MPB(s)-O23

4.5K 542 13
                                    

🍜Happy Reading🍝

"Ana, kemari dulu"

"Ya pak?"

"Kesini dulu sayang"

Kiana mengernyit jijik mendengar suara lemah lembut Andre. Iuwww, ingin sekali isi perutnya keluar.

Tapi karena tak ingin identitasnya terbongkar, Kiana akhirnya berjalan pelan menghampiri Andre. Sebelum itu dia meletakkan cangkir gelas di atas meja.

"Ada apa ya pak?" Tanya Kiana sembari memasang tampang sepolos mungkin.

Andre mengangkat tangannya ke atas. Sedangkan Kiana sudah siap dengan kuda-kudanya.

Puk

Kiana terkejut saat tangan pria itu mengelus dan menepuk nepuk kepalanya.

Perlahan dengan pasti, tangan itu menurun semakin ke bawah hingga kini sudah mendarat di wajah mulusnya.

"Kamu cantik banget Ana" ucap Andre spontan.

Kiana hanya tersenyum manis. Tangan kanannya sudah terangkat di belakang punggung Andre sampai..

Dugh

Perempuan itu memukul tengkuk Andre dengan kuat yang mana membuat Andre langsung pingsan. Ya pasalnya kekuatan Kiana segede gorila

Kiana menyeret Andre ke sofa di dalam ruangannya. Membantu pria itu tidur di atas sana lalu segera pergi dari tempat terkutuk itu.

Dirinya kembali melanjutkan kegiatan memasaknya di dapur.

Kiana melakukan itu supaya bisa dekat dengan maid lain dan mendapatkan informasi yang berkaitan dengan keluarga Broto saat ini.

Walaupun sebenarnya dia sangat malas memasak.

"Ana, kenapa kamu dipanggil Pak Andre?" Tanya seorang maid bernama Siska tiba-tiba.

"Oh, aku cuma nganterin kopi buat Pak Andre" jawab Kiana seadanya.

"Tapi dia gak ngapa-ngapain kamu kan?" Tanya Siska sekali lagi. Wajahnya tampak cemas dan khawatir.

Kiana tersenyum simpul, "Iya. Emangnya kenapa?" Tanya perempuan itu penasaran.

"Nggak kok. Aku cuma khawatir aja. Kamu tau gak kalau-" ucapan Siska tiba-tiba dipotong Kiana.

"Apa?"

"Jangan dipotong dulu"

"Ok" Kiana cengegesan tak jelas.

"Kamu tau, udah banyak maid yang keluar dari rumah ini temasuk mbak Susan karen gak tahan lagi disini"

"Ha? Maksudnya?"

"Mereka keluar karena dilecehkan Pak Andre tau"

Kiana membelalakkan matanya terkejut. Hanya pura-pura karena dia sudah mengetahui segalanya.

"Masa?!"

"Iya, kalau gak percaya kamu tanya aja kepala pelayan" kata Siska.

"Iya, aku percaya kok"

"Kalau ada apa-apa kasih tahu aku ya" kata Siska kembali khawatir.

"Iya" Kiana hanya membalas singkat perkataan orang ini. Dikiranya Kiana tak tahu kelakuan busuk si Siska?

Siska memang maid senior yang perhatian pada semua teman-temannya. Tapi itu semua hanya topeng semata.

Siska sebenarnya seorang maid yang menjadi simpanan ke sekian Andre.

Karena tak ingin seseorang menyainginya mendapatkan status nyonya rumah ini, Siska selalu menanyakan dan memperingati perempuan yang keluar masuk ruangan Andre.

Apalagi Kiana yang notabene seorang maid pribadi Andre.

Wanita itu juga baru-baru ini mengandung tapi dengan senang hati menggugurkan kandungannya demi sang ayah bayi, Andre yang memintanya mengugurkan benda itu.

Ingin sekali Kiana menyiksa orang di depannya ini. Tapi tunggu sebentar lagi. Saat waktunya sudah tepat.

***

Ano, Aaron, Theo, dan Agon harus menahan perasaan mereka yang meluap-luap saat ini.

Rindu sudah mengisi relung hati empat lelaku itu sejak pergi dari mansion Kiana. Jujur, mereka tak ingin melihat Kiana yang marah kepada mereka.

Karena itu sangat menyakitkan.

Sejak tadi sore mereka berkumpul di rumah Ano. Berulang kali suara operator mengangkat telepon.

Betul, empat orang itu sedang menelepon sang buna berkali-kali tapi bukannya mendapat suara buna, mereka malah disambut operator.

Tak apa jika buna marah ataupun kesal pada mereka. Tapi jangan mengabaikan telepon seperti ini, rasanya sangat tersiksa.

Mendadak sebuah bayangan muncul di kepala Aaron. Dia menggelengkan kepala supaya bayangan itu pergi dari kepala besarnya.

"Kenapa lu?" Tanya Theo sambil menatap Aaron yang aneh.

Haa..

Lagi-lagi bayangan itu kembali lagi. Disana terlihat Buna Kia sedang bersenang-senang dengan pria lain.

"Gimana kalau buna nyari baby lain?" Perkataan Aaron menyentakkan mereka.

"Apaan sih lu?! Jangan mikir macem-macem ya" ucap Ano ingin berpositive thingking.

"Ck. Tapi mungkin aja, buna kan pecinta cowok apalagi yang gemoy" decakan terdengar dari Agon yang diam sejak tadi.

Mereka terdiam setelah dihempaskan oleh kenyataan.

"Mungkin aja buna emang lagi kerja" satu lagi orang yang memikirkan hal positif, Theo.

"Lagipula buna pasti punya waktu buat dirinya sendiri" lanjutnya.

Kring kring

Suara telepon Ano berdering hebat di dalam ruangan itu. Laki-laki itu mengangkat teleponnya dengan cepat setelah melihat nama seseorang yang dikenalnya.

Buna Lala😍💘💞 is calling
Yes or No

"Halo?" Tanya Ano dengan suara yang lembut. Jantungnya berdetak tak karuan seperti akan mendengar sesuatu yang mengejutkan.

"..."

Perubahan air muka Ano sangat jelas dilihat para baby yang lain. Mereka sangat penasaran dengan isi pembicaraan itu.

Tar

Ano membanting handphone mahalnya membuat suara yang keras bergema dalam ruangan tamu.

"Kenapa?" Tanya Agon di dalam keheningan.

Dua orang di sebelahnya masih membelalakkan mata melihat handphone berlogo apel digigit itu yang sudah terbelah dua.

Sultan mah bebas.

Tangan Ano semakin mengepal, pria itu berlari dengan cepat menuju pintu keluar sembari meneriakkan isi pembicaraan di telepon tadi.

"BUNA KECELAKAAN!!"

Duar
Duar

Seperti petir di sore bolong, empat orang itu bergegas pergi menyusul Ano.

Empat orang itu terlihat seperti orang gila mendadak.

☆☆☆

Hayoloh kenapa Kiana bisa kecelakaan?
...
Jangan lupa vote dan komen yaa gesss

Follow miemercon jugaaaa

Ma Pretty Boy(s) ✓Where stories live. Discover now