MPB(s)-O25

4.2K 503 58
                                    

🍜Happy Reading🍝

Suatu hari, Ano dan Aaron sedang menunggu kedatangan Kiana di basecamp, tempat biasanya mereka janjian.

Drap Drap Drap

Derap langkah seseorang mengalihkan perhatian kedua remaja itu. Senyum yang sudah terpatri di wajah tampan itu memudar seketika setelah melihat orang di depan mereka.

Seorang remaja perempuan memakai mini dress selutut berwarna merah muda menghampiri Ano dan Aaron.

Tentu saja tingkah perempuan itu membuat remaja lelaki itu kebingungan.

'Siapa nih orang?' Pikir mereka.

Perempuan yang sepertinya sepantaran dengan mereka tersenyum lebar menatap Ano dan Aaron. Bulu kuduk dua orang itu berdiri dengan sendirinya.

"Hai, nama aku Asu. Nama kalian siapa?" Tanya Asu dengan tampang sok polos yang jatuhnya menjijikan.

Aaron mengernyit tak suka saat perempuan ini dengan lancang memegang tangannya. Dengan cepat dia menghempaskan tangan mungil itu.

Di sisi lain, Ano hanya melihat mereka datar, lelaki itu hanya sibuk menelisik sekeliling mencari seseorang yang sejak tadi ia pikirkan.

Huu haa huu haa..

"Su, jangan lari-lari dong. Kan Kiana gak bisa ngikutin" Kiana remaja datang dari arah belakang Ano, pantas saja tidak kelihatan.

"Iiihh, apaan sih Kia. Aku kan cuma mau cepat-cepat kenalan sama mereka" ujar Asu sewot. Dia tidak ingin image yang dibangunnya di depan dua remaja lelaki ini rusak dalam sekejab.

Ano mengangkat sebelah alisnya sedangkan Aaron langsung memarahi gadis eh wanita itu.

"Cih, bukannya minta maaf malah marah-marah" decihan terdengar bersamaan dengan ludah Aaron yang jatuh di atas sepatu Asu.

Asu membulatkan matanya. Astaga! Ini hadiah pemberian Aris. Gimana kalau rusak? Kan sepatu ini mahal banget.

Wanita itu tersenyum paksa pada Aaron yang sedang tertawa ngakak.

Hahahahaha...
Setetes air mata turun dari matanya, lalu dia menghapusnya. Lihatlah wajah tertekuk perempuan di depannya ini, memeable.

Uhuk uhuk uhuk
Dengan sigap Kiana memberi air putih yang selalu dibawanya dan mengelus punggung Aaron yang tiba-tiba tercekik.

Asu bertambah kesal. Dia pastikan Kiana akan menghilang saat ini juga agar para prianya ini menjadi milik Asu.

Hihihi..
Senyuman miring yang dibuat Asu diam-diam ternyata dilihat seseorang. Siapa lagi jika bukan Ano.

Pria kecil itu mempunyai firasat yang tak bagus dengan senyuman yang terpatri itu.

"Anu- Kia, kita pulang aja yuk" ajak Asu mendadak.

Kiana heran, tadi Asu ingin berkenalan dengan teman-temannya tapi kenapa sepupunya itu berubah pikiran?

"Oke" tidak mau membuat Asu menunggu, Kiana langsung menyetujuinya tanpa curiga.

Ano dan Aaron hanya mendengar dalam diam. Tumben sekali Aaron bisa diam? Karena dia juga ingin tahu apa isi kepala si Asu itu sampai membawa Kianya pergi.

"Kami pergi dulu yaaa!" Teriakan Kiana masih terdengar dari kejauhan.

Ano dan Aaron hanya mengangguk sembari melambaikan tangan mereka. Setelah Kiana pergi raut wajah kedua laki-laki itu berubah seratus delapan puluh derajat.

Seperti mengerti pikiran masing-masing, Ano dan Aaron mengikuti Asu dan Kiana dari belakang. Mereka berjalan mengendap-endap seperti detektif.

Ternyata Asu mengajak Kiana untuk pergi ke mini market sebelum pulang. Disana mereka dapat melihat Kiana terus berjalan hingga badannya di dorong ke tengah jalan dan...

Brak
Citt

"KIA!!"
"LALA!!!"

Teriakan yang besar itu membuat beberapa orang sadar dan langsung membantu korban kecelakaan dan menangkap pelaku.

Ano sudah berada di samping Kiana. Tangisan terdengar kencang darinya. Jika biasanya dia akan tetap diam dan berwajah datar, maka kali ini tidak.

Lalanya celaka karena jalang itu. Iya benar, karena jalang itu. Dia dan Aaron melihat langsung kejadian tadi.

Kiana sudah dibawa ke rumah sakit. Ano tak mengikuti karena ingin mencari bukti kejahatan Asu.

Lain halnya dengan Aaron yang tremor parah. Kedua tangannya sudah bergetar, kepalanya juga sudah dipenuhi dengan keringat yang bercucuran. Dia ingin menangis, tapi tidak bisa.

'Kenapa? Kenapa jadi begini? Kia tak boleh ninggalin gue. Gak boleh!!' Batinnya bertekad untuk menangkap dan menyiksa Asu setelah semua ini selesai.

***

"Apa?!! Kia meninggal?! Gak. GAK MUNGKIN" Teriakan menggema di koridor rumah sakit itu.

"Gak, gak mungkin. Gak mungkin" seorang laki-laki memegang kepalanya lalu menarik rambutnya dengan kuat.

Dia akan menahan kesakitan ini. Tak apa, dia akan tahan semuanya asal Kianya kembali lagi pada lelaki itu.

"Iya, Kia gak mati. Kia masih hidup. Betul, Kia bakal datang kalau gue sakit hahahahaha" sepertinya lelaki itu stress mendadak setelah mendengar berita yang mengejutkan dari dokter.

"Maaf nak, tapi beliau memang sudah meninggal. Jadi ikhlaskan beliau di alam sana" ucap dokter itu sembari menenangkan lelaki tadi bersama suster.

"GAK. GUE BILANG GAK BANGSAT!!"

"Kia gue gak bakal ninggalin gue hikss hiks.." akhirnya air yang sudah menggenang di pelupuk mata lelaki itu tumpah.

Seorang lelaki lain di sebelahnya hanya diam dengan mata yang semakin dingin membuat sekitarnya ikut mendingin.

Dalam sehari semua telah berubah.

Yang tinggal akan tetap tinggal dan yang pergi akan tetap pergi.

Pergi meninggalkan semua yang masih tertinggal.

☆☆☆

End(?)

Ma Pretty Boy(s) ✓Where stories live. Discover now