MPB(s)-O24

3.9K 448 10
                                    

🍜Happy Reading🍝

Drap drap drap

Langkah kaki yang cepat menjadikan koridor rumah sakit yang tadinya sepi ramai seketika.

Empat orang berjenis kelamin pria berlari menuju satu tempat. Hingga tampak di depan mereka sebuah ruangan yang dituju, ICU.

"Bunaaaa hiks hikss" tangisan yang ditahan Ano pecah saat melihat isi ruangan itu.

Dapat Ano lihat di dalam sana terdapat seorang perempuan memakai pakaian pasien rumah sakit.

Tubuh perempuan itu penuh dengan lebam dan memar. Kaki dan tangannya robek. Darah merembes dari sebagian besar tubuhnya.

Sangat mengenaskan.

Aaron ikut melihat ke dalam, walaupun tak terlalu jelas tapi dia ingat kejadian ini. Kejadian yang membuat dirinya dan Ano bertengkar hebat.

***

2 tahun yang lalu...

Seorang anak perempuan memanjat sebuah pohon. Di bawahnya ada dua orang anak laki-laki yang melihat perempuan itu penasaran.

"Kia! Turun dong" teriak salah seorang anak lelaki itu.

Anak perempuan itu Kiana dan dua anak lelaki itu Ano dan Aaron.

"Lala, turun ya" panggil salah seorang lagi, Ano.

"Gak ah, Lala mau disini dulu Ano" ucap Kiana membalas panggilan Ano. Perempuan itu dengan enteng duduk di ranting pohon yang kuat.

"Iiihhh, Kia kok cuekin Aaron. Giliran Ano manggil Kia jawab" Aaron merajuk dan sepertinya Kiana akan berusaha keras untuk membujuknya.

Tapi anehnya Kiana tak menjawab. Kedua anak lelaki itu mendongakkan kepala mereka. Di atas sana Kiana memandang ke depan seperti melamun.

Anak perempuan yang berumur 14 tahun itu memikirkan banyak kejadian yang menimpanya akhir-akhir ini. Dan semua itu karena seorang anak pungut, Asu.

"Kia!" Aaron berteriak untuk menyadarkan Kiana. Tapi perempuan itu tak merespon.

Karena tak tahan dan penasaran, Ano memutuskan untuk memanjat pohon itu juga. Ano memanjat pohon dengan sulit tapi kok Kiana bisa memanjat dengan cepat?

Lelaki itu mendudukan dirinya di ranting dekat Kiana. Dari dekat dia bisa melihat sorot mata Kiana yang datar tanpa emosi apapun di dalamnya.

Ano semakin penasaran, ada apa dengan gadisnya ini?

Lelaki itu menggoyangkan lengan Kiana pelan tapi tak mendapat respon juga. Dia ingin menggoyangkan lengan Kiana lagi tapi harus dihentikan karena Aaron juga ikut naik ke atas pohon.

Tangan Aaron yang berada di atas tak sengaja mendorong Kiana ke depan. Remaja perempuan itu tersentak, dirinya menutup mata bersiap untuk merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

Lama kelamaan Kiana tidak merasakan apapun. Dia hanya merasakan sebuah hembusan nafas di telinga kirinya.

Kiana membuka mata, terlihat di sampingnya seorang remaja laki-laki berkulit coklat sedang memeluknya erat.

'Huh, untung aja Lala selamat' batin lelaki itu mengucap syukur.

Sedangkan sang pelaku alias Aaron sudah duduk di sebuah ranting dengan mata yang terkatup dan tangan yang terlipat di depan dadanya seperti memohon.

"Lala, kita ke bawah dulu yuk" ajak Ano yang disetujui Kiana.

Mereka berdua turun diikuti Aaron yang terus menundukkan kepalanya.

Kiana heran, kenapa Aaron menunduk terus?

Ia memegang wajah Aaron lalu mengangkatnya agar kepala mereka sejajar.

"Aaron kenapa?" Tanya Kiana lembut.

Mata Aaron bergetar, tangisan yang ditahannya tadi pecah dalam sekejab.

"Huaaaa huaaaaa hikss.. huaaa hiksss.." bibir lelaki itu sudah turun ke bawah. Wajahnya yang putih sudah memerah. Kedua tangannya menutup wajah yang pasti sudah jelek, menurut Aaron.

Kiana bingung, kenapa Aaron nangis?

Dia menatap Ano untuk meminta penjelasan yang dengan senang hati Ano ceritakan.

Aaron melihat respon Kiana dari sela-sela jarinya. Perempuan itu membulatkan matannya.

'Pasti Kia benci sama Aaron' pikir Aaron sembari mengelap air matanya yang berceceran.

"Kia, maafin Aaron. Aaron gak sengaja dorong kamu. Kia boleh marah atau mukul Aaron" ucapan Aaron menyentuh hati kecil Kiana apalagi wajah menggemaskannya ditambah warna merah di seluruh wajah itu.

"Iya iya, Kia udah maafin Aaron kok. Jangan nangis lagi yaa" ujar Kiana sembari tersenyum simpul pada Aaron.

Wajah Aaron semakin memerah. Kepala mereka sangat dekat seperti berciuman. Aaron semakin mendekatkan kepalanya hingga..

Kiana ditarik ke belakang. Ano, orang yang menariknya hanya diam sembari menatap Aaron tajam. Aaron tak takut ditatap seperti itu.

Lelaki itu menarik Kiana di sebelahnya lalu ditarik oleh Ano lagi dan seterusnya seperti itu.

Kiana sendiri sudah pusing dibuat mereka. Di atas kepalanya seperti ada burung-burung yang berterbangan.

Tiba-tiba tarikan sangat kuat datang dari Aaron. Membuat Kiana terjengkang dan jatuh. Tapi untungnya yang jatuh menyentuh lantai hanya Aaron sedangkan Kiana jatuh di atas perut Aaron.

Ano yang melihat itu semakin geram. Banyak sekali tingkah si Aaron muna yang selalu membuatnya naik darah.

Kiana ingin berdiri, tapi pinggangnya ditahan oleh Aaron yang ada di bawahnya.

Karena sudah terlanjur kesal, Ano menidurkan Kiana di antara dirinya dan Aaron. Menjadi pembatas supaya mereka tak bertengkar.

Mereka bertiga melemparkan candaan dan tertawa kencang. Ditambah muka Kiana yang berseri membuat Ano dan Aaron semakin jatuh pada pesona gadis itu.

Di belakang pohon beringin..

Seorang remaja perempuan berambut hitam panjang menatap mereka dengan iri.

Dia ingin mempunyai teman seperti teman-teman Kiana! Dia juga ingin disayang seperti itu!

Aha.. gimana kalau Kiana mati saja? Pasti semua kasih sayang itu berpindah padanya.

Teman-teman Kiana juga akan menemaninya sepanjang hari. Dia tinggal memberi kepuasan pada mereka.

"Hahahaha.. lo harus mati Kiana biar gue bisa dapetin semua milik lo. Bos juga gak akan peduli dengan itu" suara tawa rendah itu terdengar sangat mengerikan apalagi seorang remaja yang mengatakannya, bayangkan saja.

☆☆☆

Coba tebak, siapa yg ada di belakang pohon beringin?

TBC
...
Vote, komen, share yee gess

Follow miemercon jugaa

Ma Pretty Boy(s) ✓Where stories live. Discover now