MPB(s)-O15

5.6K 566 18
                                    

🍜Happy Reading🍝

"Mari kita mulai rapat dengan tema hari ini 'Mencari Buna'" kata seorang di antara mereka yang diangguki yang lainnya.

Mereka bertiga adalah para baby Kiana sebelumnya. Ano, Aaron, dan Theo.

Walaupun bermusuhan saat memperebutkan Kiana, kali ini mereka harus bersatu untuk menemukan Buna mereka itu yang menghilang.

Flashback On

Siang ini Theo terbangun dari tidur nyenyaknya. Pria itu tersenyum kecil kala mengingat kejadian kemarin yang memuaskan fisik dan mentalnya.

Dia mulai meraba-raba kasur di sebelahnya tapi tak menemukan apa yang ia cari.

Mata Theo seketika terbuka lebar. Lelaki itu beranjak turun dari kasur yang berisi dua lelaki besar selain dirinya tapi tak mengisi wanitanya disana.

Pikirannya berkecamuk, rasa panik melanda tubuh Theo. Seluruh badannya gemetar dan tremor saat ini.

'Mungkin buna ada di bawah. Iya, buna di bawah' seluruh pikiran negatif sudah bersarang di kepala kecilnya itu.

Theo melangkahkan kakinya ke luar kamar setelah memakai pakaian bersih. Di luar sana suasananya tampak sepi dan hening. Pikiran negatif lagi-lagi berdatangan kembali.

Pemuda itu kembali melanjutkan perjalanannya untuk mencari sang buna. Di seluruh sudut mansion dari depan, samping, dan belakang sudah dia kunjungi tapi tak menemukan buna cantiknya dimana pun.

Theo teringat, dia harus menelepon buna. Mungkin Buna Kia punya urusan penting di luar sana.

Melangkahkan kembali kakinya, Theo memutuskan pergi ke kamar lagi. Di dalam kamar, kedua pria besar itu belum bangun-bangun sedari tadi membuat Theo muak.

Seharusnya bukan dia saja yang panik disini. Mereka juga harus rasakan yang dia rasakan.

Sesuatu bergelantungan di atas kepala kedua pria itu dan...

Byur

"ANJING LO!!"
"BANGSAT!!"

Yah, begitulah siang yang indah berawal di mansion besar ini.

"Buna hilang" dua kata yang keluar dari mulut Theo membuat kedua orang itu tersentak. Amarah mereka semakin naik saat mendengar kata itu.

"Kemana?" Lihatlah Ano yang sudah menarik kerah baju yang dipakai Theo.

"Gak tau. Pas gue bangun buna udah gak ada" jelas Theo. Dia memang tak tahu dimana bunanya berada.

"Udah lo cari di sekitar rumah?" Tanya Aaron memastikan. Dia juga dilanda serangan panik seketika.

"Udah dan gue gak nemuin buna. Gue juga mau nelpon buna sekarang" tarikan di baju Theo terlepas. Ano berlari kalang kabut mencari handphonenya hingga pria itu menemukannya dan langsung menghubungkan panggilan ke nomor sang buna.

Tut

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan. Coba lagi" bukannya suara merdu buna mereka yang terdengar tapi suara nyaring operator yang menyambut ketiga orang itu.

Mereka berpencar mencari Kiana dengan cara apapun sampai tak mendapatkan hasil.

Dan akhirnya ketiga manusia itu berkumpul bersama dan membuka rapat tentang hilangnya Buna Kiana milik mereka.

Flashback Off

***

"Baby udah makan?" Tanya Kiana pada Agon yang sedang duduk dengan kaku di atas sofa apartemennya.

Agon hanya menggelengkan kepalanya. Lagi pula memang benar dia belum minum darah sejak kemarin.

"Baby mau makan apa?" Tanya Kiana sekali lagi. Dia tentunya akan memulai pendekatan yang berbeda dari babynya yang lain.

"Itu" jari telunjuk Agon mengarah ke leher Kiana yang tertutup baju kaus rumahannya.

"Hm? Leher aku?" Kiana mau memastikan. Tak mungkin pemuda tampan nan lemah yang dibawanya ini kanibal. Kan gak lucu juga dia mati karena dimakan kanibal.

Agon menggangguk-anggukkan kepalanya. Kali ini Kiana sepertinya akan sedikit menyesal memungut lelaki ini.

"Kamu mau makan daging aku? Jangan yaa, makan ayam aja gimana?" Tawar Kiana sembari membujuk Agon.

"Bukan, mau darah" ucapan Agon sekali lagi mengejutkan Kiana. Sebenarnya siapa pria yang dia pungut ini?

"Ha? Darah? Emang kamu vampir sayang?" Kiana sedikit cengo mendengar jawaban Agon setelahnya.

Lelaki itu kembali menganggukkan kepalanya. Ia sudah memutuskan untuk membuka identitasnya pada perempuan di depannya agar orang ini jauh darinya dan tak mengganggunya lagi.

"Hahaha.. gak usah serius banget haha.." tawa yang Kiana tahan sedari tadi akhirnya keluar juga.

"Kenapa?" Agon bingung. Bukannya ketakutan ataupun menjauh, perempuan yang membawanya ini malah tertawa kencang.

"Hahaha.. aku udah tau kok baby" ujar Kiana menjawab pertanyaan yang tercetak di wajah tampan Agon.

"Kok bisa tau?"

"Ada deh"

"Nih, aku kasih tapi dikit aja yah" ujar Kiana sambil membuka bajunya hingga tersisa bra sport merah yang menempel di tubuhnya.

Agon membelalakan matanya, dia tak menyangka bertemu manusia menarik seperti Kiana. Senyum samar terpatri di wajahnya. Sepertinya dia akan kekenyangan hari ini.

Kiana melihat Agon yang mulai mendekati dirinya perlahan. Perlahan tapi pasti.

Sedikit lagi dan..

Duk duk duk

Bunyi sesuatu terdengar jelas di telinga mereka. Apa lagi sih yang menganggu kegiatan Kiana dan baby?

☆☆☆

TBC
...
VOTE, KOMEN, DAN SHARE YE GESS KRN ITU GERATISSSS😁
FOLLOW miemercon JUGAA😉

Ma Pretty Boy(s) ✓Where stories live. Discover now