Chapter 10

106 21 2
                                    


Seleksi asrama malam itu dilaksanakan dengan lancar, semua anak berhasil di seleksi ke dalam empat asrama. Pesta makan pun berlangsung setelah seleksi selesai, semua anak makan dengan riang dan bahkan Ron tidak berhenti mengunyah.

Namun setelah berbincang dengan Nick si Kepala-Nyaris-Putus, hantu Gryffindor, Hermione menolak untuk makan, padahal makanan di piringnya hampir tidak tersentuh. Semua ini karena Nick berkata tadi pagi Peeves membuat masalah di dapur, ia membuat panci dan wajan berterbangan, lantai banjir sup, dan peri-peri rumah ketakutan. Hermione yang mendengar itu jadi sangat terkejut, dia makin terkejut ketika Melody dan teman-teman membenarkan perkataan Nick mengenai adanya peri rumah, sebab mereka sudah sering pergi ke dapur untuk minta makanan atau minuman hangat.

Hermione kecewa sekali mereka tak memberitahunya. Gadis itu juga kecewa begitu tahu bahwa peri rumah di Hogwarts, yang jumlahnya sangat banyak, sama seperti peri rumah lainnya... mereka tidak dibayar, maupun diberi libur cuti dan pensiun.

Akhirnya Hermione pun meletakkan pisau dan garpunya, kemudian mendorong piringnya menjauh sembari berkata dengan masam, "perbudakan."

Chere dan Ron sudah berusaha membujuknya untuk makan, tapi Hermione menatap mereka dengan cara yang mirip sekali McGonagall sehingga keduanya pun menyerah.

Ketika makanan penutup juga sudah dilahap habis, dan remah terakhir sudah lenyap dari atas piring, meninggalkan piringnya bersih berkilau lagi, Albus Dumbledore berdiri. Dengung celoteh yang memenuhi aula langsung berhenti, sehingga hanya deru angin dan gerujuk hujan yang terdengar.

"Nah!" kata Dumbledore, tersenyum kepada mereka semua. "Sekarang setelah kita semua kenyang makan dan minum," ("Hmph!" dengus Hermione) "sekali lagi aku minta perhatian kalian untuk beberapa pengumuman."

"Mr Filch, si penjaga sekolah, memintaku untuk menyampaikan kepada kalian bahwa daftar benda yang dilarang di dalam kastil tahun ini ditambah dengan Yo-yo Menjerit, Frisbee Bertaring, dan Boomerang Menampar. Daftar lengkapnya terdiri atas empat ratus tujuh puluh macam, kurasa, dan bisa dilihat di kantor Mr Filch, kalau ada yang mau mengeceknya."

Ujung-ujung bibir Dumbledore bergerak-gerak. Dia meneruskan, "seperti biasa, aku mau mengingatkan kalian semua bahwa hutan di ujung halaman sekolah itu terlarang untuk para pelajar, begitu juga desa Hogsmeade, terlarang untuk anak-anak di bawah kelas tiga. Dengan sangat berat hati aku harus menyampaikan juga bahwa pertandingan antar-asrama untuk memperebutkan Piala Quidditch tahun ini tidak akan diadakan."

"Apa?" Harry terpekik kaget. Dia berpaling memandang Fred dan George, sesama anggota tim Quidditch-nya. Mulut mereka terbuka mengatakan sesuatu pada Dumbledore, tapi tanpa suara. Rupanya mereka tak bisa bicara saking terkejutnya.

"Ini dikarenakan ada pertandingan yang akan dimulai bulan Oktober dan berlanjut sepanjang tahun ajaran, menyita banyak waktu dan tenaga para guru—tetapi aku yakin kalian semua akan sangat menikmatinya. Dengan kegembiraan luar biasa kuumumkan bahwa tahun ini di Hogwarts..."

Tetapi tepat saat itu terdengar gelegar guntur memekakkan telinga dan pintu Aula Besar menjeblak terbuka.

Seorang laki-laki berdiri di ambang pintu, bersandar pada tongkat panjang, memakai mantel bepergian berwarna hitam. Semua kepala di Aula Besar menoleh memandang orang asing ini, yang mendadak diterangi cahaya petir yang menyambar langit-langit. Dia menurunkan kerudung kepalanya, mengguncang rambut panjangnya yang beruban, kemudian berjalan ke meja guru.

Bunyi tok bergaung di seluruh aula setiap kali dia melangkah. Dia tiba di ujung meja guru, berbelok ke kanan, dan terpincang-pincang mendekati Dumbledore. Kilat menyambar lagi dan Chere, Ginny, serta Hermione memekik pelan.

Melody Potter and the Goblet of FireWhere stories live. Discover now