08. A - Insiden Kerasukan

34.2K 4.2K 209
                                    

Buat pembaca lama mungkin udh pernah baca. Tapi buat yg belum baca, ini bukan part baru ya guys, tapi part 8 yang pernah aku unpublish dulunya. Aturannya ini part 8 dan next part yang hak asuh ben itu part 9. Tapi karena aku pengen cepatin alur marriage-nya, aku unpublish   part ini.

Mohon maaf jika part ini kurang lucu dan garing, karena Author masih banyak belajar dan punya banyak kekurangan. 

Tulisan akan direvisi setelah tamat. 

Perhatiaaan!!!! Part mengandung unsur 18++  bukan dari segi adegan, tapi lebih tepatnya jokes para tokoh yang mengarah pada 18+. 

Tinggalkan jejak yaa sooobbbbbb!

Tinggalkan jejak yaa sooobbbbbb!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*** 

Satu hal yang tidak bisa diperbaiki Ilana adalah kebiasaan tidurnya yang buruk. Seperti saat ini—Ilana tidur dengan posisi menungging—dan parahnya, gadis itu sedang haid. Entah berapa banyak darah kotornya menyebar di kasur Atlan. Di belakangnya, Ben duduk bersandar, menjadikan bokong Ilana sebagai sandaran kepala seraya memainkan botol susu kosong.

"Mumuuuu, canyanyanyah, manyanyanyah, hehehe." Ben berceloteh sendiri seraya tertawa menggemaskan. Ompolnya merembas masuk ke sela-sela bed cover, membaur dengan darah mens Ilana.

Tak berselang lama, pintu kamar dibuka. Pergerakannya membuat Ben menoleh dengan mata membulat. "Ana—ASTAGA! KAMAR GUEEEEE!"

Atlan berdiri di ambang pintu dengan tubuh bergetar, muka memerah hingga telinga, rambut kusut seperti habis kalah main lotre. Lelaki dua puluh satu tahun itu semakin shock melihat kasurnya yang sudah tak berbentuk karena dua manusia yang tidur di atas sana.

"Pupuuu Mumuuuu!" Ben bersorak girang tanpa beban. Keningnya yang terluka seolah tak lagi menimbulkan rasa sakit. Bayi itu menghentak-hentakkan pantatnya ke atas kasur, membuat springbed itu bergoyang.

"Ka—kalian," tunjuk Atlan pada Ilana dan Ben seraya bernapas naik turun. "KAK MEI, LO BERNIAT MAU BUNUH GUE, YA? KASIHANI GUE DIKIT KAAAAAAK!" pekik Atlan dramatis, kemudian mencengkram rambut bagian depan kepalanya.

Suara lengking Atlan berhasil membangunkan Ilana. Gadis itu mengucek mata, lalu menggelinjang kegelian begitu menyadari Ben bersandar di bokongnya. "Aduh, hahaha!" tawa Ilana pecah seketika. Detik setelahnya, Ilana meloloskan kentut dari pantatnya yang sedang menungging.

Setelah memperbaiki posisi tidurnya dengan menggulingkan tubuh ke samping kanan, Ilana mengangkat wajah, menoleh tak berdosa ke arah Atlan. "Keaaan, muka lo kenapa kayak gitu? Kak Mei masih ada, 'kan?"

"Anj—"

"YA AMPUN BUBU, BEHA MUMU KOK ADA SAMA BUBU?" pekik Ilana histeris tatkala melihat Ben memainkan bra yang ia lepas semalam dengan menjadikan benda itu kaca mata.

BENUA ATLANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang