MPB(s)-O17

5.2K 567 25
                                    

🍜Happy Reading🍝

[Nona! Darurat! Urgent!!]

Teriakan seorang lelaki berdengung di dalam kepala Kiana. Membuat perempuan itu harus memejamkan mata menahan rasa sakit di kepalanya.

'Kenapa sih Kai?!' Kiana marah pada Kaiden yang memekik tadi.

[Nona, ini sangat urgent!! Asu sudah membunuh semua anggota keluarga anda!!]

Kiana terkejut, dia tak menyangka si jalang sudah memulai aksinya secepat ini. Tapi gapapa, Kiana juga sudah siap menghadapi perempuan gila itu.

'Semua orang udah mati?' Tanya Kiana memastikan untuk menghitung berapa biaya pemakaman yang akan dikeluarkannya.

[Oh, masih tersisa dua orang lagi nona. Kakek dan paman anda yang sudah sepenuhnya di bawah kendali Asu]

Haa...
Hahahaha...

Kiana mendesah pelan sebelum tertawa keras. Astaga, dia sudah menantikan ini sejak lama. Akhirnya rahasia yang Asu simpan bisa ia kuak di hadapan para netizen.

Manusia berjenis kelamin perempuan itu tak mempedulikan keadaan keluarga maupun keadaan sekitarnya saat ini.

Sedangkan di sisi lain, tiga baby Kiana melawan tatapan mematikan si culun alias Agon.

Tapi semua kegiatan mereka berempat terhenti saat mendengar suara tawa dari arah samping.

Tampak disana seorang wanita tertawa keras tapi tak ditemukan objek tawanya itu.

Empat pemuda itu hanya tertegun melihat senyuman cantik nan mempesona milik Kiana ditambah mata yang menyipit dan lubang yang terbentuk dikedua pipi sang wanita.

Hingga tawa itu terhenti diganti dengan seringaian lebar menyeramkan pertanda sesuatu yang buruk pasti akan terjadi.

[Nona, anda tak ingin dianggap gila sama baby anda kan?]

Pertanyaan Kaiden berhasil menyadarkan Kiana dari lamunannya.

'Thanks infonya Kai. Kalau ada informasi terbaru tentang mereka langsung kasih tau gue aja oke' batin Kiana sembari tersenyum menatap lurus ke depan.

Kaiden tersenyum lebar.

Ahh.. dia semakin tak sabar lagi bertemu dengan Nona tersayangnya ini

[Baik nona]

Kiana menolehkan kepalanya ke arah para baby yang menatapnya bingung sekaligus khawatir. Mereka takut buna kenapa-napa.

"Baby jangan takut. Buna cuma mikirin sesuatu yang lucu aja kok" ucapan Kiana langsung diangguki keempat pria itu.

Tante-tante yang menyamar sebagai remaja itu tersenyum dalam diam. Aahh, enaknya dikelilingi cogan...

Tapi, demi kenyamanan hidupnya dan para baby, Kiana harus mempercepat pemusnahan Asu serta semua pendukungnya.

Memeluk badan para baby yang empuk menjadi solusi segala masalahnya.

Kiana yang tadinya menggebu-gebu menjadi tenang dalam sekejab.

***

"Hahahahaha... akhirnya, akhirnya gue bisa pegang semua ini!!!" Tawa mengerikan terdengar dari sebuah ruangan.

Di dalamnya terdapat seorang perempuan bersama dua orang lelaki di samping kiri dan kanannya.

Tangannya yang ada di sebuah kotak berpindah ke sebelah kanan, mengelus kepala dari salah satu lelaki.

Elusan lembut itu berubah menjadi tarikan yang sangat kuat. Tapi tak membuat lelaki itu kesakitan, malah wajahnya seperti menikmati semua perlakuan itu dan harus menahan hasratnya.

"Karena kalian berdua udah jadi anjing yang setia, aku bakalan kasih hadiah. Mau hadiah apa sayang?" Tawaran si wanita pada kedua lelaki yang sudah berkeriput.

"Ahhh.. kami c-cuma mauh kamuuhh" ujar seorang pria berambut hitam dengan sedikit warna putih menghiasi kepalanya.

"Uuuhhhh.. be-betul babyhh.. kamu mau apa hmm?" Ujar seorang lagi, kali ini kepalanya botaknya hanya dihiasi sedikit rambut halus berwarna putih.

"Aku mau kalian bunuh Kiana. Bisa baby?" ini dia, rencana jahat yang sedari dulu harus ia tahan. Akan ia buat Kiana menderita lalu mati dan para pria milik Kiana itu akan memohon-mohon untuk menjadi peliharaannya.

Ahh, memikirkannya saja sudah membuat wanita itu puas setengah mati, apalagi jika menjadi kenyataan.

"Bisa sayangghhhh" desahan keluar dari mulut si botak saat wanita itu mengelus buwungnya yang sudah meloyo itu dari luar celana.

"Sayang, aku juga dong" protes lelaki di sebelah kirinya.

"Iya baby" kata wanita itu menenangkan sang bayi tuanya. Hingga terjadilah sesuatu yang menghubungkan tubuh si pria dan wanita.

Disela kegiatan panas itu, sebuah senyuman terbit dari sudut tergelap ruangan itu.

Sisi dimana tak ada satupun cahaya dan tempat dimana seseorang melihat dan merekam semua kejadian di depan.

Senyuman sinis yang menyimpan segala rencana yang tersusun dengan rapi. Tinggal menunggu tanggal main untuk mengeksekusi orang-orang itu.

***

Pagi yang cerah kembali menyinari bumi ini. Para manusia rajin sudah bangun sedari tadi, sedangkan yang pemalas masih melanjutkan kegiatan panas bersama sang kasur tercintah.

"Aaron! Jangan lari-lari, nanti kamu jatuh" teriakan membahana bergema di seluruh mansion ini.

Di ujung tangga seorang Kiana menatap tajam seorang lelaki yang baru turun dari lantai dua.

Lelaki yang ternyata Aaron, sang baby boy kedua Kiana.

Dia sampai ke lantai satu dengan selamat sentosa lalu menerjang Kiana.

Untung saja Kiana strong kayak Hulk.

Ano dan Theo yang baru sampai hanya menggelengkan kepala mereka. Dua orang itu sudah cukup muak dengan tingkah Aaron si muna.

Mereka berempat berpelukan layaknya Teletubies yang saling merindu satu sama lain.

Hingga datanglah si pengganggu, Agon yang langsung memisahkan mereka dan menarik Kiana ke pelukannya.

'Hah?' Kiana tercengang mendapati tubuhnya yang berpindah-pindah ke pelukan para baby dengan tak layak.

Lihatlah mukanya yang memerah seperti menahan berak.

"STOP!" Perintah Kiana menjadi hal yang mutlak bagi mereka.

Pelukan erat dari empat pasang tangan yang awalnya menempel di badannya sudah menghilang dalam sekejab.

"Maaf buna"
"Jangan marah bun"
"Buna mau apa? Aku beliin deh"
"Hooh"

Bujukan dan rayuan tak mempan untuk Kiana, sugar mommy profesional yang sudah berpengalaman menangani para baby boy sejak zaman dulu.

"Diam. Kalian semua buna hukum, gak boleh ketemu sama buna selama seminggu"

"WHAT?!!"
"APA?!!"
"NO NO!!"
"GAK BISA BUN!!"

Sekali lagi, Kiana sang sugar mommy profesional mengacuhkan semua babynya. Biarkan dia hidup dengan tenang sebelum memulai aksinya.

Wanita itu melangkah keluar dari mansion tanpa melihat tatapan para baby yang memandangnya dengan arti yang bermacam.

Pastinya berbeda jauh dengan wujud baby yang selalu ditampilkan di depan Kiana.

"Apa sekarang aja kita mulai rencana?" Tanya salah satu dari mereka dan diangguki tiga yang lain.

Sepertinya semua akan dimulai saat ini.

☆☆☆

TBC
...
VOTE, KOMEN, DAN SHARE YAKK KRN ITU GERATISSS✊✊
FOLLOW miemercon JUGA😆

Ma Pretty Boy(s) ✓Where stories live. Discover now