MPB(s)-O14

5.8K 549 4
                                    

🍜Happy Reading🍝

"Baby!!!" Teriakan Kiana terdengar di seluruh sudut koridor sekolah.

Semua orang terdiam serentak, kenapa queen baru AHS ini berteriak? Baby? Siapa lagi?

Para lambe gosip sudah bersiap-siap dengan kamera di tangan mereka. Kita tunggu kelanjutannya sesaat lagi...

Kiana berjalan riang menuju kelas dimana seorang lelaki muda yang sedang duduk tenang dengan headphone di kepalanya. Lelaki itu tak mempedulikan sekitarnya yang sudah kasak kusuk tak jelas dari tadi.

Kiana duduk di tempatnya lalu menghadap ke arah pria yang diteriakinya tadi. Averi Sargon, sang teman sebangku Kiana.

Kiana mencolek lengan pria itu tapi dia tak mendapat respon. Melihat itu, kelas yang awalnya ramai itu menjadi dingin dalam sekajab.

Merasakan keganjalan, Averi melihat sekitarnya ingin memastikan kenapa bulu kuduknya berdiri tegak.

Ia menolehkan kepalanya ke samping dan terkejut. Disana tampak seorang perempuan berambut panjang yang wajahnya seperti menahan sesuatu.

Lelaki itu, Averi memberanikan diri untuk menyapa perempuan di sebelahnya. Dia tak ingin suasana kelas menjadi mengerikan seperti ini yang tentunya mengganggu fokus belajarnya.

"H-hai?" Sapa Averi yang terdengar seperti pertanyaan.

Perempuan itu menoleh dari tatapan lurus ke depannya. Dia menyunggingkan senyum yang terlihat sangat menakutkan bagi Averi.

Astaga, dia tak pernah setakut ini dengan manusia!! Biasanya manusia yang takut dengan dirinya.

Kiana tertawa kencang dalam hati saat melihat Averi takut padanya. Untung saja Kiana a.k.a Zia sudah mahir mengontrol wajahnya, jika tidak mau dikemanakan wajah cantiknya ini?

Beranjak dari kursinya, Kiana menarik tangan Averi dengan kuat menuju ke luar kelas. Sudah banyak tenaga yang dikeluarkan Averi untuk melawan Kiana, tapi semuanya sia-sia.

Averi bingung, perempuan di depannya ini manusia tipe apa? Kok ada manusia biasa yang bisa menarik-nariknya yang bukan manusia ini seperti menarik karung.

Hingga tiba-tiba perempuan itu berhenti. Karena terlalu banyak melamun, Averi tak melihat jalan dan akhirnya menabrak Kiana yang ada di depannya.

Tubuhnya limbung ke depan, dia seharusnya menolak ikut dengan perempuan ini tadi. Tubuh ini sepertinya akan jatuh ke tanah dan..

Dia tak merasakan apa-apa, kenapa?

Averi membuka matanya perlahan dan terkejut lagi dengan sebelah tangan perempuan itu memegang perutnya agar tak terjatuh.

Kiana menarik Averi dengan kuat hingga pria berkaca mata itu kembali berdiri dengan tegak.

"Agon, jangan cuekin buna kayak tadi ya. Buna gak suka loh" nasehat Kiana sembari mengelus rambut Averi di depannya.

"Ha?" Oke. Averi ngelag saat ini, dia tak mengerti dengan semua situasi ini.

"Mulai sekarang kamu baby aku, Baby Agon!" Tegas Kiana. Dia mencium bibir Agon dengan kilat.

Agon terkejut lagi dan lagi, kacamatanya saja sudah terjatuh di atas tanah. Membuat wajah aslinya terpampang jelas di mata Kiana.

Kiana tersenyum semakin lebar. Ahh, baby boy pilihannya memang yang terbaik.

"Apaan sih?" Elakan Agon tak membuat Kiana menyerah dengan cepat. Sekali lagi perempuan itu mencium bibir lelaki yang sedang malu itu.

Tapi berbeda dari yang tadi, kali ini Kiana mendorong tubuh Agon hingga mentok ke dinding di belakangnya.

Bibir dua orang itu saling bertaut dengan lama. Kiana yang aktif melumat dan Agon yang hanya diam tak tahu ingin melakukan apa.

"Hmmmm!!" Pekikan tertahan dari Agon membuat Kiana tersadar, seharusnya dia tak kasar dengan baby barunya ini.

Dielus kembali rambut hitam pekat milik Agon, Kiana ingin menenangkan babynya.

Bagaimana mau tenang? Kamu tiba-tiba dicium orang yang baru dua kali kamu lihat lalu mendadak orang itu juga mengklaim kamu sebagai miliknya.

"Baby, kita pulang aja yuk" tawar Kiana yang ditolak mentah-mentah oleh Agon. Lelaki itu tak ingin menjadi budak perempuan yang tak jelas asal usulnya ini.

"Baby, pulang" aura dingin yang tak asing ini masih membuat Agon ketakutan. Kenapa? Ada apa dengan dirinya ini sih?

"I-iya" jawab Agon terbata. Sepertinya dia tak bisa menolak permintaan perempuan di depannya ini.

Karena firasatnya mengatakan kalau perempuan ini sangat berbahaya dan akan terjadi sesuatu jika dia menolaknya.

Akhirnya mereka pulang ke apartemen Kiana yang barusan dia beli.

Yah sekali lagi, sultan mah bebas.

***

Disinilah sekarang, tempat tiga orang pria berkumpul.

Sejak tadi pagi mereka bertiga tak menemukan sang pujaan hati di dekat mereka. Panik? Tentu saja.

Jika terjadi sesuatu pada si pujaan hati, bagaimana dengan nasib mereka? Pastinya mereka tak akan membiarkan hal itu terjadi.

"Mari kita mulai rapat dengan tema hari ini 'Mencari Buna'" kata seorang di antara mereka yang diangguki yang lainnya.

☆☆☆

TBC
...
VOTE, KOMEN, SHARE YE GESS KRN ITU GERATISSS🤗🤗
FOLLOW miemercon JUGAA😁

Ma Pretty Boy(s) ✓Where stories live. Discover now