MPB(s)-O26

3.8K 435 8
                                    

🍜Happy Reading🍝

Ingatan tak mengenakkan kembali mendera Ano dan Aaron.

Setelah mendengar kabar kematian Kiana, perempuan milik mereka, dua orang itu menjadi semakin sulit untuk didekati.

Dan ternyata mencari bukti kesalahan Asu sangatlah sulit karena datanya seperti disembunyikan orang yang dibelakangnya.

Sejak itulah Ano dan Aaron selalu berbeda pendapat yang berujung permusuhan di antara mereka.

Ano yang bersama gengnya menjadi most wanted di setiap sekolah.

Sedangkan Aaron yang memilih sendiri sembari mencari keberadaan Kiana yang menghilang bagai ditelan bumi.

Aaron percaya kalau Kianya masih hidup saat ini. Dia saja yang belum bertemu Kiana, jadi Aaron harus semakin berusaha agar secepatnya bertemu gadisnya.

Disaat lelaki itu menemukan Kiana, dia dikejutkan lagi dengan sesuatu yang tak disangkanya.

Kia masih hidup dan sudah bertemu dengan Ano duluan?!

Aaron memutuskan untuk mencari tahu informasi tentang kematian Kiana dan benar saja, dokter yang memberitahukan kematian Kiana pada mereka dulu adalah dokter yang disuap oleh Aris agar tutup mulut.

Untuk apa? Agar semua orang hanya tahu jika Kiana meninggal, bukan diusir dari keluarganya dan mencoreng nama baik keluarga Broto.

Masalah dokter dulu sudah Aaron lupakan, lagipula ia tak mungkin membalas dendam pada orang mati.

Tapi Kia sudah ketemu dengan Ano yang tak bisa dibiarkan.

Tidak, ini tidak boleh dibiarkan. Dia harus merebut Kiana dari Ano.

Aaron terus memikirkan wajah dan tubuh Kiana saat pertama kali dia melihat gadisnya itu.

Aahhh..

Kenapa Kia semakin bertambah cantik? Apa seharusnya dia mengurung Kia selama-selamanya?

Tapi ekspetasi Aaron tak sesuai kenyataannya. Malah dia yang terkurung selamanya dalam dekapan Kiana.

***

Kini kedua pria itu duduk di kursi tunggu depan ruangan ICU. Mereka berdua serta dua teman seperjuangan yang lain mencemaskan keadaan seorang perempuan di dalam ruangan itu.

Di sisi lain, Agon, seorang vampir berkedok baby boy sedang duduk di pembatas rooftop rumah sakit. Pikirannya melayang kembali ke masa lalu, saat dirinya pertama kali bertemu dengan Buna Kiana.

Lelaki itu tak bisa melupakan betapa baik dan lucunya Kiana saat kecil.

Betapa ia ingin memiliki gadis kecil itu untuknya seorang. Betapa ia memuja perempuan itu dan betapa besar amarahnya pada keluarga Broto yang tega mengusir anggota keluarga mereka.

Anak, keponakan, dan cucu mereka satu-satunya yang terusir hanya karena si pendatang baru. Anak yang tak jelas asal usulnya.

Disaat itulah Agon seperti tak bisa melakukan apa-apa. Dia tak bisa mengetahui Kiana tinggal, apakah gadis itu sudah makan? Apa keadaannya baik-baik saja?

Agon tak tahu semuanya meskipun dia seorang vampir, sang makhluk immortal yang sudah hidup selama seribu tahun.

Seperti ada seseorang atau sekolompok orang yang mempunyai kekuatan yang lebih dari dirinya sengaja menyembunyikan keberadaan Kiana.

***

Drrrt drrrt..

Getaran di handphone Theo tak membuat beberapa orang di sekitarnya terganggu. Mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing.

Theo sebagai pemilik handphone mengangkatnya langsung setelah mengetahui nama penelepon.

Jesen W is calling
Yes or No

Memang, setelah Kiana dinyatakan kecelakaan Theo langsung menyuruh sekretaris sekaligus asistennya, Jesen untuk mencari semua identitas pelaku dan bukti-bukti.

Jesen dikenal sebagai orang yang cekatan, selama 30 menit dia sudah menyelesaikan semua yang disuruh majikannya.

"Halo?" Pertanyaan Theo mengawali pembicaraan di dalam telepon.

"Halo tuan, saya Jensen ingin melaporkan informasi tentang pelaku" dari perkataan Jensen yang to the point, Theo sudah mengetahui maksud lelaki itu.

"Kirim ke email saya saja" setelah mengatkan itu Theo langsung menutup telepon dan segera mengecek emailnya.

Disana sudah tertera alamat email Jesen beserta sebuah dokumen.

Theo membuka dokumen itu dengan tangan yang gemetar. Masih terngiang ngiang di dalam kepalanya teriakan Ano saat di rumah tadi. Saat dia dan yang lainnya mendengar berita buruk itu.

Mata Theo membelalak melihat semua isi dokumen yang berjumlah 30 halaman itu.

Disana terpampang rapi identitas pelaku, bukti, hingga hubungannya dengan orang kedua serta ketiga yang juga ikut dalam rencana dan tindakan bersama sang pelaku.

Haaa..

Theo menutup wajah tampannya dengan sebelah tangan sedangkan yang satu lagi masih memegang handphone.

Astaga, dia tak menyangka ini terjadi. Hahahaha...

Jika orang-orang itu tidak menganggap Kianya tak apa karena dia dan tiga baby yang lain akan menemani Kia selamanya.

Tapi mengapa mereka tega melakukan itu pada Kianya? Padahal Kia tidak melakukan kesalahan apapun.

Apalagi Theo sangat hafal sifat Kiana walau baru bersama akhir-akhir ini. Kiana tidak mungkin mengganggu mereka. Tapi mengapa mereka malah mengganggu Kiana?

Theo tak habis pikir, ada ya manusia yang seperti ini pada keluarga kandungnya sendiri?

'Gimana cara matiin mereka ya?' Batin Theo sedang menyiapkan rencana untuk menagkap si pelaku, orang kedua, dan ketiga.

Pemuda itu tersenyum miring dalam diam. Sepertinya dia sudah menemukan cara terbaik untuk mengirim mereka ke neraka dunia.

"Gue pergi dulu. Ada sedikit masalah" pamit Theo pada Ano dan Aaron yang pastinya tak diacuhkan.

Theo hanya mengangkat kedua bahunya setelah itu dia melangkah ke depan.

Tujuannya kali ini hanya satu.
Memberantas para tikus dan sang Bos.

☆☆☆

TBC
...

Vote, Komen, dan Share yeeeeeee
Follow miemercon jugaa

Ma Pretty Boy(s) ✓Where stories live. Discover now