Chapter 22

90 20 0
                                    

Dear Melody,

Melody, aku senang sekali kau dan Harry sudah berdamai serta saling memahami. Ini adalah berita yang sangat menggembirakan, sampai aku bahkan tersenyum lebar sekali saat membaca surat darimu. Semoga kedepannya hubungan baik kalian selalu bertahan.

Lalu bagaimana dengan kabar tugas kedua Harry? Apakah dia sudah ada kemajuan dengan telur aneh yang kau ceritakan itu? Kabari aku juga tentang itu ya!

Kemudian kau bilang latihanmu semakin lancar, kan? Kau sudah menguasai lebih banyak mantra penyerangan sekarang?

Kemarin aku menerima surat dari Daniel, dia menceritakan tentang kemajuanmu. Katanya sejak kau berdamai dengan Harry, konsentrasimu jadi sangat bagus. Kurasa berdamai dengan orang terdekat kita menjadi pengaruh yang cukup tinggi untuk kita ya?

Nah Melody, dengan begini aku berharap kau bisa lebih santai lagi dalam menjalani latihanmu. Jangan merasa tertekan atau terbebani, dan langsung istirahat jika kau lelah. Jangan menyerah dalam pelatihanmu, tapi juga jangan paksakan diri.

Sekali lagi, aku ikut senang. Semoga setelah ini pun hal-hal baik akan terus menghampirimu. Lalu sebelum aku mengakhiri surat ini, aku ingin mengucapkan Selamat Natal! Semoga liburanmu menyenangkan! Bersenang-senanglah selama liburan ini. Sampaikan salamku pada Harry dan teman-temanmu. Dan jangan khawatirkan aku, aku baik-baik saja.

Akhir kata, kabari aku terus, aku menunggu surat-surat darimu.

Remus

Melody tersenyum membaca surat pemberian Remus tersebut. Surat itu datangnya pagi ini, bersamaan dengan hadiah Natal berupa sepaket coklat, buku catatan baru yang desainnya kuno—Melody suka desain seperti ini, serta sarung tangan hangat berwarna merah marun.

Tak terasa sekarang sudah Hari Natal, dan kamarnya lebih ramai dari pada dua tahun sebelumnya selama ia bersekolah di Hogwarts, mungkin karena si kembar Elizabeth dan Emilie untuk pertama kalinya tidak pulang ke rumah untuk liburan, jadi anggota kamar mereka tetap lengkap.

"Selamat Hari Natal~!" kata Ginny sembari keluar dari kamar mandi, dia sudah mengenakan jumper rajutan baru pemberian ibunya.

"Selamat Hari Natal juga, Ginny..." kata Melody, ia tersenyum selagi melipat surat dari Remus dan memasukkannya ke dalam nakasnya dengan hati-hati.

"Tadi Dobby datang ke sini," kata Ginny sembari meraih sebuah bungkusan di atas tempat tidurnya, "dia ingin menemuimu, tapi karena dia peri rumah laki-laki, Dobby tidak bisa naik ke sini."

"Benarkah?" tanya Melody, mengerutkan dahi.

Ginny menganggukkan kepalanya, "dia ingin memberimu ini." Katanya, mengulurkan bungkusan berwarna merah menyala dengan motif rusa kutub pada Melody.

"Dia memberiku hadiah?" tanya Melody, mengerutkan dahi tetapi tersenyum saat menerima bungkusan tersebut.

"Yap~ Kau harus membalasnya tahu?" kata Ginny.

Melody mengangguk, "tentu saja." Katanya, dan dengan riang gadis itu pun membuka bungkusan tersebut.

Isinya adalah dua kaus kaki, yang satu berwarna putih dengan motif bunga berwarna merah, dan satunya lagi berwarna coklat dengan motif emoji senyum.

Melody mengekeh, "manis sekali~" katanya.

"Dia juga memberi kami hadiah." Kata Chere, memegang kaus kaki berwarna hijau dan merah di tangannya. Yang hijau bermotif buah anggur sedangkan yang merah bermotif kelinci putih.

"Dia pasti membelanjakan semua uang gajiannya..." kata Melody takjub, "aku harus memberinya sesuatu yang layak." Dan Melody pun segera turun dari tempat tidurnya, lalu menarik koper dari bawah ranjangnya, "mungkin pakaian lamaku yang sudah kekecilan akan pas untuk Dobby."

Melody Potter and the Goblet of FireWhere stories live. Discover now