19. Mimpi Atau Nyata (?)

40.9K 3.6K 150
                                    

Haloooo! Terimakasih untuk 126 komentarnya di bab sebelumnya, ya???? Masih sama seperti kemarin, challange next bab fast up berikutnya hanya setelah komen bab ini mencapai 50 komentar. Sipp????

Kira-kira, yang kemarin itu mimpi apa bukan, ya??? Jawabannya ada di part ini. Harap jangan skip-skap-skip! Enjoyyy yaaaa.

Sudah kubilang dari awal, ini berisi konten 17+ atau 18+? Aku juga nggak tahu. Lempeng banget aku ya Rob!! :( tapi meski begitu, jatuhnya ke komedi. Harap buat yang bully, skip aja gapapa. Ini tidak mengandung adegan ranjang ataupun adegan dewasa. Cuma aku mau tekankan juga, konten 18+ itu bukan cuma berisi adegan seksual. Tapi berbagai umpatan dan kata kasar. Jadi aku taruh aja sekalian di konten 18+ karena bahasa dalam novel ini sedikit ceplas-ceplos serta beberapa scane yang kurang layak aja dibaca pas puasaa. HAHAHAHA (Ketawa Gede).

Selamat tertawa dan berbahagia membaca part ini!!!

Selamat tertawa dan berbahagia membaca part ini!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

"Sesuai janji tadi. Kalau ketangkap ... gue kasih hadiah."

Dahi Ilana berkerut dalam mendengar bisikan Atlan barusan. Terlebih saat Atlan menyeringai, lalu menarik pinggangnya agar posisi mereka lebih dekat lagi. Dan dalam sekejap mata saja, dapat Ilana rasakan bagaimana bibir Atlan menyapu lembab pipinya. Mengecup begitu pelan dan lembut, hingga Ilana mengerjap sembari mencengkram baju Atlan untuk menyalurkan euforia dalam tubuhnya.

Setelah menjauhkan wajah, Atlan tersenyum kecil. "Hadiah jadi istri ..." bisiknya penuh rayu. "One more ..." Lalu kecupan Atlan mendarat tepat di bibir Ilana.

Atlan tersenyum lembut. Ditatapnya Ilana lebih seduktif. Akan tetapi, baru saja Atlan memindahkan tangannya ke leher Ilana, gadis itu membeku di tempat dengan mata menyalang, memandanginya dengan tatapan kosong. Hal itu membuat Atlan mengerutkan dahi.

"Na? Kok bengong?"

Tidak ada jawaban dari Ilana. Tubuh gadis itu bergetar-getar. Belum lagi keringat yang keluar dari pori-porinya.

"Astaga, lo ngelamun?"

Atlan melambai-lambaikan tangannya ke wajah Ilana. Namun tetap saja gadis itu bergeming. Hal itu membuat muka Atlan terlihat cemas.

"Ana, jangan bikin gue panik-"

Kalimat Atlan terpotong begitu saja serta matanya membelalak ketika Ilana mengendus-ngendus leher bagian depannya dengan hidung, lalu mengecupnya lembut. Dapat dirasakan terpaan napas gadis itu menyapu kulitnya. Dalam sekejap mata, pipi Atlan memerah, perutnya bergejolak seperti diterbangi ribuan kupu-kupu.

"Na, lo nguji iman gue?" lirih Atlan yang sudah tidak lagi tahan akan perlakuan gadis ini. "Ya udah, ayo. Gue udah 'on fire' ini!"

Tidak ada jawaban. Hanya saja, gerakan Ilana semakin melemah, pun dengan tangannya yang tiba-tiba terkulai-jatuh ke sisi kanan dan kiri tubuhnya. Dalam keadaan masih mengunci lengan Ilana, Atlan merasakan gadis itu mendengkur halus. Bahkan kulit lehernya terasa basah karena ingus. Detik itu juga, Atlan mengepalkan tangan. Ternyata Ilana sudah tidur duluan sebelum ia sempat menyentuhnya.

BENUA ATLANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang