelemahan dari gaya berpedangnya, sehingga Xue Yang bisa langsung menutup kelemahannya itu. Mereka benar benar saling melengkapi saat sedang berlatih bersama. Jadi dia tau benar bagaimana kemampuan Xue Yang.

Tapi. Apa yang Xue Yang lakukan sekarang. Itu hanya.. seperti bukan dirinya. Bidikan pedangnya sering kali meleset. Kecepantan dan ketepannya sangat tidak akurat. Sangat jelas bahwa Xue Yang hanya melampiaskan kemarahannya. Dia tidak benar-benar berniat membunuhnya.

Xing Chen sedikit lega dengan itu. Karena jika Xue Yang benar benar ingin membunuhnya. Dia tidak memiliki pilihan lain selain melawan. Dan dia sangat tidak ingin itu terjadi. Oleh karenanya dia hanya menangkis pedang Xue Yang tanpa ada niatan memberikan serangan balik.

Xue Yang yang menyadari bahwa Xing Chen hanya bermain main dengannya membuatnya semakin marah. Ia merasa entah bagimana telah di rendahkan oleh Xing Chen. Oleh karenanya ia langsung merubah pedangnya dan mulai menyerang Xing Chen dengan lebih brutal. Ia terus mengejar dan memberikan serangan tak henti hentinya pada Xing Chen. Ia juga mulai memprovokasi Xing Chen dengan tuduhan tuduhannya...

Xiao Xing Chen "Xue Yang berhenti dan dengarkan aku!!!"

Xue Yang (masih tetap menyerang Xiao Xing Chen) "apa... kau ingin mengatakan kau menangkapku demi kebaikanku???"

Duaarrrr...!!!!!!
Xing Chen terkejut. Xue Yang benar benar tau apa yang hendak ia katakan. Tapi itu benar kan. Apa yang Xue Yang lakukan sudah benar benar keterlaluan. Dan dia harus bertanggung jawab. Terlebih ada kemungkinan lelaki itu menyimpang besi yin. Jika Xue Yang tidak segera di hentikan, dia mungkin benar benar akan menghancurkan dunia.

Xing Chen tidak memiliki pilihan lain selain menyerahkannya pada Lan WangJi. Karna dia sendiri tidak akan bisa menangani Xue Yang. Dia tidak akan mampu menghukum Xue Yang, apalagi menyakiti lelaki itu. Xing Chen tidak akan pernah mampu melakukannya. Selain itu dia juga percaya pada Lan WangJi. Dia terkenal hebat dan tegas mengenai baik dan buruk. Benar dan salah. Namun meskipun begitu dia adalah orang berbudi. Dia tidak akan mengingkari janjinya.
Dia percaya pada Lan Wangji. 

Flasback on

"Sodara Xing Chen anda belum tidur"
Xing Chen terkejut saat melihat Lan WangJi tiba tiba ada di hadapannya.

Xing Chen "aku berjalan jalan sebentar tadi. Sodara Wangji sendiri. Sejak kapan disini?"

Lan WangJi "baru saja. saya hendak mengecek Xue Yang di dalam. Di takutkan dia melarikan diri"

Xing Chen "tidak perlu. Saya baru saja melihatnya. Dia masih di sana. Dan dia terluka. Saya rasa dia tidak akan melalukan apapun malam ini" (tersenyum meyakinkan lawan bicaranya)

Lan WangJi "baiklah jika memang seperti itu" (memberi hormat dan hendak pergi)

Xing Chen "tunggu. Boleh aku bertanya sesuatu?"

Lan WangJi "tentu"

Xing Chen "Xue Yang... setelah kalian membawanya... apa yang akan kalian lakukan???

Lan WangJi "kami akan mencari tahu apa dia memiliki besi yin. Dan kami akan membuat dia bertanggung jawab atas apa yang sudah dia lakukan pada klan yueyang chang.

Xing Chen "kalian akan membunuhnya?"

Lan WangJi "masih belum bisa di pastikan"

Xing Chen "apa ada kemungkinan kalian akan membiarkannya hidup"

Lan WangJi "tentu"

Xing Chen "sebagai orang yang menangkapnya, apa aku boleh meminta sesuatu?"

Lan WangJi mengangguk

Xing Chen "Xue Yang.... hukum dia sesuai kejahatannya. Tapi bisakah anda memastikan dia tetap hidup?"

Lan WangJi tidak menjawab, melainkan hanya mengerutkan keningnya

Xing Chen "aku mengenalnya dengan baik. Dia memang pemarah dan cenderung kasar. Tapi dia tidak benar benar jahat. Jika dia menyakiti seseorang dia pasti memiliki alasan. Aku tahu alasan apapun tidak bisa membenarkan perbuatannya. Oleh karenanya. Hukum dia. Tapi tolong pastikan dia tetap hidup".
(Tanpa terasa buliran air bening menetes dari sudut matanya)

Lan WangJi mengangkat alisnya terkejut dengan apa yang sedang terjadi. Tapi dia sudah mulai memahami situasinya.

Di tengah malam dia melihat Xiao Xing Chen diam diam keluar dari kamar Xue Yang. Dan sekarang dia memohon agar Xue Yang dibiarkan tetap hidup.
Cara Xing Chen membicarakan Xue Yang benar benar tulus. Tidak ada keraguan sedikitpun di matanya. Lan WangJi langsung sudah bisa menebak. Hubungan mereka pasti benar benar spesial.
Bukan hanya sekedar saling mengenal. Tapi entah apa yang telah terjadi.....

BERSAMBUNG........

Our Secret Story (Xue Yang ● xiao Xing Chen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang