Chapter 7

73 20 8
                                    

"Ya ampun... tongkatku hilang!"

"Kau bergurau!"

Melody, Ron, dan Hermione mengangkat tongkat mereka cukup tinggi untuk menebarkan cahayanya lebih jauh ke tanah. Kemudian Chere pun mengikuti, sama-sama menyalakan tongkatnya untuk membantu. Harry mencari di sekelilingnya, tetapi tongkat sihirinya tak kehilahatan.

"Mungkin masih di kemah." Kata Ron.

"Mungkin terjatuh dari kantongmu waktu kita lari tadi?" Hermione menebak cemas.

"Yeah," kata Harry, "mungkin..."

Melody memandang berkeliling, berharap bisa menemukan tongkat sihir Harry serta berharap tongkat itu ada di dekatnya. Namun saat itu bunyi berkeresak di dekat mereka membuat kelimanya terlonjak. Winky si peri rumah berkutat menerobos serumpun semak di dekat situ. Dia bergerak dengan janggal sekali, dengan susah payah, seakan ada orang tak kelihatan yang menahannya.

"Ada penyihir-penyihir jahat di sekitar sini!" jeritnya bingung seraya terus berusaha keras lari. "Orang tinggi—tinggi di atas! Winky mau pergi!"

Dan dia menghilang ke pepohonan di sisi lain jalan setapak, terengah dan menjerit saat dia melawan kekuatan yang menahannya.

"Kenapa dia?" tanya Ron, memandangnya keheranan. "Kenapa larinya aneh begitu?"

"Pasti dia tidak minta izin mau bersembunyi." Kata Harry.

Melody mengangguk, "dia pergi atas kemauannya sendiri..." katanya.

Melody jadi teringat Dobby. Setiap kali Dobby mencoba melakukan sesuatu yang tak akan disukai keluarga Malfoy, peri rumah itu terpaksa memukuli diri sendiri.

"Kalian tahu, hidup peri rumah sengsara sekali!" kata Hermione jengkel. "Itu perbudakan! Mr Crouch memaksanya ke tingkat atas stadion, dan Winky ketakutan sekali, dan dia menyihir Winky sehingga dia bahkan tak bisa lari ketika mereka mulai menginjak-injak tenda!"

Chere menatap ke arah Winky pergi dengan cemas, "kenapa tidak ada yang berbuat sesuatu untuk membantu peri rumah?" tanyanya.

"Yah, peri rumah itu bahagia, kan?" kata Ron. "Kau dengar sendiri apa kata si Winky di pertandingan tadi... 'Peri rumah tidak boleh bersenang-senang'... Itu yang dia suka, disuruh-suruh..."

"Orang-orang seperti kau-lah, Ron," ujar Hermione panas, "yang menopang sistem yang busuk dan tidak adil, hanya karena mereka terlalu malas untuk..."

Terdengar letusan keras lain dari tepi hutan.

"Ayo kita terus jalan," ajak Ron, dan Melody melihatnya mengerling gelisah pada Hermione.

Mungkin apa yang dikatakan Malfoy ada benarnya. Mungkin keadaan Chere dan Hermione lebih rawan daripada mereka. Mereka berjalan lagi, Harry masih mencari-cari di dalam sakunya, meskipun sudah tahu tongkatnya tak ada di sana.

Mereka mengikuti jalan setapak gelap, masuk lebih dalam ke tengah hutan, sambil terus mencari-cari Daniel, Fred, George, Ginny, dan Pierre. Mereka melewati serombongan goblin yang tertawa- tawa senang membawa sekantong uang emas yang jelas telah mereka menangkan dari taruhan, dan tampak tidak gentar dengan kehebohan di bumi perkemahan. Lebih jauh lagi, mereka melewati seberkas cahaya keperakan, dan ketika memandang dari celah-celah pepohonan, mereka melihat tiga Veela cantik jangkung berdiri di tempat terbuka, dikelilingi sekelompok penyihir muda, semuanya bicara keras-keras.

"Penghasilanku kira-kira seratus karung Galleon setahun!" salah satu dari mereka berteriak. "Aku pembunuh naga untuk Komite Pemunahan Satwa Berbahaya."

"Bohong!" teriak temannya. "Kau pencuci piring di Leaky Cauldron... tapi aku pemburu vampir, sejauh ini aku sudah membunuh sembilan puluh..."

Melody Potter and the Goblet of FireOnde histórias criam vida. Descubra agora