MPB(s)-O19

4.8K 619 47
                                    

🍜Happy Reading🍝

Kiana membuka pintu gudang sekolah di depannya. Mengingat informasi dari Kaiden tadi membuatnya geram.

Beraninya mereka.

Decitan pintu menghentikan aktivitas sekelompok orang di dalam. Terdapat empat pria yang mengurung seorang wanita di antara mereka.

Kiana memejamkan matanya, sepertinya perempuan itu perlu mencari baby boy baru.

Empat pria yang tak lain dan tak bukan adalah para baby Kiana menolehkan kepala mereka ke arah pintu masuk. Sedangkan seorang wanita yang dikurung adalah Asu, wajahnya sudah memerah saat ini.

"Hahahaha!!!" Tawa menggelegar memenuhi ruangan ini. Kiana menertawakan diri sendiri yang bisa-bisanya memelihara pria pengkhianat seperti mereka.

Dia tak menyangka Asu memikat prianya secepat ini. Sangat tak menyangka.

"Bu-buna?!" Ucapan Aaron mengejutkan tiga pria yang lain.

"Hm? Kenapa? Lanjutin aja mesra-mesaraannya" balas Kiana tenang. Gapapa, toh dia bisa memungut baby lagi, masih banyak di luar sana.

Kiana menutup pintu itu lalu bersandar di belakangnya. Perempuan itu ingin melihat sejauh mana godaan Asu sampai membuat babynya bertekuk lutut.

"Kia, kenapa masih disini? Aku mau sama mereka aja loh" Asu mengusir Kiana, wanita itu tak ingin diganggu.

"Apaan sih? Kan gue cuma mau liat kalian, bukan ganggu. Lanjut aja gih" suruh Kiana sembari berjalan menuju sofa usang di dekatnya.

Dia duduk disana lalu melipatkan kakinya dengan anggun.

Ano dan Agon yang mematung sedari tadi mulai bergeming saat merasakan tangan yang menggeranyangi tubuh kekar mereka.

Menepis tangan kecil itu. Wajah dua orang itu yang mengerut tambah mengerut. Mereka berjalan menuju Kiana yang masih duduk dengan enteng disana.

Asu mengernyit kesal. Dia sudah menurunkan harga dirinya tapi apa ini, malah ditolak?

Kiana yang melihat kedua baby menghampiri dirinya bergerak menjauh dari mereka. Dia ingin memberi hukuman pada baby yang nakal.

Ano dan Agon menunduk, tak menyangka rencana yang mereka semua buat malah membuat mereka tak bisa berdekatan lagi dengan buna.

Di sisi lain, Theo dan Aaron menatap Kiana dengan sendu. Mereka berjanji tak akan membuat rencana seperti ini lagi. Sangat merugikan!

Tangan Asu kembali terangkat tapi sebelum itu, Theo sudah memukulnya dengan keras hingga menimbulkan bunyi yang keras.

Bugh

"Jangan dekati kami lagi, Anjing" ujar Aaron dingin sembari menatap Asu dingin.

"K-k-kenapa? Ak-aku salah a-apa? Hiks.. hiks.. huaaaa" tangisan memekakan telinga membuat mereka semua mengernyit jijik.

"Ihh, menjijikan" ucapan Aaron ngejleb di hati Asu yang lembut.

Gimana tak menjijikan? Lihatlah hingus kuningnya sudah melelah hingga bibir, air mata yang mengalir di kedua pipinya terlihat kotor, ditambah komuknya yang sangat cocok dijadikan meme.

"Dengar ya Su, kami masih sayang sama buna. Jangan pernah raguin cinta kami ke buna!!" Teriakan menggelegar milik Agon mengejutkan mereka yang ada disana.

Agon itu baby paling dingin dan datar karena dia sudah hidup ribuan tahun. Jadi beliau sudah mengenal sifat-sifat manusia seperti apa.

Lah, ini beda banget sama Agon yang biasanya. Kenapa?!

Teriakan Agon yang disertai aura menyeramkan darinya membuat Asu berkeringat dingin. Dia tak sanggup lagi!! Dia ingin hidup tenang!!

Tapi apalah dayanya yang hanya bisa mengikuti perkataan Bos.

Karena tak kuat, Asu berlari keluar dari ruangan itu. Ia harus meminta pertolongan pada sang Bos.

Kiana tak menghentikannya. Dia sekali lagi ingin melihat apa yang akan dilakukan Asu kedepannya.

Perempuan itu mengalihkan pandangannya ke arah empat baby nakalnya ini. Sepertinya Kiana tahu apa hukuman yang pantas untuk mereka.

"Jelasin" kata Kiana sok dingin. Astaga, dia tak tahan untuk tidak mencium mereka semua. Oh jangan dulu, Kiana belum puas menjahili mereka.

"M-maaf.. ma-maafin kami buna hiks.. ka-kami cuma m-mau ngeprank buna hiks.. hiks.." suara isakan Ano mengisi suasana yang sunyi.

"I-iya buna.. kami cuma mau ngetes buna cemburu apa gak" lanjut Theo dengan lancar. Sebenarnya dia tak setuju, tapi bagaimana lagi nasi sudah menjadi feses.

"Jadi kalian gak percaya sama gue?" Tanya Kiana sudah mengubah bahasanya.

Danger! Danger!

Tanda-tanda berbahaya mengisi kepala empat lelaki itu. Siaga satu! Buna sedang marah besar!

Dengan kecepatan cahaya, empat orang itu berdiri menghadap Kiana. Mereka semua berusaha menenangkan perempuan yang sedang marah itu dengan berbagai cara.

"Buna mau apa? Aku beliin deh"
"Buna jangan marah dong"
"Kami percaya sama buna kok"
"Hiks.. hiks.. j-jangan cu-cuekin aku bun huaaaaaaa"

Kiana memijit kepalanya yang pusing. Apa dia lepasin aja mereka? Kan masih banyak cowok lain yang mau menurutinya.

"JANGAN!! JANGAN PERNAH BERPIKIR KAYAK GITU KIANA!!!" Pekikan di sebelahnya membuat Kiana terkejut.

Dilihatnya Agon dengan wajah pria itu yang sudah memerah seperti menahan gejolak amarah.

"Kamu itu milik aku, Kiana. Jangan pernah berpikir untuk tinggalin aku" ujar Agon sembari mendekatkan wajahnya ke kepala Kiana.

Mata lelaki itu berkilat obsesi seketika membuat tubuh Kiana sedikit bergetar ketakutan.

"Kenapa sih Gon?" Tanya Ano sedikit gelisah dengan teriakan Agon tadi.

"Buna berpikir buat tinggalin kita. Buna mau cari baby baru" ucapan datar Agon seperti kilatan petir bagi mereka.

Tiga pria itu menatap Kiana dengan tajam. Gak! Gak boleh.

"Buna.." aura hitam sudah berkumpul di sekitar para baby.

Kiana, lo harus kabur sekarang!!!

☆☆☆

TBC
...

VOTE, KOMEN, SHARE YEEE KRN ITU GRATISSS😆
FOLLOW miemercon JUGAAA😁

Ma Pretty Boy(s) ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora