MPB(s)-O21

5K 489 24
                                    

🍜Happy Reading🍝

Jleb

Duk duk duk

Kiana dan para baby berjengit kaget. Astaga, mereka lupa masih berada di sekolah.

Dengan cepat Kiana memakaikan celana pada Ano. Dia juga merapikan seragam Aaron, Theo, Agon, dan dirinya sendiri.

Pintu yang terkunci terbuka dari luar. Tampak seorang pria berbadan kurus serta memakai pakaian satpam masuk ke dalam ruangan itu.

"AAAHH HANTU!!!!" Teriakan satpam itu mengejutkan Kiana dan para baby sekali lagi. Pria itu langsung berlari darisana karena takut melihat wajah para hantu.

Hahahaha..

Mereka semua tertawa melihat kejadian tadi. Apalagi komuk dan suara pak satpam itu sangat unik.

Segera setelah kepergian bapak satpam, lima orang itu berjalan cepat menyusuri sekolah yang sepi. Sepanjang jalan mereka hanya ditemani suara jangkrik dan serangga lainnya.

Langit di atas sana sudah berubah menjadi orange kekuningan, suara toa dari masjid bergema dimana-mana.

Ternyata hari sudah sore, mereka tak menyadari perubahan itu karena sibuk dengan kegiatan panas tadi.

***

Sesampainya di mansion, Kiana membersihkan seluruh tubuhnya yang kotor dan penuh dengan peluh. Dia sudah menyuruh para baby untuk pulang ke rumah masing-maaing dulu.

Kenapa? Kan Kiana suka bersama baby?

Pertama, karena Kiana masih marahan.

Kedua, karena dia mau membersihkan hama dengan tuntas hari ini.

Kembali bersama Kiana yang sudah berganti baju, perempuan itu berjalan menuju ruangan rahasia di dalam walk in closetnya.

Mengutak atik peralatannya sebentar lalu berjalan kembali untuk mengganti baju kaosnya menjadi pakaian maid dengan lambang keluarga Broto sebagai pelengkap. Dirasa sudah siap, Kiana berjalan santai menuju mansion Broto.

Rencananya hari ini dia akan pergi ke statiun TV nasional untuk membongkar fakta tentang keluarga Broto yang terhormat. Tapi firasatnya mengatakan kalau ini semua belum berakhir.

Sepertinya Asu menyembunyikan sesuatu yang sangat besar dan pastinya Kiana harus berhati-hati mulai sekarang.

Darimana Kiana tahu? Saat mengintip kediaman Broto tadi malam, ia sempat mendengar percakapan Asu dengan seseorang dari alat penyadap.

Dari suaranya Kiana pastikan orang itu berjenis laki-laki. Suara yang sangat berat dan sexy itu sempat membuat Kiana terkagum-kagum sebelum tersadar dia masih di area musuh.

***

"Bagaimana?" Tanya lelaki itu. Ada kesan dingin tak tersentuh saat mendengarnya.

"M-maaf bos, saya gagal di misi kali ini. Tapi saya akan berusaha lagi di misi selanjutnya" balas Asu sedikit bergetar.

"Bangsat" pelan tapi pasti, suara itu seperti jarum yang menusuk hati Asu. Sangat sakit.

"Maaf bos"

"Gue gak mau tau, lu harus bisa memikat mereka semua lalu serahin mereka ke gue setelah dimainin. Jangan lupa, lu gak boleh sentuh dia. Dia milik gue, paham?!!" Gertakan dan teriakan orang di seberang sana membuat Asu semakin gemetar ketakutan.

"P-paham bos"

***

Gerbang besar di depan matanya membuat lamunan Kiana terbuyar seketika.

Perempuan itu keluar dari mobil yang diparkir jauh dari gerbang tinggi itu. Dirinya berjalan dengan santai dan anggun ke depan.

"Kamu siapa?" Tanya seorang bodyguard berbadan besar kepada seorang maid di depannya. Sepertinya dia tak pernah melihat orang ini.

"Saya maid baru pak. Saya menggantikan ibu Susan" jawab Kiana lancar. Dia sudah menelusuri seluk beluk rumah ini, pekerja yang tak lama keluar, dan informasi lain.

"Ooh gitu ya. Silahkan masuk" ujar bapak bodyguard sambil memberi jalan pada Kiana.

Kiana hanya tersenyum simpul pada si bodyguard yang mana perlakuannya itu membuat bodyguard pingsan di tempat.

Tak mempedulikan itu semua, Kiana lanjut berjalan ke dalam rumah mewah keluarga Broto. Rumah yang menjadi kenangan manis serta pahit dalam kehidupan Kiana asli.

Tok tok tok

Kiana mengetok sebuah pintu kayu berwarna hitam. Setelah dipersilahkan masuk, dia bisa melihat seorang pria berumur sekitar lima puluh tahun duduk di kursi kebesarannya.

Pria itu mendongakkan kepalanya menatap pelayan baru di rumahnya.

"Nama?" Tanya pria itu tanpa mempersilahkan perempuan di depannya duduk terlebih dahulu.

"Ana Raina" ucap Kiana singkat, padat, dan jelas.

"Umur?"

"20 tahun"

"Masih perawan?"

Wait. Anjing?! Gile aja nih, ada ya wawancara kerja tapi nanya tentang keperawanan?

"Maaf pak?" Kiana ingin memastikan pertanyaan yang dilemparkan lelaki ini.

"Kamu masih perawan apa gak?" Lelaki itu sudah gregetan melihat tingkah pelayan baru itu.

"Tidak pak" Kiana memutuskan untuk berbohong, dia tak tahu apa yang dipikirkan si tua bangka.

"Ooh" si tua bangka terlihat sedih saat mendengar jawaban perempuan cantik yang diincarnya.

"Kamu bekerja sebagai asisten saya saja mau?" Tawar lelaki itu masih tak ingat usia.

"Boleh pak. Terima kasih" ucap Kiana sembari membungkukkan sedikit tubuhnya. Dia menyeringai diam-diam, tak menyangka kesempatan datang langsung padanya.

Sedangkan si tua bangka tak menyadari siapa perempuan di depannya dan kondisi muka pelayan itu saat ini. Ia hanya memikirkan malam panjangnya nanti bersama sang pelayan baru.

Pelayan yang tak bukan keponakannya sendiri, Kiana. Dan sang pria tua yang memikirkan itu adalah paman Kiana sekaligus ayah angkat Asu, Andreson Surya Broto.

☆☆☆

TBC
...

VOTE, KOMEN, SHARE YEE KRN ITU GRATISSSSSS
FOLLOW miemercon😉😉

Ma Pretty Boy(s) ✓Where stories live. Discover now