MPB(s)-O34

2K 164 3
                                    

🍜Happy Reading🍝

[Bagaimana jika kita menghapus ingatan mereka nona?]

"Apa?!"

Kiana sedikit terkejut hingga tak sengaja melontarkan pikirannya. Apa maksud Kaiden ia akan menghilangkan semua kenangan mereka berlima?

[Bukan seperti itu nona]

Kaiden yang memang bisa membaca pikiran Kiana kembali memutar bola matanya malas.

Mengapa Kiananya ini sangat bodoh disaat saat seperti ini?

'Jadi maksud lo gimana?' Batin perempuan itu menghiraukan keempat pria yang masih memperhatikannya dari layar telepon di depannya.

[Maksudnya saya dapat menghilangkan ingatan mereka tentang kejadian dari kecelakaan hingga saat ini. Hanya saja konsekuensinya sangat besar nona]

"Emang apa konsekuensinya?" Tanya Kiana penasaran.

Apa konsekuensinya ia akan mati? Atau hartanya akan diambil? Atau Kaiden tidak akan menolongnya lagi?

[Konsekuensinya adalah hidup anda di dunia ini akan dipersingkat]

"Jadi berapa?"

[Menjadi satu minggu saja nona]

"What?! Satu minggu" Kiana kembali syok, apaan seminggu itu? Waktunya sangat sedikit sekali.

[Iya nona]

"Gak bisa diperpanjang lagi jadi satu bulan? Atau tiga minggu?"

[Maaf nona tapi tidak bisa. Sistem sudah diatur tidak bisa di otak atik]

"Tapi kok konsekuensinya harus hidup gue? Gak bisa pake poin?" Tanya Kiana mendesak Kaiden.

Kaiden juga tak ingin seperti ini, ia juga ingin melihat Kiana lebih lama walau dalam diam.

Tapi apa yang bisa ia perbuat, toh ini semua adalah ulah para petuah yang sudah tak sabar menunggu Kiana.

[Maaf nona, sekali lagi tidak bisa]

Jika Kiana bisa melihatnya, raut wajah Kaiden juga tampak layu seperti Kiana. Ia putus asa dan tidak tahu harus berbuat apa.

"Gak ada solusi yang lain gitu Kai? Gue gak berani bilang sama mereka kalau yang kecelakaan tadi duplikat gue,

"Nanti mereka pasti nanya kenapa gue bisa duplikat? Atau kalau gue bilang itu kembaran gue dimana gue waktu itu? Kenapa gak jenguk kembaran gue." Lanjutnya.

Kiana menumpahkan semua kekhawatirannya pada Kaiden untuk pertama kali.

[Saya juga tidak tahu nona. Karena cuma ini satu-satunya jalan agar mereka tidak menanyai nona dan mengungkit hal ini untuk kedepannya serta agar rahasia transmigrasi nona tetap terjaga]

[Kita tidak tahu apa akibatnya jika mereka tahu yang sebenarnya terjadi pada nona]

Kiana berpikir sebentar sebelum memutuskan. Ia juga tidak rela untuk pergi secepat ini, tapi bagaimana lagi. Ia juga tak bisa berbuat apa-apa.

Kaiden dan alur kehidupannya ini juga sepertinya sudah diatur oleh seseorang yang lebih berkuasa. Orang yang mengendalikan Kaiden dan alur cerita ini.

"Oke, kita hilangin aja ingatan mereka. Toh nanti gue ketemu sama baby boy yang baru"

Walaupun mengatakan hal itu, Kaiden dapat melihat raut Kiana yang tak dapat menyembunyikan kesedihannya, berpisah itu tidak mudah bagi perempuan itu. Padahal ia baru sebentar bertemu dengan para baby.

Ma Pretty Boy(s) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang