part 37

215 39 1
                                    

Xue Yang menyeringai melihat mereka yang berlarian seperti kecoa yang mengejar makanannya.

Tanpa mengalihkan pandangannya dia langsung menarik wajah Xing Chen yang memang sudah sangat dekat dengannya.

Dia langsung mencium bibir Xing Chen dan terus menarik pria itu mendekat padanya.

Belum sempat Xing Chen tersadar dari keterkejutannya melihat Xue Yang sekarang dia mendapat serangan dadakan dari lelaki itu.
Dia menegang. Untuk beberapa saat rohnya seperti melompat keluar dari tubuhnya. Xing Chen hanya bisa terdiam membeku.

Setelah dia bisa mencerna segala yang terjadi. Xing Chen langsung berusaha menarik diri dari lelaki yang tengah menikmati bibirnya itu. Xing Chen menarik wajahnya dan mendorong lelaki kurang ajar itu.

Namun siapa sangka Xue Yang sekaramg sangaatlah kuat. Atau dialah yang melemah?
Entahlah yang pasti Xing Chen tidak bisa lepas dari cengkraman pria yang sedang melumati bibirnya itu.

Sementara Xue Yang yang merasakan pemberontakan dari Xing Chen malah semakin menekan pria itu kuat padannya. Dia juga langsung mengigit bibir manis lelaki itu dan dengan paksa memasukkan lidahnya ke dalam mulut lelaki didekapannya itu.

Dia terus menjelajah setiap inci didalam sana dan menghisap kuat lidah dan bibirnya secara bergantian.
Sementara kedua tangannya masih sibuk mendekap dan menenangkan Xing Chen didalam pelukannya.

Saat dirasa Xing Chen sudah tidak memberontak lagi dia mengelus lembut kepala lelaki dalam pelukannya itu sambil tersenyum selagi masih terus menghisapi bibir manis lelakinya itu dia membuka matanya.

Dia melirik kesekelompok orang yang menegang seperti patung bodoh yang sedang menatapnya.

Yahhh Xue Yang tidak hanya muncul di tengah tengah musuhnya. Tapi ia bahkan mencium tamu kehormatan mereka DI DEPAN MATA MEREKA SENDIRI.

Melihat semua orang yang menatapnya, Xue Yang menyeringai puas dan semakin brutal menghisap bibir pria dalam pelukannya itu. Menghisap kedua gundukan bibir itu kuat namun tetap lembut.

Matanya terus menjelajah mencari sosok yang familiar untuknya. Sebelum akhirnya pandangannya berhenti pada lelaki tinggi rupawan berjubah serba hitam. Lelaki itu menatapnya dengan mata merah dan tubuh yang bergetar.

Xue Yang semakin menyerigai puas melihat sosok yang ia cari. Dia semakin menggoda sosok itu. Dia jadi semakin agresif mencium Xing Chen dan taklupa dia juga mengelus-elus kepala serta pinggang ramping Xing Chen. Matanya tak pernah lepas dari sosok yang berdiri pucat tak jauh dari mereka itu.

Xue Yang semakin kuat menarik pinggang Xing Chen sehingga pria cantik itu sudah benar benar bersandar pada tubuhnya. Tidak ada lagi rongga diantara kedua tubuh mereka.

Xue Yang menyeringai saat melihat dengan jelas sedikit demi sedikit kesabaran sosok itu memuncak. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk pergi meninggalkan tempat itu.

Xue Yang tersenyum. Dia benar benar puas kali ini.
Selesai dengan misinya. Dia kembali fokus dengan pria cantik dalam dekapannya itu. Dia kembali tersenyum.

Xue Yang mulai melambatkan permaimannya. Tidak lagi agresif dan kasar. Dia membuat itu senyaman mungkin dan dan menikmati setiap bagian bibir lembut itu. Xing Chen juga perlahan mulai mengimbangi permainannya.

Cukup puas dengan permainannya Xue Yang menarik diri dari pria dihadapanya itu. Dia tersenyum dan merapikan kembali rambut pria dihadapannya itu.

Xue Yang menatap mata Xing Chen dalam. Kemudian dia mengusap bibirnya sendiri menggunakan ibu jarinya sambil tetap menatap dalam mata Xing Chen.
Dia terrsenyum.

Xue Yang "Manis. Masih seperti dulu"

Sementara Xing Chen hanya bisa diam terpaku ditempatnya. Dadanya sesak. Entah apa yang dia rasakan. Dia bahagia. Tapi juga sakit di waktu bersamaan.

Semyum itu. Sudah lama sekali dia tidak melihat senyum manis dari prianya itu. Dan kali ini dia melihatnya kembali. Itu masih senyum yang sama. Hanya saja... seperti ada sesuatu yang salah di matanya.

Tidak ada lagi binar di mata lelaki itu. Dahulu saat pria manisnya itu tersenyum. Matanya juga selalu ikut tersenyum. Dan binar di matanya juga semakin terang. Xue Yang dahulu benar benar seperti pria manis yang sedikit nakal.

Tapi sekarang apa?? Itu masih orang yang sama. Senyum yang sama. Dan bahkan mata yang sama. Namun perasaan yang dia rasakan benar benar berbeda. Matanya gelap tegas dan penuh dendam. Dengan mata seperti itu. Senyumnya menjadi sangat mengerikan.

Xue Yang "daozang....."

"XUE YANG!!!!! BAJINGAN!!!! KAU PIKIR APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN....."

"BINATANG MACAM APA KAU INI...."

"BAJINGAN TIDAK TAU MALU...."

"MENJAUH DARINYA... KAU MONSTER MENJIJIKAN..."

"KAU AKAN MATI...."

Xue Yang menghentikan ucapannya pada Xing Chen dan melirik orang orang di belakang yang sedang murka dan mengumpatinya...

Dia menyeringai...
"Orang orang bodoh itu hanya bisa bicara."

Mengalihkan pandangannya pada Xing Chen.

"Ohh tidakkk.... daozang aku sudah merusak nama agung mu..."
(Membuat wajah seoalah olah sedang terkejut)

Xing Chen masih mematung di tempatnya dan tidak menanggapi perkataan Xue Yang.

"Bagaimana ini daozang... Aku sudah mengambilnya...."

"Nama agung yang selalu kau jaga itu... aku sudah menghancurkannya..."

"Haa haa haa..."

"Apa yang akan kau lakukan sekarang daozang?...."

"Membunuhku??"

Xing Chen sekuat tenaga membuka mulutnya
"Itu tujuan mu?"

Xue Yang tertawa terbahak bahak.
"Tentu saja... kau mempermainkan ku demi nama agung mu itu kan...??? Aku hanya mengambilnya kembali"

Xing Chen tidak bisa berkata apa apa lagi. Dia hanya bisa menatap Xue Yang layu dan tanpa terasa dia mulai meneteskan buliran bening dari matanya.

Xue Yang tidak bergeming sedikitpun melihat itu. Dia semakin menyeringai puas.

"Jangan khawatir daozang. Aku tidak akan membunuhmu sekarang. Aku masih ingin mengambil lebih banyak lagi dari mu... anggap saja ini bayaran awalku"
Kau tau. Aku selalu mengambil 100 kali lipat lebih banyak dari yang di berikan. Dan aku baru mengambil satu dari mu. Kita akan lebih sering bertemu daozang"

Kali ini dia tersenyum manis pada lelaki rapuh didepannya itu.
Bukan seringaian yang selalu ia tunjukkan. Tapi senyum tulus. Senyum yang hanya ia tunjukkan pada Xing Chen.

Namun senyum itu juga yang semakin menyakiti Xing Chen. Senyum yang dahulu adalah penyemangatnya. Sekarang berubah menjadi senyum yang menusuk tepat di jantungnya.

Xing Chen semakin terluka dengan itu. Sekuat tenaga dia ingin bicara, namun dadanya sesak. Teramat sesak. Bahkan untuk menarik napas saja dia hampir tak sanggup.

Melihat Xing Chen yang hanya diam mematung membuat Xue Yang kesal.

"daozang... jangan hanya diam saja. Itu membuatku sedih" (membuat wajah seolah olah sedang sedih)

Xing Chen "apa mau mu...?"

Xue Yang tersenyum dan memajukan wajahnya. Berbisik tepat di sebelah telinga Xing Chen

"KEKASIHMU...."

BERSAMBUNG......

Our Secret Story (Xue Yang ● xiao Xing Chen)Where stories live. Discover now