Chapter 15

89 20 2
                                    

Hari halloween esoknya merupakan hari sabtu, tidak ada kegiatan sekolah. Aula depan pun penuh dengan anak-anak yang mengerumuni Piala Api, entah mereka yang ingin mendaftar turnamen atau mereka yang hadir untuk melihat saja.

Maka dari itu Melody dan teman-temannya pergi ke lapangan Quidditch untuk bermain Quidditch bersama. Ketika mereka sedang setengah jalan menentukan tim, beberapa murid lain bergabung sehingga sekarang ada dua tim dari tiga asrama berbeda (Gryffindor, Hufflepuff, dan Ravenclaw) yang bertarung menggunakan bola mainan. Melody dan Chere yang buruk sekali dalam terbang, duduk di kursi penonton, memperhatikan sembari memberikan dukungan.

"Ginny hebat sekali!" kata Melody, ternganga mengawasi Ginny yang mengambil posisi Chaser di tim satu, terbang ke sana ke mari menghindari anggota tim lawan dengan bola di tangannya.

"Kurasa kalau dia mau bergabung dengan tim Gryffindor, pasti akan langsung diterima." Kata Chere, dan Melody mengangguk setuju.

"Ah benar juga, aku lupa belum membuka suratku." Kata Chere sembari mengambil tasnya dari atas bangku penonton di samping tubuhnya lalu memindahkannya ke pangkuannya.

Ketika sarapan tadi, sebuah surat datang untuk Chere, namun ia belum sempat membukanya karena Aula Besar berisik sekali, jadi begitu selesai makan, mereka langsung pergi.

"Dari siapa?" tanya Melody, mengintip ke arah surat.

"Dari orangtuaku," jawab Chere sembari tersenyum. "Mereka mengirimkan foto kucing keluarga kami."

"Kalian punya kucing?" tanya Melody.

Chere mengulurkan dua buah foto pada Melody. Gadis itu menerimanya kemudian memandanginya. Pada kedua foto itu ada seekor kucing berbulu putih lebat sekali dengan kedua mata berwarna biru muda, di sampingnya ada seekor kucing jingga berbulu pendek dengan kedua mata berwarna kuning. Di antara kedua kucing tersebut ada tiga ekor kucing kecil, satu berwarna putih, satu berwarna jingga, dan satu lagi berwarna belang putih-jingga.

"Wah mereka cantik..." kata Melody, kagum.

Chere tersenyum senang, "yang jingga ini namanya Milo, jantan. Yang putih ini namanya Evie... kemudian anak-anak mereka, Cora, Yara, dan Snow." Ia memberitahu sembari menunjuk foto di tangan Melody.

Melody tersenyum, "keluargamu punya selera yang unik dalam memberi nama kucing." Katanya.

"Pemiliknya saja punya nama yang unik, tentu hewan peliharaannya juga." Kata Chere.

Melody mengangguk sembari mengembalikan foto di tangannya pada Chere, "benar juga, aku tidak pernah dengar orang dengan nama Chere kecuali kau. Artinya apa?" katanya.

"Itu bahasa Prancis, artinya darling atau buah ceri." Jawab Chere.

"Bahasa Prancis? Keluarga kalian dari Inggris, kan?"

"Mum bilang nenek buyut kami orang Prancis."

Melody ber-oh pelan sembari mengangguk mengerti. Ini pertama kalinya ia mendengar hal tersebut dan dalam hati senang karena akhirnya tahu. Kapan lagi Chere akan menceritakan tentang keluarganya jika bukan sekarang? Mungkin ia bukannya tidak cerita, tapi karena tak ada yang tanya.

"Rupanya teman-temanku punya hubungan dengan Prancis ya," kata Melody riang. "Kau, Daniel, dan Pierre, semuanya keturunan Prancis."

Chere mengekeh pelan, "benar juga..." katanya.

"Tapi, aku baru tahu kau punya kucing... harusnya kau bilang. Kenapa tidak bawa salah satunya ke Hogwarts?" tanya Melody.

Chere ber-hm pelan lalu menunduk memandang foto kucing-kucingnya, "Evie baru melahirkan musim semi ini. Jadi anak-anaknya belum bisa kubawa... selain itu, aku khawatir karena lingkungan Hogwarts kan berbeda dengan dunia Muggle."

Melody Potter and the Goblet of FireWhere stories live. Discover now